Tanpa Kamu Sadari, Ternyata yang Bikin Lama Ngerjain Skripsi adalah Hal-Hal Ini! Cek Diagramnya Deh

Skripsi selalu jadi momok yang menyeramkan bagi mahasiswa tingkat akhir. Karena lulus tidak pernah tentang diri sendiri, sekeras apapun kita berusaha belum tentu kita bisa lulus dengan cepat dan mendapat nilai yang baik. Ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses pengerjaan skripsi dan kamu tidak bisa menghindari salah satunya. Hipwee mencoba membuat diagram pie (pie chart) yang menggambarkan fase-fase pengerjaan skripsi dari waktu ke waktu. Kamu akan bisa melihat dan mungkin menganggukkan kepala saat melihat chart ini.

1. Petualanganmu mengerjakan skripsi dimulai saat kamu sudah dapat dosen pembimbing, saat itu semangat dan idealismemu lagi tinggi-tingginya

Advertisement

Di fase ini kamu sedang senang-senangnya membuat rencana sana-sini seolah kamu bisa mengikuti semua rencana yang kamu buat. Kamu menyusun perencanaan lengkap dengan tanggal-tanggalnya di buku agendamu, berharap kamu bisa lulus tepat waktu. Waktu untuk main pun sudah kamu niatkan untuk dikurangi demi frekuensi bimbingan yang lebih pasti.

2. Di awal momen penggarapan skripsi,  kamu pasti rajin banget bimbingan. Tapi idealismemu mulai turun gara-gara banyak dimasuki pemikiran dosenmu. Ngaku deh!

Setelah berkali-kali bimbingan kamu justru makin galau karena banyak pemikiranmu yang ternyata tidak sejalan dengan dosenmu. Tapi kamu tidak punya argumen ataupun ilmu yang cukup kuat untuk menyanggahnya. Alhasil semangatmu mulai turun, begitu pula dengan ideealismemu.  Lama-lama kamu berpikir untuk mulai menambah waktu main atau mencari hiburan.

3. Apalagi kalau proposalmu sudah disetujui. Untuk bisa turun ke lapangan, kamu akan dapat banyak revisi. Wajah dosen tiba-tiba jadi kebutuhan primer yang harus ditemui

Idealismemu di fase ini sudah hampir punah dan idealisme dosen sudah merasuki pemikiranmu pelan-pelan. Di tengah semangat yang mulai berkurang kamu semakin membutuhkan penghiburan. Kini skripsi yang “kamu banget” sudah bukan lagi tujuan yang harus kamu capai karena “asal cepat lulus” mulai terlihat lebih rasional

Advertisement

4. Begitu hasil penelitian sudah ada di tangan, ternyata proses penyelesaiannya tak semulus yang diharapkan. Kamu masih harus ditolak, lagi dan lagi!

“Ini harusnya nggak gini”

“Kamu harusnya bisa lebih dari ini.”

“Ini nggak bisa kalau seperti ini, ubah!”

Baterai semangatmu sudah lemah begitu penolakan datang berkali-kali. Sebenarnya kamu sudah mulai enggan untuk mengubah ini-itu. Tapi ya bagaimana lagi!

5. Tak berhenti di penolakan, makin ke sini dosen justru makin sulit ditemui dengan alasan macam-macam. Duh, PHP!

Advertisement

“Maaf hari ini Bapak harus ke luar kota.”

“Ibu hari ini nggak bisa ya, jam ngajarnya full. Minggu depan saja.”

Ketika janji hari esok dan minggu depan terus diundur membuat kamu memilih untuk mengalihkan fokusmu pada hal lain, apalagi selain “main!”. Daripada di-PHP terus-menerus ‘kan malah bikin emosimu memuncak, jadi lebih baik cari hiburan yang banyak!

6. Lagi malas-malasnya, tanpa kamu sadari teman seangkatanmu mulai lulus satu persatu dan ninggalin kamu yang skripsinya masih baru “segitu”

Ketika kamu sedang menikmati waktu main demi mencari hiburan yang berarti di saat kena PHP dan revisi sana-sini, teman-teman seangkatanmu justru mulai lulus satu-satu. Mereka mulai pasang foto bertoga dan bekerja di perusahaan yang kamu impikan. Satu kata: Iri! Dan kamu mulai mengumpulkan semangat lagi, meski sulit sekali.

7. Nasibmu semakin pedih ketika teman-temanmu yang sudah lulus mulai masuk ke tahap yang lebih jauh lagi: menikah! Dan kamu hanya bisa bercermin lalu teriak “Aku kapan?”

7

Ketika mengingat waktu menikah mencambukmu, kamu sudah sulit untuk mengendalikan waktu mainmu karena kamu sudah telanjur nyaman di sana. Tapi untuknya masih ada sedikit sisa semangat yang tertinggal dan kamu mulai lagi bimbingan. Peduli amat dengan idealisme, sekarang yang ada di pikiranmu cuma “yang penting lulus sudah syukur”, karena toh dimanapun kamu melamar kerja atau melamar (/dilamar) si dia, kamu tidak akan pernah ditanya judul skripsimu apa. That’s the facts!

Bagaimana pengalamanmu mengerjakan skripsi? Coba deh curhat, jangan disimpan sendiri begitu, nanti jadi jerawat lho!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ceritagrammer

CLOSE