Dunia Kesehatan Siaga Satu. Ada 12 Bakteri yang Tak Mempan Lagi Dibasmi Dengan Antibiotik

Antibiotik adalah obat ajaib untuk umat manusia. Obat yang membasmi atau menekan pertumbuhan bakteri ini, digunakan untuk membantu proses penyembuhan banyak kondisi medis. Dari penyakit berat hingga flu yang tidak kunjung berhenti, hampir semua orang pasti pernah diberi resep antiobiotik dari dokter. Meski penggunaanya luas, antibiotik tetap harus diminum sesuai resep dokter. Hipwee sebelumnya pernah membahas apa saja risikonya jika kamu tidak menghabiskan antibiotik di sini. Nah baru saja ada pengumuman resmi dari World Health Organization (WHO) atau badan kesehatan dunia terkait antibiotik yang wajib kita semua tahu.

Untuk pertamakalinya dalam sejarah, WHO baru saja mengeluarkan daftar 12 bakteri paling berbahaya yang dikhawatirkan sudah tidak bisa lagi disembuhkan dengan antibiotik. Bukan bermaksud menakuti-nakuti, WHO ingin meningkatkan kewaspadaan masyarakat karena banyak bakteri yang makin kebal dengan antibiotik paling kuat sekalipun. Kenapa bisa kebal? Selain gara-gara banyak orang minum antibiotik sembarangan, bakteri ternyata bisa beradaptasi untuk bertahan. Maka dari itu WHO mendorong dimulainya lebih banyak penelitian untuk obat-obat baru sesegera mungkin.

Daftar bakteri yang dirilis WHO terbagi menjadi tiga level, yaitu: critical, high, dan medium. Mau tahu bakteri apa saja yang masuk ke sana? Simak ulasan Hipwee News & Feature ini.

Ada 12 jenis bakteri yang ditetapkan sebagai monster oleh WHO. Tiga di antaranya menjadi prioritas paling berbahaya, salah satunya adalah esteria coli

Anak-anak paling rentan terhadap diare via www.bbc.com

Di antara 12 patogen yang dirilis WHO, tiga diantaranya menduduki peringkat tertinggi alias paling berbahaya. Pertama adalah Acinetobacter, yang menyebabkan berbagai penyakit mulai dari infeksi luka, darah, hingga pneunomia. Kedua adalah Enterobacteriaceae yang di dalamnya termasuk Esteria Coli. Bakteri ini yang kita kenal menyebabkan diare. Meski dianggap sepele, diare menjadi penyebab kematian ratusan ribu anak-anak di seluruh dunia setiap tahunnya.

Ketiga adalah keluarga bakteri Pseudomonas yang menyebabkan berbagai infeksi, khususnya terhadap orang yang daya tahannya sedang lemah dan bisa berakibat fatal bila menginfeksi orang yang sedang sakit. Ketiga genus bakteri itu sudah kebal dengan berbagai antibiotik, termasuk Carbapenems dan generasi ketiga Cephalosporins, yang dianggap sebagai antibiotik terbaik untuk mengatasi bakteri bandel.

Meski tak sekritis level pertama, bakteri yang termasuk high dan medium dalam daftar ini patut diperhatikan

Sering cuci tangan untuk hilangkan kuman via www.theatlantic.com

Di level high ada Genus Salmonella, salah satunya adalah Salmonella Typhi. Bakteri ini kita kenal sebagai biang kerok penyakit tifus. Bila antibiotik tak mempan lagi, mungkin kita harus kembali ke obat tradisional seperti cacing. Kemudian ada juga bakteri penyebab penyakit kencing nanah seperti GonorrheaEnterococcus faecium, Staphylococcus aurius, Helicobacter pylori, dan campylobacter spp.

Sementara di level medium, ada Streptococcus Pneumoniae yang menyebabkan berbagai penyakitan berhubungan dengan saluran pernapasan hingga abses otak. Kedua ada Haemophilus influenzae. Meski namanya influenza, bakteri ini lebih menyebabkan pneumonia dan meningitis daripada flu. Terakhir adalah bakteri Shigella spp. Penentuan daftar ini didasarkan pada besarnya ancaman terhadap kesehatan (termasuk jumlah kasus yang berakibat fatal), dan tingkat urgensi penemuan antibiotik barunya.

Di Amerika Serikat, ada bakteri MRSA yang seramnya luar biasa. 11.ooo orang sudah meninggal karenanya

Bakteri penyebab MRSA via www.drweil.com

Salah satu bakteri yang resisten lainnya adalah MRSA, infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakter Staphylococcus aurius. Bakteri ini biasa terdapat di kulit dan rongga hidung manusia yang umumnya tidak berbahaya. Namun menjadi bahaya ketika bakteri tersebut masuk dalam kulit manusia dan menyebabkan infeksi. Bila tidak dihentikan, infeksi yang tadinya menyerang kulit bisa menyerang organ-organ vital. Di Amerika belasan ribu orang menemui ajal karena penyakit ini. Seperti namanya Methicillin-resistant Staphylococcus aurius, bakteri ini sudah kebal terhadap antibiotik kelompok methicillin.

Pemberian resep dokter yang berlebihan besar peranannya. Kebanyakan antibiotik membuat bakteri kebal

Antibiotik sering disalahgunakan via www.youtube.com

Antibiotik dijadikan sebagai obat yang tidak bisa dijual belikan secara bebas seperti obat batuk tentu ada alasannya. Pemakaian antibiotik harus benar-benar diperhatikan. Sebab terlalu sering mengonsumsi antibiotik justru berakibat bahaya. Sebagaimana manusia yang semakin terjal ujian hidupnya semakin kuat, bakteri pun sama. Terus menerus digempur dengan antibiotik membuat bakteri jadi kebal. Karena itulah, bila penyakitnya hanya flu dan batuk, antibiotik bukan obat yang seharusnya diberikan.

Kecepatan ‘adaptasi’ bakteri ini benar-benar mengkhawatirkan. Karenanya WHO terang-terangan meminta penelitian ditingkatkan

WHO yang biasanya bergerak dalam diam, untuk mencegah kepanikan warga dunia, kini terang-terangan mengumumkan darurat untuk bakteri kebal antibiotik. Diperkirakan para ahli kesehatan akan segera mengadakan pertemuan di Berlin untuk membahas solusi atas persoalan ini.

“Kita butuh antibiotik yang efektif untuk sistem kesehatan kita. Kita harus bergabung untuk mengambil tindakan sekarang demi kesehatan di masa depan. Karena itu kami akan mendiskusikan dan mengusahakan fokus dunia untuk memerangi bakteri resisten ini. Daftar pertama WHO atas prioritas patogen adalah alat utama yang pendting untuk mengarahkan penelitian dan penciptaan antibiotik baru.” Ujar Herman Grohe, Menteri Kesehatan Jerman.

Semakin berkembangnya bakteri yang kebal terhadap antibiotik, berarti semakin banyak penyakit yang sulit diobati. Dalam speechnya, Bill Gates pernah menyinggung soal penyakit pandemic yang mungkin mengancam kesehatan dunia dalam satu dekade mendatang. Tak hanya penyakit mematikan seperti Ebola di Afrika, penyakit sesederhana flu pun nyatanya bisa menjadi wabah yang berbahaya. Karena itu, dunia kesehatan dan kita semua wajib siaga untuk mencari solusi bersama.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi