Mulai Masalah GDP Hingga Alasan Budaya, Ini yang Bikin Jumlah Transgender Makin Banyak di Thailand!

Masalah transgender di Indonesia masih dianggap sebagai topik yang tabu. Ditambah budaya timur yang mendarah daging di negara kita, semakin mendisiplinkan pemikiran rakyatnya bahwa perempuan ya perempuan, laki-laki ya laki-laki. Sayangnya hal ini nggak berlaku di Thailand, meskipun Thailand terletak di Asia Tenggara dan punya budaya timur juga, transgender dan penyimpangan seksual bukan hanya ditoleransi di negara ini, tapi sangat diterima.

Advertisement

Pernah dengar istilah ladyboy? Ladyboy adalah sebutan untuk cowok-cowok berpenampilan cewekLadyboy sangat populer di Thailand, bahkan kebanyakan dari mereka punya penampilan seksi dan super cantik, ngalahin cewek tulen. Sebelum membahasnya, kamu perlu tahu bahwa transgender nggak sama dengan homoseksual (baik itu gay  atau lesbian). Transgender adalah kondisi ketika seseorang memiliki ekspresi gender yang berbeda dengan kondisi jenis kelaminnya ketika lahir. Tapi kebanyakan, orang-orang transgender juga bisa menyukai sesama jenis, karena mengalami kekaburan orientasi seksual. Penasaran nggak sih kenapa Thailand sangat menerima keberadaan transgender? Yuk disimak buat pengetahuanmu boys!

Awalnya Thailand identik dengan Ladyboy, karena industri “senang-senang” disana banyak menawarkan ladyboy

Ayo om, sini mampir via il6.picdn.net

Bukan rahasia lagi kalau Thailand merupakan salah satu negara destinasi wisata yang memiliki banyak pendapatan di bidang industri hiburan malam. Bahkan hampir sebesar 1% dari GDP (Gross Domestic Product) Thailand didapatkan dari Industri ini. Itu angka yang besar, lho boys, ibarat di negara Amerika, persentase pendapatan sebesar itu adalah dari dunia seni dan hiburan, yang mana Hollywood adalah industri hiburan paling profitable di dunia.

Thailand punya lebih dari 200.000 industri prostitusi dan menghasilkan lebih dari $4 milyar atau setara lebih dari Rp53 triliyun, lho. Mantap jiwa! Karena homoseksual sangat diterima disana, menyebabkan industri tersebut juga punya segmentasi tersendiri untuk mereka. Maka itu banyak banget ladyboy seksi yang lalu lalang menjajakan diri.

Advertisement

Jangan tanya soal operasi transgender di Thailand, harga murah dan penanganan professional, bro!

Susternya juga ada yang LB

Selain alasan industri yang memang memiliki demand terhadap para transgender, alasan lain yang mempengaruhi jumlah transgender di Thailand adalah karena murahnya biaya operasi transgender di sana. Dengan merogoh kocek Rp400 juta, seorang laki-laki bisa disulap jadi perempuan. Bandingkan dengan biaya operasi transgender di Amerika yang menelan biaya Rp1 milyar, dua setengah kali lipatnya.

Itulah mengapa bule-bule hobi banget operasi plastik di Thailand. Bahkan menurut para bule itu sendiri, mereka memang selalu menyarankan operasi transgender di Thailand. Karena selain harganya murah dan penanganan professional, sisa uang yang mereka punya bisa untuk jalan-jalan disana. Ini soal klinik professional, lho boys. Kalau cari yang lebih murah dengan penanganan yang bergantung pada keberuntungan, lebih banyak lagi di Thailand. Klinik-klinik begini bahkan banyak ditemui di sepanjang jalan.

Budaya sangat mengambil peranan penting. Thailand tidak menganggap transgender sebagai sebuah penyimpangan

Advertisement

Toilet buat transgender di Thailand

Meskipun kita mengenal negara barat sebagai negara yang menjunjung tinggi kebebasan, tetapi Amerika dan Eropa masih terbilang tabu untuk menyinggung isu seks dan transgender. Beberapa diantara orang barat bahkan masih ada yang homophobia atau anti terhadap homoseksual. Karena pemahaman umum mengenai transgender dan homoseksual adalah dua hal yang saling berkaitan, maka mereka yang homophobia juga biasanya anti terhadap transgender.

Beda cerita dengan masyarakat Thailand. Disana, transgender atau dalam istilah Thailand disebut kathoey, bahkan dianggap sebagai jenis kelamin ketiga. Nggak ada masalah juga terhadap orientasi gay dan lesbian. Hal ini diimplementasikan dengan adanya toilet pink yang digunakan khusus untuk transgender.

Menurut kepercayaan orang Thailand, kathoey bukanlah sebuah aib, kathoey hanyalah semacam karma yang diterima orang sejak lahir

Pedih waktu tau ini cowok semua! via i.imgur.com

Orang Thailand sama sekali nggak mendiskreditkan transgender. Malahan transgender bukan sebuah aib melainkan hanyalah keadaan seseorang yang tidak beruntung saja atau mereka sebut juga dengan karma. Hal ini berkiblat pada kepercayaan kuno orang Thailand.

Kepercayaan orang Thailand yang menjunjung tinggi toleransi dan hidup di lingkungan sosial juga membuat mereka sangat terbuka dengan hal-hal yang kita anggap tabu. Itulah kenapa transgender bahkan gay  dan lesbian diterima dengan tangan terbuka.

Kenal sama Nong Poy? Iya dia adalah icon transgender thailand yang bahkan dianggap lebih cantik dibandingkan cewek tulen

Mas atau Mbak Nong Poy ya manggilnya? via uploadworldst.blogspot.co.id

Masalah kesempatan kerja, transgender di Thailand sama sekali nggak kesulitan. Selain di bidang prostitusi, ada juga, lho pramugari cantik Thailand yang ternyata transgender. Bahkan ada ajang kecantikan bergengsi di Thailand yang isinya waria-waria cantik luar biasa. Nong Poy adalah salah satu pemenang ajang kecantikan yang paling terkenal karena kecantikannya.

Nong Poy adalah salah satu “produk” dari budaya masyarakat Thailand yang memang tidak menganggap pergantian kelamin sebuah kelainan atau penyimpangan. Kalau tanpa tahu informasi ini, kamu juga pasti suka kalau pas ketemu langsung sama Nong Poy. Ngaku deh! 😀

Jadi bukan masalah budaya timur atau budaya barat yang bikin masyarakat berpikir tabu mengenai transgender, tapi juga bagaimana karakter masyarakat, lingkungan, dan kepercayaan masing-masing ya. Sebagai pengetahuan aja, kalau kamu main-main ke Thailand kamu jangan kaget kalau menemui banyak cewek cantik tapi berjakun. Hati-hati naksir! 😀

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE