Aksi Panggung Nassar Bikin Dangdut Keluar dari Kodrat. Bagaimana Orang-orang Bisa Menikmatinya?

Orang mana yang nggak suka dengan lagu dangdut? Meski kamu mengaku nggak suka dengan dangdut, tapi pasti, ketika kamu mendengar alunan musiknya, ada bagian tubuhmu yang otomatis bergerak mengikuti dentuman musiknya. Bahkan sampai berdiri dan bergoyang meresapi setiap lirik dan iramanya. Iya, kan?

Tapi belakangan ini, sebuah video dari seorang penyanyi dangdut tanah air menampilkan sebuah aksi panggung yang cukup meresahkan dan menuai kontroversi. Adalah Nassar, yang mengunggah video saat dia mengisi sebuah acara di Lampung. Sayangnya, ironis, penampilan heboh Nassar ini nggak diikuti dengan gemuruh penonton yang antusias dengan aksinya. Dengan kata lain, apakah musik dangdut kehilangan kodratnya sebagai musik rakyat Indonesia?

Aksi panggung Nassar ini lantas menuai reaksi dari warganet. Menghibur penonton nggak perlu sebegitunya juga itu kali!

Demi menghibur warga Lampung ?????????

A post shared by King Nassar (@kingnassar88) on

Video singkat yang diunggah oleh penyanyi dangdut Nassar beberapa hari lalu, seketika mendapat reaksi beragam dari warganet. Dengan caption “Demi menghibur warga Lampung” itu, komentar dalam posting-an Nassar hampir seluruhnya berisi keluhan dan makian untuk dirinya. Memang, tujuan selebritis seperti Nassar ini adalah menghibur para penonton, tapi kalau dipikir-pikir, menghibur nggak perlu segitunya. Justru jogetan Nassar di sebuah tiang di pinggir panggung itu malah membuat orang-orang merasa (maaf) jijik. Terlebih dengan kostum yang dia pakai. Ada juga warganet yang bilang, Nassar seperti penari striptis. Bagaimana menurutmu?

Seiring perkembangannya, musik dangdut kini sudah berubah. Bukan lagi suara yang jadi senjata, tapi seberapa berani goyangannya

Kalau mau melihat jauh ke belakang, masa di mana musik dangdut masih diwarnai oleh aksi panggung para pedangdut beken. Sebut saja Ratu Dangdut Elvy Sukaisih, Evie Tamala, Camelia Malik, Rita Sugiarto, A. Rafiq, Ikke Nurjanah, Iis Dahlia, Hamdan ATT, hingga Rhoma Irama. Betapa suara mereka memang terbilang sangat indah dan asyik untuk dinikmati, bukan? Siapa yang nggak suka dengan suara dan lagu mereka?

Kalau mau dibandingkan, kualitas musik dangdut zaman dulu jauh lebih baik daripada zaman sekarang. Belum lagi, lirik atau isi lagunya yang memiliki sebuah pesan dalam bagi para pendengarnya. Coba lagu zaman sekarang. Apa ada yang sedalam itu? Justru yang ada, bukan lagu yang menjadi pertimbangan mereka. Melainkan bagaimana orang-orang bisa mengenalnya atas sebuah goyangan yang menjadi ciri khasnya. Sebutlah goyang patah-patah, goyang gergaji, goyang ngecor, goyang bekel, goyang dribel, goyang gocek, goyang tekle, goyang membelah rumah tangga orang, atau sebagainya. Cuma penampilan fisik yang mereka pertontonkan!

Padahal dangdut adalah musik sejuta umat. Semua orang berhak menikmati tanpa adanya batas peringatan usia

Bagaimana menikmatinya coba? via www.instagram.com

Dangdut is the music of my country

Rasanya, sepenggal lirik yang sarat akan makna tersebut sudah nggak pantas untuk disandingkan dengan negara kita ini. Karena pada dasarnya, saat ini nggak semua orang bisa menikmati musik dangdut dengan begitu takzim seperti zaman dulu. Anak-anak mulai ditutupi telinga dan matanya ketika ada lagu dangdut yang dibawakan oleh penyanyi pendatang baru. Dalihnya, liriknya bernuansa mesum, kasar, yang dinilai nggak pantas untuk anak-anak di bawah umur. Kalau sudah begini, berarti dangdut bukan lagu semua umat lagi dong?

Begitulah adanya. Fenomena dalam dunia dangdut yang sudah keluar dari jalurnya seperti semula. Bahkan, nggak menutup kemungkinan, kalau fenomena ini masih dibiarkan seperti ini, suatu saat nanti akan ada yang lebih ekstrem dari aksi panggung para penyanyi dangdut yang ada saat ini. Meresahkan, bukan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Senois.