Lelaki Indonesia yang Begitu Gampang Sakit Hati. Sampai Kapan Indonesia Mau Jadi Bangsa Pemarah

“Kita hidup di negara yang nggak hanya agama, ras, atau masalah rebutan cewek yang bisa bikin ribut seorang cowok, tapi juga karena klub bola. Padahal klub bolanya juga klub luar~”

Advertisement

Ribut lagi, ribut lagi. Begitulah suasana negara kita, Indonesia, setiap saat dan setiap waktu. Nggak pernah ada istilah yang namanya media massa kehabisan berita sebuah konflik atau pertikaian. Meskipun ‘konflik’ adalah sebuah nilai berita, tapi lama-lama kita bosan juga dengan suasana ketidaknyamanan yang tercipta hanya karena adanya perbedaan.

Merasa nggak sih kalau sebenarnya kaum cowoklah yang paling sering jadi subyek dalam sebuah konflik. Kaum cowok pula yang kerap diidentikan dengan yang namanya konflik. Apa pun masalahnya, pasti sangat mungkin cowok yang bakal ada di depan.

Seorang cowok salah ucap. Mungkin dalam lubuk hatinya nggak ada niat buat meledek sebuah kelompok, tapi karena salah ucap, se-Indonesia dibikin heboh

Hati-hati keselimpet lagi, Pak

Hati-hati keselimpet lagi, Pak via assets-a1.kompasiana.com

Kamu pasti masih ingat pada sebuah aksi yang digelar pada 4 November 2016 lalu. Aksi tersebut terjadi akibat adanya kaum yang merasa tersakiti akibat salah ucap salah satu dari salah satu pemimpin di negara ini, Basuki Tjahaja Purnama. Pada Oktober lalu, Ahok, sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama, tertangkap kamera melakukan perbuatan keliru yang menurut umat Islam dianggap sebagai sebuah penistaan agama.

Advertisement

Hipwee Boys nggak bakal ambil pusing soal permasalah tersebut, tapi yang ingin kami tandai adalah peran kaum cowok pada konflik tersebut. Lihatlah mereka yang lantang berbicara di depan publik. Selain Ahok yang memang dianggap sebagai pemantik, ada Habib Rizieq, Ahmad Dhani, Aa Gym dan tokoh-tokoh bergender cowok lainnya yang angkat bicara dan tenar di media massa soal kasus ini. Bukannya membela salah satu pihak, tapi jika melihat orasi para demonstran, jelas terlihat bahwa orang-orang di atas menyebarkan kebencian. Bisa nggak sih jadi cowok lembut dan penuh kasih? Sesusah itukah?

 

Sedangkan beberapa hari lalu, seorang suporter harus meninggal dunia akibat pertikaian yang berkaitan dengan olahraga yang cowok banget

Advertisement
Ilustrasi: Akibat tawuran

Ilustrasi: Akibat tawuran via cdn.images.express.co.uk

Pernah lihat sekelompok suporter yang bertarung dan saling adu bogem, tapi semua yang terlibat cewek semua? Nggak pernah ‘kan? Pasti kaum cowok yang paling depan kalau soal konflik-konflik kayak gini.

Nah beberapa hari lalu, dunia persepakbolaan Indonesia kembali dirundung malu. Seoran suporter Persija Jakarta tewas di Cirebon, Ahad (7/11/2016). Kerusuhan disinyalir jadi penyebab meninggalnya suporter klub asal ibukota tersebut.

Menurut laporan yang dikutip dari Republika, enam bus rombongan Jakmania melintas pulang sehabis pertandingan Persija vs Persib di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (5/11/2016). Dan coba tebak kaum gender mana yang frontal dan terlibat aktif? Mana lagi kalau bukan cowok~

Terus kenapa sih yang namanya konflik itu identik banget sama yang namanya cowok?

Kenapa ya?

