Film Dengan Rating Buruk Nggak Mesti Jelek. Ini 4 Yang Tetap Bisa Kamu Nikmati!

Apa jadinya kalau ternyata film favorit kamu adalah film dengan rating jeblok di situs review Rotten Tomatoes dan Roger Ebert, lalu jadi bahan ejekan teman-teman kamu yang movie freak? Tentunya, kamu bakal malu dan memasukkannya ke dalam daftar guilty pleasure kamu.

Film yang baru keluar selalu menjadi santapan lezat bagi para kritikus. Mereka bisa menghina, mengkritik, membandingkan, atau memuji suatu filml keberadaan mereka pun disegani oleh para movie maker dari berbagai belahan dunia manapun. Rating sebuah film bisa menjadi kutukan apabila film itu juga ambruk di box office. Tapi rating buruk itu bisa jadi nggak lebih dari angin lalu, kalau film tersebut laku ditonton di seluruh dunia.

Tidak semua film dengan rating jelek itu jelek, karena hal tersebut bisa ditutupi oleh aspek lain sehingga tetap bisa dinikmati oleh penonton: seperti akting pemainnya yang bagus atau efek yang keren.

Film-film di bawah ini merupakan film yang mendapatkan rating yang tidak terlalu baik waktu pertama kali keluar. Namun, mereka tetap bisa menghibur kalian. Tidak usah segan untuk memasukkannya ke dalam daftar film favoritmu:

1. Death Becomes Her (1992)

Death Becomes Her

Death Becomes Her via compass-images-1.comcast.net

“En Garde, Bitch!”

Helen Sharp (Goldie Hawn) sudah menduga dari awal bahwa sahabatnya sekaligus musuh abadinya, Madeline Ashton (Meryl Streep), akan merebut tunangannya, Dr. Ernest Menville (Bruce Willis). Helen benar: Madeline menikah dengan Dr. Ernest. 7 tahun kemudian, