Membongkar Fenomena Cowok yang Suka Foto Selfie: Mereka Termasuk Psikopat atau Banci Kamera?

Semakin berkembangnya teknologi, semakin banyak pula masyarakat yang terbius dalam kenikmatan yang difasilitasi oleh para pengembang teknologi itu. Salah satunya adalah kamera dalam ponsel pintar yang udah menjamur di masyarakat global. Para pengembang gadget berlomba-lomba menciptakan kamera terbaik untuk membahagiakan para penggunanya yang beberapa tahun terakhir ini menggilai foto diri sendiri atau selfie (swafoto).

Berbiacara mengenai swafoto, ada beberapa hal yang sudah seharusnya kita diskusikan. Mungkin budaya kita udah terbiasa dengan cewek yang suka berfoto selfie. Lalu, bagaimana dengan cowok? Apakah itu normal? Apakah swafoto itu berlaku untuk semua umat manusia tanpa pengecualian? Nah, kali ini Hipwee Boys akan mengungkap fenomena cowok yang suka berswafoto atau selfie di media sosial. Cekidot!

Orang yang suka foto selfie atau swafoto emang terbilang narsis. Kalau cewek sih sah-sah aja, tapi kalau cowok?

Ngaca mulu!

Ngaca mulu! via telegraph.co.uk

Fenomena ini emang udah ada sejak dulu, ketika orang-orang mulai mengenal potret diri. Tapi mayoritas dari mereka hanyalah cewek yang suka berfoto selfie, meski secara historis cowoklah yang melakukan swafoto kali pertama di dunia. Dikutip dari National Geographic, manusia pertama yang melakukan selfie adalah Robert Cornelius (1839). Selfie akhirnya marak di media sosial karena didukung oleh canggihnya ponsel dengan beragam fitur dalam kameranya. Hal ini membuat semakin banyak pula cewek yang gemar berswafoto.

Nggak masalah sih kalau cewek yang memajang foto dirinya, apalagi di media sosial dengan atau tanpa tagar sama sekali. Kalau emang dia cantik dan seksi, orang manapun pasti memberinya tanda love atau like, bahkan komentar. Nah, sementara kalau cowok? Di budaya dimana cowok tidak pernah diidentikan dengan narsisme, tentu saja hal-hal semacam selfie ini bisa menjadi satu dari beberapa hal yang membuat cowok dinilai aneh. Memang benar di era progresif seperti saat ini, semua orang bebas melakukan segalanya. Jangankan selfie, saat ini ada orang menikahi sebuah pohon saja sudah dianggap hal normal dan mayoritas orang yang merasa moderen sangat permisif dengan hal semacam itu. Namun pertanyaanya adalah, apakah manusia akan semakin tidak punya tatanan? Kalau masih mau pakai tatanan yang sudah dibuat oleh nenek moyang kita, narsisme memang tidak dekat dengan cowok. Oleh arena itu kebanyakan orang akan melihat ini sebagai sebuah keanehan.

Sebelumnya, kamu harus tahu dulu apa itu narsis. Baru deh, kamu bisa bedain, selfie-mu itu termasuk narsis yang positif atau negatif

Ilustrasi Narkissos yang mencintai bayangannya sendiri.

Ilustrasi Narkissos yang mencintai bayangannya sendiri. via listal.com

Narsis pertama kali dikenalkan oleh Sigmund Freud dari tokoh mitologi Yunani (Narkissos) yang dikutuk untuk mencintai bayangannya sendiri di kolam. Mungkin berangkat dari sinilah, dia menyebut orang yang mencintai dirinya sendiri sebagai narsisme. Sebenarnya narsis itu baik bagi diri sendiri, sebab dengan begitu orang bisa mengendalikan dirinya sendiri, memperlakukan kehidupan secara seimbang, sebab dia merasa bisa mengatasi masalahnya sendiri, tanpa perlu bantuan orang lain. Dia tahu seberapa porsi yang bisa dia hadapi. Tapi, kalau narsis ini dalam tingkat yang udah parah, bukan nggak mungkin menjadi sebuah kelainan jiwa. Dia merasa memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi. Bahkan, terkesan meremehkan orang lain. Arogansi semacam ini yang membuat narsisme dipandang sebagai sebuah hal yang buruk.

Sama halnya dengan foto selfie. Kamu terlalu percaya diri bahwa foto selfie-mu itu menunjukkan kelebihanmu, seperti tampan, cantik, seksi, atau apapun itu. Hal inilah yang, mungkin, akan membuat orang malas untuk melihatnya.

Banyak penelitian menyatakan bahwa cowok yang suka berswafoto bukan cuma narsis. Mereka cenderung mengindap gejala psikopat

Sebelah narsis, sebelah psikopat.

Sebelah narsis, sebelah psikopat. via pinterest.com

Orang yang suka selfie itu emang narsis. Tapi, narsis dan psikopat ternyata memiliki persamaan yang nyaris susah dibedakan. Menurut psikiater dari Sacramento, California, Steven Reidbord, narsis dan psikopat memiliki satu sifat dasar yang sama. Yakni, sama-sama nggak punya empati dan hanya peduli pada diri sendiri. Selain itu, diambil dari esainya yang berjudul Narcissist, Psychopaths, and Other Bad Guys, orang-orang seperti ini (mayoritas cowok), ternyata juga berpotensi untuk menyakiti dan memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadinya.

Temuan paling menarik dari penelitian ini adalah mereka yang terbukti suka swafoto memiliki kepribadian antisosial, psikopat, dan rentan terhadap objektivitas diri. – Jesee Fox

Narsis (di media sosial) yang berlebihan ini sering memberi kesan angkuh, egois, manipulatif (ngedit foto sampai sedemikian rupa, dan menuntut (minta komen dan love di fotonya) orang lain untuk memerhatikannya. Kadang, kalau orang lain nggak nanggepin, dia akan kesel dan marah. Mungkin inilah yang disebut gejala psikopat.

Hal ini semakin diperkuat dengan seberapa sering dan banyak cowok mengambil foto selfie dan mengunggahnya ke media sosial

Muka semua... :(((

Muka semua… :((( via www.instagram.com

Oke, mungkin kalau kamu hanya sesekali mengunggah foto selfie-mu di media sosial, mungkin itu masih terbilang narsis dalam taraf standar. Namun masih dari penelitian Ohio State University dalam Journal of Personality and Individual Differences menyatakan bahwa kecenderungan akan semakin tinggi ketika seseorang (cowok) memosting banyak foto diri di media sosial dan seberapa sering dia melakukannya. Selain itu, kecenderungan sebagai psikopat akan semakin meningkat ketika dia suka mengedit hasil foto agar terlihat lebih menarik dari sebelumnya.

Jadi, hanya ada dua kemungkinan dari cowok yang suka foto selfie dan mengunggahnya ke media sosial. Kalau dia bukan psikopat, berarti ya banci kamera. Atau kamu punya istilah lain untuk menggambarkan kepribadian mereka ini? Atau kamu mengiyakan kebenaran ini?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Senois.