8 Perbedaan Kolonisasi Belanda dan Inggris, Rasanya Bikin Ingin Mengulang Waktu

Masih dalam semangat kemerdakaan, sudah 72 tahun lamanya kita terbebas dari tangan penjajah. Meski tentunya masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan, kita patut bersyukur bisa menyongsong masa depan sebagai bangsa merdeka. Sejak dahulu kala Indonesia memang telah terkenal dengan kekayaan alamnya, bahkan sampai jadi incaran banyak bangsa asing. Dari bangsa penjelajah pertama Portugis sampai negara Matahari Terbit Jepang, pernah mencoba menduduki nusantara. Seperti yang pastinya kita ketahui bersama, Belanda adalah negara yang paling lama menjajah Indonesia.

Walaupun sudah 72 tahun lamanya, warisan dan bekas kolonialisme jelas masih bisa ditemukan di Indonesia. Bahkan jika melihat kondisi negara-negara eks atau bekas jajahan seperti Indonesia, ada sebuah pola menarik yang teramati. Ternyata perkembangan negara eks koloni itu sedikit banyak dipengaruhi oleh siapa penjajahnya. Wajar juga sih sebenarnya karena penjajahan banyak yang berlangsung hingga ratusan tahun lamanya. Saking bedanya ‘nasib’ negara-negara bekas jajahan, sampai ada yang menyebut Inggris sebagai penjajah terbaik karena bekas jajahannya sekarang termasuk negara yang cukup maju.

Lihat saja di lingkup Asia Tenggara sendiri. Negara-negara bekas jajahan Inggris seperti Singapura dan Malaysia, memiliki pendapatan per kapita tertinggi. Meski pastinya tidak ada satu pun negara yang ingin dijajah, tapi jika bisa memilih, mungkin akan banyak orang yang lebih pilih dijajah Inggris. Dengan pengalaman Indonesia sebagai jajahan Belanda, jadi penasaran aja sih apa dan bagaimana penjajahan Inggris dan Belanda bisa berbeda. Yuk simak perbedaannya yang sudah Hipwee News & Feature rangkum ini!

Meski banyak teori yang berkembang, tampaknya semuanya setuju pada satu hal : pasukan Inggris membawa serta semua keluarganya untuk menetap di tempat baru. Beda dengan penjajah lain

Penjelajah Eropa lain seperti Belanda, fokusnya hanya ingin menaklukan tanpa menetap lama. Bahkan sebelum 1870, ada larangan untuk membawa istri via www.hipwee.com

Mungkin karena memang sudah berencana menetap lama dari dulu, tidak heran jika sampai sekarang jumlah negara-negara persemakmuran Inggris masih banyak

Commonwealth Day 2017 vs bekas wilayah Belanda yang semua sudah merdeka via www.hipwee.com

Bukan hanya keluarganya saja yang dibawa pindah, segala teknologi dan sistem yang sudah maju di Inggris juga ‘diangkut’ ke negara-negara jajahannya. Biar warga Inggris sendiri juga nyaman

Negara-negara bekas jajahan Inggris seperti Singapura, biasanya punya sistem kota yang lebih teratur via www.hipwee.com

Sedangkan Belanda, membangun kota yang tertib dan teratur di wilayah barunya tampaknya bukan prioritas. Semua infrastruktur dibangun untuk ‘mengeruk’ kekayaan alam sebanyak-banyaknya dalam waktu secepat mungkin

Kebanyakan bekas jajahan Inggris seperti Australia justru wilayahnya kosong dan tidak sekaya Indonesia via www.hipwee.com

Kalau Belanda sangat profit-oriented dan terobsesi dengan sumber daya alam, Inggris tampaknya masih punya waktu meningkatkan kualitas sumber daya manusia di wilayah jajahannya

Dari olahraga, sistem pendidikan, dan berbagai norma sosial Inggris banyak yang ‘diturunkan’ ke negara-negara jajahannya. Sepertinya tidak begitu di eks wilayah Belanda via www.hipwee.com

Begitu juga persoalan bahasa. Apalagi ketika Bahasa Inggris adalah bahasa dunia, negara-negara eks jajahan Inggris yang fasih berbahasa Inggris, memiliki keuntungan

Berapa persen dari orang Indonesia yang bisa berbahasa Belanda? via www.hipwee.com

Bahkan katanya kultur korupsi di Indonesia berakar dari zaman penjajahan Belanda. Banyak petinggi kerajaan zaman dulu bekerjasama dengan pemerintah Belanda demi mendapat keuntungan

Sistem legal Inggris yang cukup kuat sejak dulu juga sudah ditanamkan di negara-negara jajahannya via www.hipwee.com

Bagaimana pun juga yang namanya penjajahan itu mengerikan. Bahkan sebenarnya negara persemakmuran Inggris, Australia, hingga kini masih dipertanyakan pertanggungjawabannya terhadap suku asli Aborigin

Pendatang dari Inggris yang akhirnya menetap di Australia dan Amerika, dituduh tidak hanya menjajah tapi juga ‘menghilangkan’ suku asli via www.hipwee.com

Jadi perlu dibuat catatan bahwa kemajuan di negara-negara bekas jajahan Inggris itu mungkin terjadi justru karena kendali pemerintah Inggris yang sangat kuat. Meski sistem negaranya sangat rapi dan maju, bisa jadi kebebasan warganya terbatasi. Memang menarik melihat bagaimana berbedanya pola penjajahan dua negara besar yang dulu sempat merajai dunia. Tapi yang lebih penting untuk diingat adalah fakta bahwa masa depan negara-negara bekas jajahan seperti Indonesia, ada di tangan negara itu masing-masing. Bukan di tangan Inggris maupun Belanda. Kalau masih merasa terbayangi atau terpengaruhi dengan mental sebagai negara jajahan, berarti kita belum sepenuhnya merdeka. Yuk merdekakan diri dan terus bangun Indonesia yang lebih maju lagi!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE