Donald Trump VS Media, Ini 5 Tanda Kebebasan Pers Seluruh Dunia Terancam

Nggak cuma Indonesia yang tengah menghadapi masalah dengan kebenaran informasi dan berita yang makin rancu. Nyatanya seluruh dunia juga tengah menghadapi masalah yang sama. Terlebih lagi di Amerika Serikat. Presiden Amerika baru, Donald J. Trump bahkan sudah mendeklarasikan perang terhadap media karena dianggap seringkali memberitakan berita palsu dan kebohongan. Trump bahkan beberapa kali menyebut saluran berita terbesar di dunia, CNN sebagai fake news ‘ yang tidak bisa dipercaya.

Advertisement

Namun ada hal menarik yang membedakan perkara hoax di Amerika ini dengan hoax-hoax yang juga ramai di negara lain. Sosok kontroversial Trump-lah yang bisa menjelaskan perbedaan tersebut. Jika selama ini berita hoax datang dari media sosial maupun sumber yang tidak jelas dan terlanjur tersebar luas, Trump tampaknya mencibir hampir semua outlet media besar karena dia sendiri tak bisa menerima fakta maupun data yang sudah jelas benar. Singkatnya, media seringkali ‘memergoki’ kebohongan Trump dengan pengecekan fakta sederhana.

Alih-alih meminta maaf ataupun mengklarifikasi selayaknya, Trump justru terus menuduh media berbohong. Hipwee sudah merangkum kebohongan-kebohongan Trump maupun juru bicaranya di bawah ini. Kebohongan yang sebenarnya gampang sekali dicek oleh siapapun yang bisa googling.

1. Kasus terbaru adalah soal ‘Trump dan bathrobe‘ miliknya. Juru bicara kepresidenan bantah Trump punya gaun mandi, dunia langsung bereaksi memberi faktanya

Advertisement

Perkara sepele ini baru saja jadi headline dunia. Bagi kamu yang berpikir, kenapa coba Trump punya atau tidak punya gaun mandi bisa jadi kontroversi. Perkaranya muncul dari sebuah artikel New York Times  yang membahas keseharian Trump dan kinerja tim barunya menjalankan Gedung Putih. Termasuk didalamnya, deskripsi bagaimana Trump suka menghabiskan malamnya menonton TV dengan menggunakan gaun mandi. Juru bicara kepresidenan, Sean Spicer langsung menghardik dan menyebut laporan New York Times tersebut tidak akurat dan penuh kebohongan. Untuk membuktikan poinnya, Spicer bahkan berujar kalau Sang Presiden tidak memiliki gaun mandi.

Seperti biasanya, Spicer menuntut awak media untuk minta maaf karena telah bias dan selalu mengkritik Trump. Kali ini bukan cuma media yang bersangkutan yang menyanggah kebohongan tim Trump ini, bahkan netizen biasa di Twitter pun sibuk memberikan bukti bahwa Donald Trump itu sebenarnya punya bathrobe. Mungkin Spicer cuma keceplosan karena terlalu terbawa emosi, tapi itu menunjukkan tabiat mereka yang mudah berbohong.

2. Meski dari awal kampanye Trump sudah memusuhi media, perang besar pertamanya muncul setelah media melaporkan jumlah orang yang datang di hari inagurasinya

Advertisement
Ini foto resmi dari pengelola area tersebut

Ini foto resmi dari pengelola area tersebut via mic.com

Pada awalnya, tidak ada yang mengolok-ngolok atau membicarakan jumlah orang yang hadir dalam acara inagurasi Trump. Sekadar dilaporkan sesuai fakta dari foto-foto yang ada, beberapa media memperkirakan sejumlah 200-300ribu orang hadir. Trump tidak terima dengan angka tersebut dan menyebut laporan tersebut ‘merendahkan’ kesuksesannya terpilih jadi Presiden. Bahkan tugas pertama Sean Spicer sebagai juru bicara kepresidenan bukan membahas kebijakan maupun hal yang lebih penting, tapi untuk ‘meluruskan’ berita itu.

Meskipun foto-foto di atas telah beredar luas, Spicer justru sempat berujar bahwa massa yang datang pada inagurasi Presiden Trump adalah yang terbesar dalam sejarah. Berbagai teori seperti karpet putih membuat lapangan Washington Monument tampak kosong, sampai fotonya tidak diambil dalam angle yang benar digunakan untuk mendukung klaim itu. Juru bicara Trump lain, Kellyanne Conway bahkan menyebur Spicer tidak berbohong namun hanya memberikan ‘fakta alternatif’. Sejak kapan ya fakta itu ada alternatifnya?

3. Trump juga seringkali berbohong tentang posisinya yang diklaim selalu menolak terhadap Perang Irak. Padahal pada tahun 2002, dia tertangkap basah di radio bilang mendukung

Duh!

Sebelum berbohong, harusnya Trump cek dulu ada tidak rekaman yang beredar di internet via postonpolitics.blog.palmbeachpost.com

Dalam sebuah wawancara di acara radio Howard Stern di tahun 2002, Trump jelas-jelas terekam audio bilang mendukung keputusan Presiden Bush menginvasi Irak. Sebuah kebijakan yang akan selamanya jadi titik kelam dalam sejarah AS. Namun selama kampanye dan bahkan setelah terpilih jadi Presiden Amerika, Trump pasti berujar dia selalu menolak kebijakan gagal tersebut. Lagi-lagi kebohongan yang gampang sekali dipatahkan jika semua orang googling di internet. Modus yang sama digunakan untuk menyanggah klaim bahwa Trump sering masuk ke ruang ganti acara Miss Universe maupun jokes-nya yang merendahkan perempuan. Padahal sudah terekam kamera dan audio, tapi tetap saja tidak mau mengakui.

4. Menurut Trump, Amerika di bawah kepemimpinan Obama itu hancur total. Dia klaim angka pengangguran dan kriminal sekarang tertinggi dalam sejarah. Total lies! 

Ini data resmi yang tidak mau dipercayai Trump

Ini data resmi yang tidak mau dipercayai Trump via www.factcheck.org

Dalam pidato inagurasinya, Trump menyebutkan bahwa Amerika sedang dalam ‘kesakitan’ dan dia akan menghentikannya sekarang juga. Bukan hal yang luar biasa jika seorang presiden baru mengkritik pemerintahan lama. Tapi itu akan jadi masalah besar jika kritikan tersebut disampaikan dengan kebohongan. Trump pernah beberapa kali tertangkap basah menunjukkan data yang tidak valid untuk mengkritik pemerintahan Obama.

Contohnya ketika dia menyebutkan di bawah pemerintahan Obama, tingkat pengangguran mencapai 42% yaitu angka tertinggi dalam sejarah. Padahal Biro Ketengakerjaan AS mengeluarkan data resmi per Juli 2016 bahwa angka pengangguran AS hanya sekitar 4,9%. Bagaimana Trump bisa mendapatkan angka itu? Jika menghitung semua orang di Amerika, termasuk usia anak-anak, remaja, dan lansia. Atau kebohongan Trump yang baru kemarin jadi bulan-bulanan media, yaitu tentang tingkat kriminalitas pembunuhan AS. Trump klaim bahwa saat ini tingkat pembunuhan di AS sedang dalam rekor tertinggi selama hampir 50 tahun terakhir. Sebuah angka yang langsung bisa dibantah dari data resmi FBI. Untuk klaim yang satu ini, entah dari mana Trump bisa dapat angka tersebut.

5.  Disebut sebagai presiden dengan approval rating terendah dalam sejarah, Trump menolak percaya. Awal Februari ini Trump bersikeras bahwa semua hasil polling negatif tentangnya itu palsu

Semua data statistik yang tidak menyanjungnya itu bohong

Semua data statistik yang tidak menyanjungnya itu bohong via businessinsider.com

Baru dua minggu Trump menjabat sebagai Presiden AS, approval rating-nya sudah memecahkan rekor sebagai angka terendah dibandingkan dengan Presiden AS manapun dalam sejarah. Buat kita yang masih waras, angka tersebut tampaknya masuk akal jika mengingat kebijakan-kebijakan kontroversialnya yang buat carut-marut dunia. Tapi tentu saja Trump menolak mempercayai polling yang dilakukan oleh beberapa sumber resmi tersebut. Saking gerahnya dengan pemberitaan negatif, Trump akhirnya bilang bahwa semua poll negatif tentang dirinya itu pastilah palsu dan hanya rekayasa awak media.

Padahl jelas muslim ban-nya diprotes di seluruh bandara AS

Padahl jelas muslim ban-nya diprotes di seluruh bandara AS via m.elitestatic.com

Akhir-akhir ini memang banyak orang yang  dibuat susah karena masalah hoax, tapi tampaknya jauh lebih susah lagi kalau yang jadi penyebar hoax itu seorang Presiden yang paling berkuasa di dunia. Yang jauh lebih meresahkan, Presiden satu ini tampaknya benar-benar kebal akan fakta dan realitas yang tidak mendukung posisinya. Serta dengan gampang berbohong demi menyongsong agendanya. Saking seringnya berbohong, banyak outlet media besar di dunia bahkan sampai membuat segmen khusus fact check untuk Donald Trump. Untunglah kita hidup di zaman maju teknologi informasi, dimana sudah dapat dengan mudah mengecek dan menilai kebenaran masing-masing. Jadi kita bisa menertawakan bersama kebohongan Trump yang tampaknya tidak masuk akal ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat jatuh cinta, penyuka anime dan fans Liverpool asal Jombang yang terkadang menulis karena hobi.

CLOSE