Kerja Secukupnya! Uang Tak Akan Bisa Mengganti Waktu Bersama Keluarga dan Orang-Orang Tercinta

Kerja secukupnya

“Ji, kamu mau kemana ntar malem?”
“Mau ada rapat nih sama klien”
“Yaah… Padahal kan malam ini ulang tahun Ibu…”
“Aduuh… Lupa. Maaf ya… Ada rapat penting nih”

Mencari nafkah demi keluarga menjadi tuntutan tersendiri yang dihadapi oleh pria masa kini. Karena pria memang yang ditunjuk sebagai kepala keluarga, tak heran kalau mereka berangkat pagi dan pulang malam demi mengais rezeki. Persaingan yang semakin ketat ditambah lagi dengan semakin banyaknya kebutuhan memaksa banyak pria cenderung melupakan segalanya demi mengumpulkan materi guna membangun keluarga bersama wanita yang ia cintai. Itulah yang jadi alasan kenapa banyak pria memilih untuk bekerja keras siang dan malam agar mendapatkan lembaran rupiah demi membahagiakan keluarga.

Salahkah mereka dengan memilih memberikan porsi yang lebih pada kerjaan daripada keluarga dan pasangan? Benarkah bahwa dengan menimbun banyak materi demi masa depan yang lebih baik itu akan secara otomatis mendatangkan kebahagiaan bagimu dan keluargamu nantinya? Layaknya cerita-cerita yang sudah sering kita dengar, banyaknya materi tak menjamin kebahagiaan secara instan. Banyaknya uang yang ada dalam tabungan tak serta-merta membuatmu bahagia!

Bekerja siang dan malam memang membuat tabunganmu semakin banyak. Namun selama prosesnya, kamu jadi lupa akan semuanya

Bahkan sampai nggak sadar semua udah selesai makan | Photo by Daria Shevtsova from Pexels

Sudah jadi rahasia umum ketika kamu bekerja dengan giat, maka hasil yang kamu dapatkan juga akan lebih berlipat. Bekerja keras siang dan malam memang membuatmu bisa mengumpulkan banyak harta dengan cepat, hanya saja selama prosesnya ada banyak hal juga yang akhirnya kamu lalaikan. Ada konsekuensi yang akan kamu dapatkan kala kamu bekerja keras siang dan malam. Termasuk konsekuensi dimana kamu akan merasa sendiri karena tak punya waktu untuk dibagi dengan orang-orang yang kamu cinta.

Kerekatan bersama keluarga yang sedari dulu dijaga akan sirna karena orientasi materi. Setelah kamu dapat banyak uang, kepada siapa kamu akan berbagi?

Hilangnya waktu bersama keluarga tercinta | Photo by Elina Fairytale from Pexels

Salah satu konsekuensi besar yang kamu dapatkan kala kamu memutuskan untuk bekerja tak kenal waktu adalah retaknya hubungan keluarga yang selama ini kamu jaga. Saat kecil dulu, kamu selalu menjaga dengan erat urusan keluargamu. Apa pun yang terjadi, keluarga itu nomor satu. Namun, semua berubah kala kamu mulai berorientasi soal materi. Kamu mendahulukan kerjaan daripada keluarga. Semakin lama ada jarak yang semakin terbuka antara kamu dan keluargamu. Meski pada akhirnya kamu bisa mengumpulkan banyak uang dengan bekerja siang-malam, apalah arti materi saat kamu tak punya waktu untuk berbagi dengan keluarga yang kamu cintai?

Pun demikian dengan saat kamu sudah punya pasangan, kemesraan berdua akan tergerus oleh kesibukanmu mencari materi. Akhirnya, tak ada lagi perasaan cinta dalam hati

Hubungan dengan pasangan merenggang gara-gara sibuk kerjaan | Photo by Budgeron Bach from Pexels

Tak jauh beda dengan urusan keluarga, kamu yang sudah punya pacar pun akan mengalami nasib yang sama. Meski pada awalnya kamu sangat mencintai pasanganmu, lama-lama perasaan itu akan luntur secara perlahan. Ketika materi sudah kamu jadikan tujuan, kamu tak akan lagi menghiraukan orang-orang yang ada di sekitarmu. Pasanganmu yang sedari dulu mendukungmu untuk bekerja keras demi keluarga juga pada akhirnya akan kecewa dengan pilihanmu yang lebih mementingkan urusan kerjaan. Perlahan tapi pasti, rasa cinta yang kamu dan dia akan terkikis dan mati. Pada akhirnya, tak ada lagi cinta yang kamu rasa. Lantas buat apa materi saat kamu tak lagi punya hati untuk berbagi cerita nanti?

Memang sih mau pilih materi atau keluarga itu hakmu sendiri. Tapi, nanti kamu akan sedih saat orang-orang terdekatmu pergi

Sedih karena ditinggal pergi orang-orang terkasih | Photo by Adrien Olichon from Pexels

Persoalan tentang memilih mengutamakan pekerjaan atau mengutamakan keluarga itu memang hakmu. Orang lain tak punya hak untuk mengatur permasalahan hidupmu. Antara bekerja keras atau mementingkan waktu bersama keluarga, ada konsekuensi masing-masing yang akan kamu dapatkan pada akhirnya. Kalau kamu memilih kerja keras bagai kuda sampai lupa pada keluarga, maka bersiap-siaplah kehilangan mereka. Tuntutan hidup dan desakan sosial menjadi pemicu kamu kerja banting tulang sampai enggan pulang. Padahal, istirahat dan menghabiskan waktu bersama keluarga adalah bagian dari seni menjalani hidup. Jangan sampai kamu terjebak Hustle Culture yang marak terjadi di zaman modern ini.

Wantja x Hipwee | Dok. Hipwee Premium

Hustle Culture adalah gaya hidup dengan pemikiran seseorang akan sukses kalau ia terus bekerja keras tanpa henti dan minim istirahat. Dampak Hustle Culture ini nggak main-main lo. Kamu bukan cuma kehilangan orang tercinta, tapi sejumlah masalah kesehatan dan pekerjaan pun siap mengancam. Mau tahu lebih lanjut soal Hustle Culture? Hipwee udah menggaet Irwan Wantja yang mengupas tuntas soal budaya gila kerja ini. Kamu bisa akses tulisan Wantja di Hipwee Premium. Yuk, langsung cus aja~

Jadi apa pun keputusanmu,  jangan sesali pilihanmu nanti kala sibuk yang kamu jalani perlahan mengusir orang yang kamu cinta. Mereka pergi karena kecewa  dinomorduakan! Alih-alih bekerja keras siang dan malam, bukankah lebih bijak kalau kamu juga menyisakan sedikit waktu untuk mereka yang kamu cinta? Mereka adalah orang-orang terpenting dalam hidupmu, tolong jangan usir mereka hanya karena materi!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat jatuh cinta, penyuka anime dan fans Liverpool asal Jombang yang terkadang menulis karena hobi.