Serba-serbi Tarian Sufi. Tarian Religius yang Masih Kurang Dikenal Oleh Mayoritas Orang Indonesia

Tarian berputar-putar atau yang sering disebut tari sufi akhir-akhir ini makin akrab di seni pertunjukan Indonesia. Selain kagum sama tariannya yang berputar tanpa henti, tarian sufi ini lekat dengan pemikiran sufistik Islam. Nggak hanya itu, ternyata ada banyak filosofi yang terkandung dalam gerakan yang berputar-putar yang orang jarang tahu, lho.

Pertunjukan tari sufi yang sering kita lihat, seringnya dilakukan oleh laki-laki. Tapi ternyata, perempuan juga boleh melakukan tarian ini, lho. Kali ini Hipwee Boys sudah merangkumkan buat kamu mengenai filosofi dan fakta-fakta menarik seputar tari sufi. Yuk, disimak biar nambah pengetahuan!

Tari Sufi atau Whirling Dervish sudah ada sejak abad 13, lho dan awalnya terinspirasi dari fananya keberadaan manusia

Whirling Dervish

Whirling Dervish  pertama kali dipertunjukkan di wilayah Anatolia Turki sejak abad ke 13. Tarian ini diciptakan oleh seorang pria asal Persia bernama Mawlana Jalaludin Rumi (Mevlana Celaleddin Rumi) yang merupakan seorang filsuf sekaligus penyair pada masa itu. Konon, ketika guru spiritual Mawlana Jalaluddin Rumi yang bernama Syamsuddin Tabriz, meninggal dunia, ia mengalami kesedihan yang mendalam. Rumi pun menyadari bahwa manusia itu fana, kemudian mengekspresikan kesedihan tersebut dengan berputar-putar.

Makna filosofis berputar adalah untuk menemukan tujuan yang hakiki, yaitu mencari Tuhan

Tahap akhir tarian via www.newcyprusmagazine.com

Ketika Rumi melakukan gerakan berputar, ia tak sekedar berputar lama-lama. Makna dari gerakan berputar itu adalah untuk menemukan tujuan hidup yang hakiki, yaitu mencari Tuhan dan merasakannya dalam berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Seluruh emosi kemanusiaan harus ditanggalkan, dengan begitu penari sufi hanya merasakan kerinduan dan kecintaan yang mendalam pada Tuhan. Tak hanya itu, penari sufi juga membutuhkan fisik yang kuat, karena berputar demikian bisa hingga berjam-jam lamanya, bahkan Rumi bisa melakukannya tiga hari tiga malam.

Ketenangan merupakan kunci utama bagaimana seorang penari sufi berputar-putar tanpa merasakan pusing

Pertunjukan Whirling Dervish via bumblebeetrails.files.wordpress.com

Selain menghayati makna filosofis dari tarian ini, penari sufi harus tenang dalam melakukan gerakannya. Seperti yang kita tahu, kita cenderung akan pusing ketika berputar-putar. Padahal kita hanya berputar-putar beberapa kali, sedangkan rata-rata penari sufi melakukannya hingga berjam-jam lamanya. Rahasianya terletak pada posisi kepala yang tidak bergerak dan mata yang fokus, tidak terpejam dan tidak melirik. Coba deh boys dicoba dirumah.

Ternyata, tarian ini nggak hanya dilakukan oleh laki-laki. Saat ini perempuan juga boleh melakukannya

Tari sufi perempuan via woodturtle.files.wordpress.com

Pada awalnya tarian ini memang hanya dikhususkan oleh laki-laki. Namun saat ini di Istanbul, perempuan boleh melakukan whirling dervishes bersama. Dikutip melalui CNN, seorang penari sufi perempuan asal Turki beranggapan bahwa ketika kita ingin menemukan Tuhan dan mencari kekhusyukan, maka tidak masalah apakah kita seorang laki-laki atau perempuan. Namun nyatanya, tidak semuanya mengamini hal tersebut. Di Kota Konya, kota yang cenderung lebih konservatif, tarian sufi masih dilarang dilakukan oleh perempuan.

Kalau di Indonesia tarian sufi ini memang umumnya masih dilakukan oleh laki-laki ya, karena tetap membutuhkan fisik yang kuat dan kestabilan emosi yang luar biasa. Buat kalian yang tertarik ingin mempelajari tarian sufi saat ini komunitasnya sudah banyak, lho di Indonesia. Selamat mencoba boys!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis