Bukannya Ditolong, Malah Direkam. Viralnya Video Kecelakaan di Kemayoran Ini Sangat Menyedihkan

Kecelakaan yang diduga terjadi di Kawasan Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran, Jakarta Pusat, itu tiba-tiba viral di sosial media. Bukan masalah skalanya. Sebagaimana dilansir Kompas , kecelakaan tersebut mungkin memang ‘cuma’ melibatkan motor dan mobil saja. Namun yang bikin viral adalah kelakuan masyarakat di sekitarnya.

Advertisement

Kalau sudah melihat videonya, kamu pasti juga bisa melihat realita menyedihkan yang makin sering kita temui belakangan ini. Ya, dalam video tersebut tak satu pun orang-orang di sekitar yang terlihat menolong korban. Alih-alih menolong, yang ada mereka justru sibuk merekam kejadian menyedihkan ini. Nggak peduli apa yang terjadi di depannya, zaman sekarang kayaknya refleks pertama kebanyakan orang itu jadi narik HP dulu. Terkadang emang penting sih untuk menyediakan informasi pertama dari lokasi kejadian, tapi lama-lama kok perilakunya jadi makin nggak manusiawi ya…

Menolong korban memang tak boleh sembarangan, namun bukan berarti kamu harus ‘membiarkannya’ terkapar di tengah jalan

Jangan dibiarkan via kriminalitas.com

Dalam video yang disebarkan akun TheNewBikinGeregetan, terlihat jelas bahwa tak ada warga pun yang menolong si korban. Padahal korban jelas-jelas terkapar di tengah jalan, mereka cuma menengok dan kemudian berjalan melewati korban seakan tak ada kejadian apa-apa.

Advertisement

Oke, mungkin mereka takut konsekuensi dan repotnya jika mereka memilih untuk berhenti dan menolong korban. Namun bukan berarti mereka harus diam saja dan tak berbuat apa-apa. Bahkan nggak ada loh yang terlihat peduli dengan si korban, ini yang bikin makin nyesek. Semoga saja dari sekian banyak orang yang memegang HP, ada yang benar-benar mengambil langkah taktis seperti menelepon ambulans atau polisi. Bukan hanya sibuk update di lini masanya.

Parahnya, banyak dari mereka yang terkesan mengejar eksistensi. Daripada menolong, banyak yang lebih memilih merekam dan menyebarkan kejadian ini

Malah direkam, kan sedih ya… via instagram.com

Kejadian ini tak cuma sekali dua kali. Di era modern ini, banyak masyarakat yang lebih memilih untuk merekam suatu kejadian daripada repot melakukan sesuatu untuk memperbaikinya. Seperti kecelakaan yang diduga terjadi di Kemayoran ini atau kasus perempuan telanjang yang jadi viral kemarin. Coba saja lihat, bahkan si perekam video sama sekali tak ada tanda-tanda untuk berhenti, menolong, atau sekadar bertanya.

Mungkin inilah dampak negatif yang cukup mengkhawatirkan dari era sosial media seperti sekarang. Demi popularitas dan eksistensi, orang-orang lebih memilih untuk mengabadikan sebuah bencana dulu dibandingkan langsung menolong dan bereaksi pada kejadian yang terjadi di depan matanya. Mungkin niatnya sih bagus untuk menerapkan konsep citizen journalism untuk melaporkan dan memberi informasi pertama dari lokasi kejadian. Namun tetap saja prioritas utama adalah menolong korban. Apa gunanya mengabarkan kalau ada kecelakaan atau bencana, tapi enggan menolong si korban?

Advertisement

Apakah ke depannya kita bakal melihat semua hal dari lensa layar terlebih dulu? Nggak heran sih kalau lama-lama rasa kemanusiaan kita hilang

Cuma seorang perempuan berusia lanjut saja yang tampaknya menikmati parade dengan ‘mata’-nya sendiri via dailymail.co.uk

Realita menyedihkan ini jelas bukan hanya terjadi di Indonesia saja, tapi sudah jadi fenomena global. Mungkin awalnya berpikir, wah sekarang seru ya bisa merekam apapun jadi kita bisa menyimpan lebih banyak memori. Bukan lagi cuma peristiwa penting seperti ulangtahun atau kelulusan yang didokumentasikan, sekarang banyak yang merekam hidupnya tiap hari dan mengunggahnya ke Youtube atau Instagram. Tiap momen bisa direkam, disimpan, dan dibagikan.

Tapi tampaknya kemudahan yang kita dapat dari kemajuan teknologi itu, pada saat yang sama juga membuat manusia makin apatis dan lebih tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Dulu Indonesia mungkin memang terkenal dengan prinsip gotong royong dan kepeduliannya terhadap sesama. Cuma kalau lihat peristiwa seperti ini, prinsip itu tampaknya memang makin terkikis. Dalam kasus kecelakaan ini, kalau memang benar-benar peduli, harusnya masukkan kembali ponselmu dan berikan pertolongan pada korban. Setidaknya kalau merasa takut dan nggak mumpuni untuk memberi pertolongan, panggil ambulans atau pihak yang berwenang.

Memang sih memberi pertolongan yang asal berbahaya juga bagi korban, namun bukan berarti kamu diam saja. Coba deh lakukan hal ini

Pertolongan pertama juga harus hati-hati via cloudinary.com

Harus diakui memang, melihat korban kecelakaan di jalan memang menimbulkan dilema tersendiri bagi kita. Mau menolong tapi takut salah, diam saja pun sebenarnya nggak tega. Sebetulnya cara yang paling benar adalah sesegera mungkin memanggil ambulans dan pihak yang berwenang. Namun selama menunggu ambulans datang, kamu bisa membantu menghentikan pendarahannya dengan menekan luka dengan kain yang steril.

Memindahkan korban juga tak boleh asal-asalan, kalau salah justru cedera korban bisa makin parah. Dalam kasus ini cara paling aman adalah untuk mengamankan arus lalu lintasnya. Kalau memang mau memindahkan korban, daripada di angkat lebih baik diseret saja, tapi beri alas ya di bawah tubuh korban. Nah kamu mau memilih untuk melakukan apa dulu, yang jelas jangan cuma merekam dan lalu membiarkan korban begitu saja!

Memang sih bisa jadi video yang tersebar di sosial media ini bisa jadi video lama. Bahkan setelah menonton videonya dan menelurusi kasus ini pihak kepolisian mengatakan tak ada laporan sama sekali. “Sudah kami cari, enggak ada. Kami sudah cek di rumah sakit. Di Polsek juga enggak ada laporan,” begitu kata Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Komisaris Besar Suyudi Ario Seto, dikutip dari Tempo . Namun tetap saja isi video ini tak berbohong. Masyarakat kita tampaknya sudah jadi egois dan gila eksistensi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat jatuh cinta, penyuka anime dan fans Liverpool asal Jombang yang terkadang menulis karena hobi.

CLOSE