Urusan Uang dan Kesenangan, Siswi SMA Jepang Dianggap Lumrah Kencan dengan Om-om. Simbiosis yang Aneh!

Budaya Jepang sering kali menyita perhatian. Mulai dari budaya dunia hiburan hingga budaya seksnya yang bikin seluruh dunia tercengang. Termasuk bagaimana lumrahnya cewek-cewek SMA yang pacaran dengan Om-om usia 30 tahun bahkan hingga 50 tahun. Kalau di Indonesia, pasti sudah dianggap pelecehan di bawah umur nih!

Ternyata cewek SMA yang pacaran dengan Om-om punya beberapa alasan tersendiri. Om-om yang pacaran dengan cewek-cewek ini pun memang memiliki selera penyuka hal-hal imut. Nah, kali ini Hipwee Boys akan mengulas tentang kebiasaan kencan anak SMA Jepang yang aneh ini. Biar nggak salah paham, simak nih!

Pertama jelas masalah finansial, bagaimana perpindahan uang dari tangan si Om ke cewek SMA

Joshi Kosei. via www.denverpost.com

JK atau Joshi Kosei sebutan untuk cewek-cewek SMA di sana yang berkencan dengan pria usia 30-an hingga 50-an. Memang pada umumnya, motivasi mereka terletak pada permasalahan finansial. Om-om yang cenderung punya banyak uang dibanding anak SMA yang hanya diberi uang saku secukupnya oleh orang tua mereka, saling memanfaatkan keadaan. Om-om yang nakal dan hobi banget daun muda kemudian banyak menargetkan cewek-cewek SMA dengan memberinya akomodasi dan uang. Hubungan mereka pun bukan sekadar jalan bareng, namun sudah hingga tahap pacaran dan menjalin kisah romantis. Meskipun nggak bisa dimungkiri ini pasti melibatkan hubungan yang lebih intim yaitu seks.

Sekilas ini tampak seperti simbiosis mutualisme, antara dua orang yang saling mengisi dan saling membutuhkan. Tapi dalam budaya kita, ini jelas-jelas nggak sehat dong. Selain merusak mental remaja, kelakuan Om-om yang kebablasan akan menimbulkan masalah dengan anak dan istrinya.

Seragam SMA seakan jadi fetish tersendiri, pegawai kafe yang sebenarnya bukan pelajar pun ikut-ikut pakai seragam SMA. Biar apa sih?

Belajar yang rajin. via teruterumi.blogspot.com

Seperti seragam pelajar pada umumnya JK memang menggunakan seragam yang sebenarnya tidak terlalu ketat atau terbuka. Dibandingkan seragam SMA di Indonesia yang lebih bisa dimacem-macemin jadi super aduhai. Seragam SMA di Jepang cukup komplit dengan jas dan rok yang lebar, meskipun rok nya sering sengaja dibikin super pendek. Tapi kalau mau kelihatan seksi, kenapa nggak sekalian pakai bikini?

Usut punya usut seragam sekolah di Jepang jadi fetish tersendiri, terutama buat Om-om penyuka daun muda. Mereka menilai cewek-cewek yang mengenakan seragam SMA akan terlihat lebih imut dibandingkan ketika mereka mengenakan baju sehari-hari. Sistem sosial patriaki di Jepang juga berpengaruh terhadap hal ini. Pria cenderung menyukai perempuan yang lebih muda dengan sifat polos dan innocent. Bahkan beberapa pegawai kafe yang bukan merupakan murid SMA ikut-ikutan mengenakan seragam SMA agar terlihat lebih menarik.

Makin serius, keadaan ini dimanfaatkan jadi bisnis. Seragam SMA bukan lagi fetish tapi identik dengan erotis

Makin aneh aja. via www.ebay.com

Lebih mencengangkan lagi, cewek-cewek SMA banyak yang tergabung dalam bisnis prostitusi. Bisnis ini melibatkan JK berseragam yang nantinya akan disewa oleh Om-om. Bahkan ada yang super aneh, sebuah pertunjukan di mana Om-om membayar mahal hanya untuk mengintip para gadis duduk di kelas dan melipat origami. Nggak hanya itu, cara duduk para gadis tersebut diatur sedemikian rupa, sehingga terlihat celana dalamnya. Bahkan biaya untuk menonton hal nggak berguna ini dihargai $60 atau sekitar Rp800 ribu per 30 menit.

Sebenarnya ini eksploitasi anak di bawah umur, tapi kebanyakan cewek-cewek SMA di Jepang memang menginginkan hal ini dan nggak merasa dieksploitasi

Pelajar Jepang. via www.dramafever.com

Jika bicara tentang kemanusiaan memang gadis di bawah umur yang terlibat dalam bisnis prostitusi sangat disayangkan. Namun ternyata fenomena ini di Jepang dianggap bukan sebuah pelanggaran karena para gadis SMA itulah yang menginginkannya. Banyak bisnis prostitusi yang tadinya nggak mempekerjakan gadis di bawah umur, kemudian beralih ke prostitusi di bawah umur, mengaku kewalahan menerima lamaran yang begitu banyak. Artinya nggak sedikit gadis Jepang yang justru menginginkan terlibat dalam bisnis prostitusi. Bahkan salah satu gadis SMA mengaku bahwa dia pengen terlibat bisnis prostitusi ini, selain karena dorongan finansial juga karena dia selalu kesepian dan senang ketika merasa dibutuhkan.

Bersyukur kebiasaan dan budaya anak remaja yang pacaran dengan Om-om di Indonesia bukan termasuk hal lumrah. Paling nggak, di negara kita menyadari bahwa ini sebuah kesalahan. Sehingga nggak berujung pada eksploitasi anak di bawah umur. Meskipun pada kenyataannya ada beberapa pihak yang memang melakukannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis