Sekarang Ada Film F-Rated Lho. Ini 3 Hal yang Harus Kamu Tahu Tentang Sistem Rating Baru IMDb

Menyambut Internasional Woman’s Day atau Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret ini, ada kabar penting dari situs populer Internet Movie Database (IMDb). Situs informasi film terbesar di dunia ini, menerapkan sistem rating atau penilaian baru. Kalau terbiasa melihat dulu rating IMDb sebelum menonton film, kamu harus tahu rating baru ini.

Advertisement

Jangan kaget kalau besok-besok kamu melihat sebuah film diberi tanda F. Meski F berarti gagal dalam penilaian tugas sekolah atau kuliah, rating F di IMDb itu ternyata bukan berarti film gagal. Rating F dibuat khusus untuk menghargai karya dari sineas-sineas film perempuan. Jadi mungkin F di sini kepanjangan dari ‘female‘. The Independent  melaporkan bahwa saat ini sudah ada 21.800 film yang dimasukan ke kategori ini. Beberapa di antaranya adalah Frozen, Bridget Jones’ Baby, dan Kungfu Panda. Nah, sebenarnya apa sih F-rated ini? Dan seberapa penting hal itu untuk upaya perempuan mencari kesetaraan?

Ada tiga kriteria sebuah film masuk kategori F-rating. Tripple F-Rated bisa diberikan kepada film yang punya 3 elemen tersebut

Simbol F-rated via twitter.com

Satu film bisa diberi F-rated bila memenuhi minimal salah satu dari tiga kriteria, yaitu: disutradarai oleh perempuan, ditulis oleh perempuan, dan menampilkan tokoh-tokoh perempuan yang perannya signifikan. Kriteria yang ketiga ini diadopsi dari ‘Bechdel test’ yang sudah ada sejak tahun 1985. Bechdel test pertama kali diajukan oleh seorang kartunis Amerika, Alison Bechdel. ‘Bechdel test‘ mempertanyakan seberapa besar peranan perempuan dalam film tersebut.

Salah satu indikasinya adalah apakah film itu menampilkan dua orang atau lebih perempuan yang bercakap-cakap tentang berbagai isu di dunia, kecuali soal cowok ganteng. Misalnya, dua perempuan bercakap-cakap mengenai alien atau isu politik dunia. Syaratnya, dua perempuan itu harus berupa karakter yang punya nama. Nah bila sebuah film memiliki ketiganya, maka akan mendapatkan tripple atau tiga bintang F-Rated. Frozen, American Honey dan Bridget Jones’ Baby adalah film yang dapat tiga rating.

Advertisement

Rating khusus peran perempuan ini sebenarnya sudah digunakan beberapa kalangan sejak tahun 2014. Tujuannya untuk menggarisbawahi peran perempuan dalam layar

Bath Festival via www.bbc.com

IMDb mengadopsi klasifikasi F-rated ini dari Bath Film Festival, sebuah festival film bergengsi di Inggris. Sistem yang sama juga sudah diikuti oleh beberapa festival film dunia lainnya. Tapi tentu akan berarti signifikan ketika sebuah situs informasi film sebesar IMDb ikut serta mengadopsi sistem tersebut.

Sebagaimana Bechdel Test, F-rated bertujuan untuk mengapresiasi peranan perempuan dalam sebuah film, entah itu dalam cerita ataupun di belakang kamera. Kepada The Guardian direktur eksekutif Bath Film Festival, Holly Tarquini menyebutkan bahwa selama ini film-film yang memiliki ‘porsi’ perempuan yang besar kurang mendapat tempat ataupun sorotan.

“Ini sangat penting karena film yang dibuat dan mengisahkan tentang perempuan seringnya sangat kurang dipromosikan, jadi mereka sulit untuk mendapatkan audiens. Dan segera ketika organisasi-organisasi memulai F-rating dalam programnya, mereka akan menampilkan lebih banyak film yang disutradarai, ditulis, dan dibintangi oleh perempuan.”

Advertisement

Sekilas memang seperti kemajuan. Tapi semoga rating baru ini tak justru menyuburkan sentimen negatif pada karya perempuan

Karya-karya sineas perempuan sekarang dilabeli ‘berbeda’ via www.vanityfair.com

“F-rated adalah sebuah cara yang hebat untuk menghighlight perempuan dalam layar dan di belakang kamera,” ujar CEO IMDb, Col Needham, kepada The Independent .

Penerapan F-rated di IMDb dan festival-festival film dunia ini memang bisa memberikan angin segar dan optimisme di kalangan pekerja film perempuan. Dengan begitu, mereka memiliki panggung yang luas dan sorot lampu yang lebih besar untuk memamerkan karya maupun pemikirannya. Akan tetapi, harus disadari juga kalau klasifikasi ‘eksklusif’ semacam ini bisa menjadi pisau bermata ganda.

Klasifikasi film ‘perempuan’ dengan film umum, justru dapat membuat perbedaan itu dikukuhkan. Memberikan panggung tersendiri memang membuat ruang gerak lebih leluasa. Tapi apakah film-film perempuan tidak bisa berada satu panggung dengan film pria? Nah kalau sudah begini, dampak terburuknya mungkin film F-rated justru akan diremehkan dan turun nilainya karena dapat perlakuan istimewa. Ya semoga sih ke depannya tidak begitu. Kalau menurutmu gimana, guys?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE