Nggak Peduli Pakai Jilbab atau Baju Seksi, Semua Wanita Nyatanya Rawan Jadi Korban Pelecehan Seksual

“Kalau nggak mau dilecehkan, ya jangan pakai baju seksi!”

Sering kita mendengar imbauan macam itu ketika sedang diskusi atau sekedar mengobrol santai dengan kawan soal pelecehan seksual yang sering dialami wanita akhir-akhir ini. Padahal, pelecehan seksual atau dalam bahasa bulenya ‘sexual abuse‘ atau ‘sexual harassment‘, nggak melulu karena cewek pakai tanktop dan rok mini. Menurut saya, selama otak laki-laki masih buas, kasus pelecehan seksual juga akan sulit diberantas.

Salah satu buktinya adalah kasus yang baru-baru ini tersebar lewat aplikasi chat Line. Seorang pengguna bernama Novira Andreana menuliskan pengalamannya saat menjadi saksi pelecehan seksual yang dilakukan seorang pria kepada ibu-ibu paruh baya berjilbab di dalam angkutan umum! Lupakanlah sosok wanita seksi, berbadan montok, memakai baju ketat dan rok mini. Iya, korban pelecehan seksual saat itu adalah ibu-ibu berpakaian tertutup, yang mungkin anak-anaknya sekarang sudah duduk di bangku kuliah.

“Tadi pagi, gue di angkot jurusan ciledug-jombang dengan tujuan akhir ke stasiun sudimara, masih jam setengah delapan, dan angkotnya sepi. Tadinya ada tujuh orang termasuk gue di dalamnya, tapi lama-kelamaan cuma tinggal gue, korban, pelaku, dan satu bapak-bapak. Nggak lama, gue merasa ada yang aneh, ini kenapa bapak-bapak deket amat ke ibu-ibu duduknya? Terus, tangannya juga keliatan nggak di tempat yang seharusnya. Tangannya atau jarinya, lagi pelan-pelan meraba p***dara ibu-ibu tua di depan gue yang kebetulan agi ketiduran. Gue langsung melototin bapak-bapak itu, dan ngeliat lagi ke arah tangannya yang jadi gemeteran kayak orang ketangkep basah. Awalnya gue masih gak percaya, jadi gue perhatiin dia diem-diem. Kalian tahu apa? Ternyata dia masih berani megang-megang. Gue gemeteran, kaget, nggak tau harus apa, jujur gue takut banget, gue beneran gemeter lumayan hebat. Gue baru pertama kali melihat kejadian separah itu. Tapi gue sedikit bisa beraniin diri ngeliatin bapak-bapak itu sampe akhirnya dia nggak berani lagi, dan ibu-ibu tadi bangun. Gue pura-pura bertanya arah stasiun, Sampai di dalam stasiun, gue akhirnya berani bilang ke ibu itu dan Ibu itu gemeteran lebih hebat dari gue. Dia langsung periksa dompet dan uangnya, Alhamdulillah nggak ada yang hilang. Dia kaget bukan main sambil bilang “ya ampun, kok ada-ada aja sih, aku kan udah nenek-nenek.”

Dari kasus ini sih ada beberapa hal menarik yang sudah Hipwee News & Feature rangkum. Lumayan kan bisa jadi bahan kamu diskusi santai dengan teman-teman. Yuk, simak!

Pertama, ya soal stereotip lawas tentang wanita berpakaian seksi, yang kerap dipersalahkan atas setiap kasus pelecehan seksual di seantero dunia

Nggak cuma gara-gara pakaian kok! via www.employees-lawyer.com

Buang jauh-jauh deh pikiran tentang cara berpakaian wanita yang jadi satu-satunya alasan kenapa pria kerap berbuat mesum! Meskipun hal itu juga bisa saja jadi salah satu faktor pendorong, tapi mempersalahkan wanita mentah-mentah tanpa balik berpikir dari sudut pandang wanita itu sendiri juga salah lho. Ya sekarang lihat saja kasus yang menimpa ibu-ibu di angkot seperti yang sudah dibahas di atas. Ibu-ibu, memakai jilbab, berbadan subur, dan pakaiannya tertutup. Nyatanya juga nggak bisa lepas dari target pria mesum. Eits, tapi saya di sini bukan mau membenarkan mbak-mbak untuk berpakaian terbuka lho ya. Biar gimanapun, tindakan preventif itu sangat perlu!

Melihat kasus di atas, mungkin bahkan mbak-mbak yang pakai mukenah juga nggak bisa ‘lari’ dari imajinasi kotor kaum laki-laki

Sudah pakai pakaian tertutup jelas nggak menjamin via mashable.com

Duh, memang benar kalau ada orang bilang sekarang ini zaman sudah edan. Ya lihat aja kasus di atas. Kalau berkaca dari kasus tersebut bukan nggak mungkin perempuan yang pakai mukenah alias tertutup dari atas kepala sampai ujung kaki, bisa jadi korban para lelaki bejat. Bahkan pada beberapa kasus pelecehan ditemukan fakta kalau memang si pelaku mengidap kelainan seksual. Beberapa waktu lalu Hipwee News & Feature membahas soal kejahatan mesum di Facebook yang melibatkan ibu hamil! Cek artikelnya di sini.

Hal lainnya adalah soal lokasi kejadian. Nggak cuma tempat sepi aja yang bisa memfasilitasi para lelaki berbuat tak senonoh pada perempuan lho

Pelaku nggak peduli tempat via www.councilofexmuslims.com

Kasus di atas juga bisa jadi pelajaran buat kamu khususnya kaum Hawa. Sebaiknya jangan buru-buru merasa aman ketika kamu ada di tempat umum yang ramai orang. Sebaliknya, kamu tetap harus waspada, dimanapun berada. Lihat sendiri ‘kan, kejadian di atas terjadi di dalam angkutan umum dan pelaku nggak sedang berdua aja dengan korban, melainkan ada orang lain di depannya! Bahkan si saksi mata sampai sempat mengabadikan lewat ponselnya. Nyatanya itu nggak membuat si pelaku menghentikan aksi bejatnya ‘kan.

Satu hal unik lain dari kasus di atas adalah fakta bahwa setelah mengalami kejadian mengerikan itu, si ibu mirisnya justru tampak lebih khawatirkan dompet dan uangnya lho!

Kehormatan jelas lebih penting daripada uang via sylviabrowder.com

Berdasarkan cerita yang ditulis Novira, ia akhirnya berani berkata jujur pada si ibu tentang apa yang dilihatnya, setelah keduanya turun dari angkutan umum tersebut. Tapi yang mengagetkan si ibu malah panik dan khawatir kalau-kalau dompet dan uangnya digondol si pelaku! Spontan, ibu itu langsung mengecek tasnya yang syukurnya dompet dan uangnya masih utuh. Sikap ibu ini sebenarnya mengundang tanda tanya, “Apa memang wanita sendiri masih menganggap kehormatannya lebih sepele daripada harta benda ya?”

Mungkin juga si ibu merasa dirinya bukanlah target ‘biasa’ pelecehan sehingga reaksinya justru lebih berat mengkhawatirkan motif lain pelaku, mungkin saja dia grepe-grepe karena ingin mencuri. Terlepas dari itu semua, wanita jelas harus menjunjung kehormatan dan harga dirinya sendiri setinggi-tingginya. Nggak peduli tua atau muda, pakai pakaian apa, atau naik angkutan umum yang mana, tidak ada wanita atau siapapun yang pantas jadi korban pelecehan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.