Kalau Sering Ngendon di Laboratorium Sampai Jamuran, 11 Hal Inilah yang Pasti Kamu Rasakan

Entah karena nyasar, disuruh orangtua, atau memang berminat, saat kuliah kamu mengambil jurusan Eksakta. Mungkin MIPA, Pertanian, Perikanan, Kehutanan, Geologi, Farmasi atau mungkin Kedokteran. Pastinya, sebagai anak Eksakta ada satu kegiatan yang mesti kamu lakukan: ngelab alias melakukan penelitian di laboratorium. Ini merupakan bagian penting dari perkulihan. Bagaimana nggak penting, semua mata kuliah yang mengharuskan praktikum ini punya poin yang lebih banyak dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Saking pentingnya, waktu yang kamu curahkan buat ngelab pun sangat banyak, nggak cuma sejam-dua jam, tapi seringnya bisa seharian suntuk.

Advertisement

Nyatanya, yang diisolasi berjam-jam bukan cuma mikroba atau bakteri, tapi juga diri kamu sendiri.

Nah, pengalaman diisolasi berjam-jam ini pasti banyak dan macam-macam! Berikut ini nih pastinya…

1. Karena laboratorium sudah seperti rumah kedua, tas milikmu bisa alih fungsi sebagai bantal dan jas labmu adalah sebaik-baiknya selimut

Bahkan laptop pun rasanya empuk

Bahkan laptop pun rasanya empuk via www.independent.co.uk

Siapa bilang praktikum atau penelitian cuma sampai sore? Buat anak-anak eksata yang harus mengamati perkembangan dari percobaannya, menginap di dalam laboratorium sudah jadi hal yang biasa.

Advertisement

Saking biasanya, saat tubuhmu minta diistirahatkan barang sejenak, tas milikmu bisa alih fungsi menjadi bantal dan empuk atau nggaknya bukan lagi persoalan penting. Sedangkan untuk mengatasi dinginnya AC laboratorium, jas labmu yang cukup panjang dan longgar adalah sebaik-baiknya selimut yang kamu milliki.

2. Saat lapar mendadak tapi pengamatanmu nggak bisa ditinggal, Hot Plate dan beaker glass ukuran 1000 ml bisa kamu andalkan untuk membuat mie instan

Tunggu airnya mendidih ya... :)

Tunggu airnya mendidih ya… 🙂

Namanya juga diisolasi, sudah pasti buat sekadar keluar beli makan pun kadang agak sulit. Apalagi kalau kamu nginap memang harus nginep di lab. Mau nggak mau, mie instan jadi sahabat terbaik saat kamu kelaparan.

Memang di lab nggak ada kompor gas atau panci, tapi pasti ada yang namanya hot plate dan beaker glass berukuran 1000ml. Biarpun ini sebenarnya buat penelitian, gak papalah kamu gunain buat keperluan pribadi sekali-sekali. Cukup kamu pastikan beaker glass itu bersih dari kontaminasi. Kalau masih ragu kamu bisa mensterilkannya lagi dengan mencucinya menggunakan alkohol 100%, baru dibilas dengan sabun cuci piring dan air hingga dirasa aman. Gampang! 😉

Advertisement

3. Pengamatan di mikroskop yang susah-susah gampang dan butuh kesabaran, kadang membuatmu berpikiran melakukan hal konyol seperti mengganti preparat

Preparatnya diganti yuk, hihihi

Preparatnya diganti yuk, hihihi via www.cmb.wisc.edu

Saat mengamati preparat di bawah mikroskop, kamu butuh waktu bermenit-menit untuk mendapatkan fokus. Belum lagi, kalau kamu diharus menggambar apa yang kamu lihat. Kadang fokus mikroskopmu bisa tiba-tiba berubah, dan mau nggak mau kamu mengatur ulang fokus lensa dan cahayanya.

Iya, iya, susah memang! Makanya nggak heran kalau akhirnya kamu menyiasati kejenuhanmu dengan mengganti preparat. Biasanya anak-anak cowok yang sering melakukan hal semacam ini, mereka sering mengganti preparat mikroba dengan hal-hal tak terduga, seperti ludah, rambut, bahkan bisa juga upil. Konyol? Mau bagaimana lagi, menjadi manusia lab memang mengharuskan kamu menjadi setengah gila! hahaha….

4. Isi cawan petri saat pembiakan mikroba atau bakteri sering membuatmu berangan-angan, andai saja itu agar-agar yang bisa dimakan

Ini bukan agar-agar ya! :(

Ini bukan agar-agar ya! 🙁 via patrickschneider.photoshelter.com

Rasa capek, laper dan ngantuk, bisa sangat membahayakan fokus pikiranmu. Bukan, bukan khawatir kamu salah melakukan percobaan. Tapi, kalau kamu kebetulan sedang menunggu hasil pembiakan mikroba atau bakteri di cawan petri, salah-salah kamu malah membayangkan isi di cawan petri itu agar-agar dingin yang siap untuk makan. Duh….

5. Hand counter penghitung koloni bisa saja mendadak jadi tasbih, saat kesabaranmu menunggu hasil pengamatan diuji berjam-jam

zikir yang banyak

zikir yang banyak via nextcity.org

Buat kamu yang cukup religi, alih-alih bengong saat nunggu hasil pengamata, tak ada tasbih hand counter penghitung koloni pun jadi untuk menemani zikirmu.

Iya, zikir yang banyak ya, biar praktikum atau penelitianmu nggak bertemu kegagalan. 🙂

6. Kadang memainkan alat-alat laboratorium yang unik itu menyenangkan, tapi kalau nggak berhati-hati bisa jadi malapetaka buat dompetmu yang pas-pasan

HS-Biosciences_Lab

Hati-hati bangeet… Jangan sampai jatuuuh… Kalau pecah nih tabung reaksi, sebulan gue harus makan mie…

Banyak memang cara menghilangkan bosan, kamu bisa memaikan beberapa alat-alat laboratrium yang menurutmu unik. Tapi, jangan lupa untuk berhati-hati ya. Jangan sampai kamu puasa cuma karena harus mengganti alat-alat lab yang kamu rusak. 🙁

7. Kamu pun sempat gagal paham saat harus melakukan pengamatan “Feses ikan” dan bertanya-tanya, “ini sebenarnya ngapain aku ngamatin hal kayak gini?”

Mereka mau ngamatin apa lagi sih?

Mereka mau ngamatin apa lagi sih? via metalandmettle.wordpress.com

Namanya juga anak eksata, apapun bisa jadi bahan pengamatanmu. Sampai feses ikan pun diamati sama anak-anak di jurusan perikanan. Awalnya kamu sempat gagal paham, “ini sebenarnya ngapain aku ngamatin hal kayak gini?”

Tapi setelah tahu kegunaannya yang nggak lain membantumu untuk mengerti daya cerna dan lama proses pencernaannya. Kamu pasti cuma mengangguk-angguk sambil berpikir,

Orang yang menemukan cara pengamatan ini pasti kurang kerjaan! Hahaha….

8. Sudah berjam-jam bahkan seharian melakukan ini itu demi sebuah percobaan, tapi ternyata hasil gagal…. sabar ya

Duh, gagal, ulang lagi deh.

Duh, gagal, ulang lagi deh. via myria.com

Moto yang harus dipegang teguh anak eksata adalah “sabar”

Bagaiaman nggak sabar, sudah berjam-jam waktu tercurah untuk sebuah percobaan, tapi ternyata hasil akhirnya gagal! Dunia rasanya mau runtuh….

9. Tapi penelitian sampe jamuran juga nggak selamanya menyedihkan, Mengamati perkembangan embrio atau klasifikasi mikroorganisme bisa jadi hal indah yang nggak mau kamu lewatkan

Lucu kan embrio ikannya...

Lucu kan embrio ikannya… via id.pinterest.com

Sebelum kamu beranggapan ngelab itu banyak membosankannya. Coba deh kamu ingat-ingat bagaimana rasanya saat mengamati perkembangan embrio ikan. Dari telur kecil yang tampak bening itu, ternyata menyimpan pemandangan indah, mulai dari tahap pembelahan sel, sampai embrio benar-benar terbentuk sempurna. Atau, ingat-ingat kekagumanmu saat menemukan bermacam bentuk mikroorganisme di bawah mikroskopmu. Dijamin kamu pasti nggak bakal bisa move on dari itu semua 🙂

10. Atau kamu kalau kamu iseng mau main sulap-sulapan, bahan-bahan kimia yang ada pun bisa kamu pergunakan. Asal jangan sampai buat kekacauan ya!

Lihat nih, warnanya berubah loh!

Lihat nih, warnanya berubah loh! via discover.umn.edu

Nah, bosan sih, tapi saat sadar di sekelilingmu banyak bahan kimia yang kalau dicampur-campur bisa membuat efek yang unik, entah warnanya berubah, entah mengeluarkan busa atau asap, asalkan jangan sampai meledak aja ya gais. :’)

11. Dan pada akhirnya, saat penelitianmu yang kesekian kalinya berhasil. Rasanya kamu seperti peneliti-peneliti terkenal itu

Prof, lihat penelitian saya berhasil nih... *lega*

Prof, lihat penelitian saya berhasil nih… *lega* via www.pdx.edu

Nggak ada yang lebih dinatikan oleh kamu anak eksata selain percobaan atau penelitianmu yang akhirnya berhasil.

Aku sudah seperti Marie Curie belum? Hihi

Perlu kamu tahu, semua hal besar yang lahir di ruangan sunyi nan dingin itu. Percaya meski perasaanmu berjamur karena terlalu lama di dalam lab, kelak dari tanganmu bisa saja tercipta keajaiban.

Buat yang sedang penelitian… sabar-sabar ya. Kalau kami berhasil melewatinya, pasti kamu juga! Semoga berhasil! 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu

CLOSE