Restoran Inggris Denda Pelanggan yang Sisakan Makanan. Ini 4 Cara Unik Kurangi Limbah Pangan Dunia

Kalau kamu mau menengok sedikit saja kondisi yang ada di Afrika sana, ada banyak warganya yang kekurangan makanan. Kasus kelaparan dan kekurangan gizi sudah sering terdengar dari sana. Ah, nggak usah jauh-jauh deh. Di Indonesia sendiri saja, masih ada kok kasus warga kekurangan pangan dan kurang gizi di daerah-daerah pelosok. Kondisi yang bagaikan bumi dan langit jika mengingat begitu banyaknya sampah makanan yang menumpuk dari kafe, restoran, maupun supermarket di kota-kota besar tiap harinya.

Advertisement

Setiap tahun tercatat bahwa dunia membuang lebih dari 1,3 miliar ton makanan dan diprediksi akan terus bertambah jika melihat pola konsumerisme masyarakat yang makin tinggi. Masalah tingginya sampah makanan ini bisa jadi ancaman serius, terutama di zaman sekarang dimana pasokan makanan kita menipis karena efek pemanasan global. Meski kesadaran akan betapa seriusnya masalah ini masih kurang di Indonesia, ternyata ada beberapa negara yang telah mengambil langkah serius untuk mengurangi jumlah sampah makanannya.

1. Karenanya ada aturan soal makanan yang masih layak dikonsumsi, wajib didonasi. Beberapa negara sudah menerapkan aturan ini

Donasikan biar berkah

Donasikan biar berkah via Change.org

Perancis adalah negara pertama yang menerapkan aturan tersebut. Guna membantu warga yang kekurangan makanan, pemerintah Perancis mewajibkan supermarket untuk mendonasikan makanan mereka yang tak laku dijual. Selama masih layak dikonsumsi, makanan tak terjual tersebut wajib diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Kalau mangkir, supermarket tersebut tak akan ragu dikenai denda dan sanksi dari pemerintah.

Nah, Italia juga menerapkan kebijakan yang sama. Supermarket di Italia mendapat insentif untuk setiap makanan yang mereka donasikan. Meski beberapa kalangan menilai hal ini memberatkan anggaran negara, namun demi mengurangi sampah makanan pemerintah Italia tak ragu menjalankan program semacam ini.

Advertisement

2. Kalau nggak rela berbagi, bisa juga makanan sisa diolah jadi pupuk atau sumber energi. Lebih baik daripada dibuang, ‘kan?

Diolah jadi energi

Diolah jadi energi via www.waste360.com

Agar tak jadi mubadzir dan dibuang sia-sia, makanan sisa bisa digunakan sebagai sumber energi. Sudah banyak penelitian dilakukan untuk mengubah makanan sisa jadi sumber energi terbarukan. Salah satu caranya adalah dengan mengubah makanan tak termakan tersebut jadi bahan bakar alami — baik itu biofuel atau biogas. Untuk pengolahannya, tentu bantuan dari pihak-pihak terkait sangat dibutuhkan.

Selain itu, makanan sisa sehari-harimu juga bisa diolah jadi pupuk. Sudah banyak sekolah yang menerapkan kurikulum berbasis lingkungan dengan materi yang mengajarkan soal cara membuat pupuk kompos. Nah, kamu bisa menerapkan ilmunya di rumah dari sisa makanan sehari-hari. Hasilnya bisa dijual atau dipakai pribadi. Keren, ‘kan?

3. Regulasi dari beberapa restoran ini bisa jadi contoh. Orang-orang yang menyisakan makanan di piringnya bakal kena denda

Advertisement
Mau kena denda?

Mau kena denda? via mirror.co.uk

Untuk memerangi limbah makanan sisa, beberapa restoran sudah menerapkan regulasi spesial. Sebagai contoh Kylin Buffet, restoran masakan Cina yang terletak di Inggris ini tak ragu memberikan denda kepada siapa saja yang menyisakan makanan di piringnya. Pun demikian dengan Hayashi Ya. Restoran Jepang yang letaknya di Amerika ini pun memberlakukan kebijakan yang sama kepada pelanggannya. Di Arab Saudi sana, ada ‘Marmar’ yang menerapkan denda bagi pelanggannya yang sengaja menyisakan makanan di piring mereka.

Meski membuat beberapa pelanggannya kecewa, restoran-restoran tersebut tak ragu memberikan denda yang tinggi kepada pelanggannya yang ketahuan membuang makanannya. Tujuannya jelas. Mereka ingin mengurangi jumlah limbah makanan dunia serta memberi pelajaran kepada orang-orang bahwa menyisakan makanan itu bukan kebiasaan yang baik. Noted!

4. Atau mengolah kembali makanan sisa jadi menu baru. Di Indonesia sendiri sebenarnya banyak lho resep makanan yang secara tak langsung menganut prinsip ini, seperti nasi goreng

Seni memasak nasi goreng adalah seni mengolah makanan sisa

Seni memasak nasi goreng adalah seni mengolah makanan sisa via www.tokomesin.com

Di Indonesia, persoalan membuang-buang makanan sudah jadi masalah sejak dulu. Bahkan di Jawa ada sebuah pepatah yang bilang ‘Nek maem ojo nyiso. Mundak pithik e mati’ (Kalau makan jangan sampai sisa, bisa-bisa ayamnya nanti mati). Hal itu menandakan bahwa menyisakan makanan adalah tabiat yang dipandang kurang baik oleh masyarakat Indonesia.

Karenanya jika menyoal makanan sisa, Indonesia pun tak kalah kreatif dalam mengatasinya. Terbukti dari banyaknya olahan makanan sisa yang bisa kamu temukan di Indonesia. Nasi goreng dan berbagai olahan tempe sisa misalnya. Serta banyak menu lain yang menunjukkan betapa kreatifnya orang Indonesia jika harus dihadapkan dengan pengolahan makanan sisa. Yah, meski begitu sayangnya masih banyak orang Indonesia yang nggak sayang makanan dan malah memilih untuk membuangnya begitu saja… :'(

Nah mengingat masih banyak saudara kita yang kelaparan serta masalah limbah makanan yang ada di dunia, yuk mulai sekarang lebih kreatif lagi. Jangan langsung buang ya kalau udah nggak doyan sama makanannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat jatuh cinta, penyuka anime dan fans Liverpool asal Jombang yang terkadang menulis karena hobi.

CLOSE