Kenapa ya? via i.huffpost.com

Sejak zaman pra sejarah, cowok memang kerap diidentikan dengan hal-hal yang keras ketimbang cewek. Para cewek punya tugas yang berbeda dengan cowok. Cewek jaga anak dan rumah — yang waktu itu masih goa, sedangkan cowok keluar untuk berburu. Kadang harus berebut wilayah kekuasaan juga dan harus bertarung dengan cowok-cowok zaman pra sejarah lain.

Nggak heran kalau cowok diidentikan dengan kekerasan.  Sudah sejak lama cowok ditempatkan pada posisi yang berkaitan dengan pekerjaan yang keras-keras.

Masalah tersebut bahkan ada teori ilmiahnya. Menurut beberapa penelitian, tingginya kadar testosteron dalam tubuh cowok membuatnya lebih terlihat kuat ihwal bentuk raga. Penuh dengan otot, lebih kuat, lebih mudah bergerak.

Sebenarnya buat mengamankan negara menjadi lebih aman dan damai adalah mengedukasi para cowok. Biar nggak gampang naik pitam dan kepancing emosi

Huhuhuhu

Huhuhuhu via sp.beritasatu.com

Mungkin ketika saya menulis artikel ini, ada sebagian kamu cowok yang berteriak, “Nggak semua cowok gitu kok. Jangan asal tuduh.” Ya, memang nggak semuanya seperti itu. Tapi banyaknya kaum kita (saya juga cowok) yang kerap tertangkap dan ketahuan aktif dalam sebuah konflik sudah cukup kok jadi bukti. Orang-orang yang pernah berantem di sekitarmu pasti nggak jauh kalau bukan cowok. Cewek mungkin ada, tapi nggak sebanyak.

Terus dalam hidupnya, setiap cowok pasti pernah ditanya, “Udah pernah berantem belum?”

Berantem yang secara harfiah berantem fisik lho ya. Ya, itu lahir karena saking diidentikannya konflik dengan cowok. Agak terasa awkward ketika kamu menanyakan hal yang sama pada seorang cewek. Kecuali berantem yang secara arti berantem sama cowoknya, ngambek-ngambek gemes gitu.

Jadi yang perlu terus dijejali pendidikan tentang pentingnya sebuah perdamaian itu, ya, cowok. Kalau mau cara yang gampang, kamu coba dengar lagunya Iwan Fals yang berjudul ‘Damai Kami Sepanjang Hari’.

Di tengah negara yang penuh keberagaman seperti ini. Potensi konflik yang mungkin digalang para cowok pasti lebih tinggi

Geluttt

Geluttt via cdn0.vox-cdn.com

Kamu semua pasti tahu kalau masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang mempunyai keanekaragaman atau pluralitas. Berbagai macam agama, suku, adat istiadat sampai tradisi sosial setempat, membuat Indonesia indah dengan banyaknya perbedaan.

Namun yang cacat dan membuat keindahan itu sirna adalah sangat mudah bagi kita untuk dipancing dan diadu domba. Nggak heran kalau kita hidup di negara yang nggak hanya agama dan ras yang bisa bikin ribut, tapi juga klub bola, padahal klub bolanya juga klub luar negeri.

Nggak banyak sih cewek yang sering terlibat dalam sebuah konflik. Paling konflik karena cewek yang sangat mungkin bisa terjadi. Hipwee Boys mau tanya, di antara kamu – para cowok yang membaca artikel ini, ada yang pernah berantem gara-gara memperebutkan cewek? Kalau ada, selamat ya! Kamu norak.

Akhir kata, bukan maksud Hipwee Boys menyalahkan cowok sih sebagai biang konflik-konflik di Indonesia. Jangan gampang kepancing juga sama judul yang mungkin kontroversial. Kami cuma ingin mengajak kamu, para cowok, biar lebih bijak lagi dalam menghadapi suatu permasalahan.

Nggak semuanya harus menggunakan cara konflik kok. Nggak semuanya harus pakai otot atau senjata kok. Bisa pakai cara yang lebih elegan ‘kan? Terus kalau ada niat buat berantem, kamu harus ingat sama artikel ini. Kamu cuma nambah fakta kalau konflik, ya, identiknya dengan cowok, kaum kamu sendiri!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

A brocoli person.

CLOSE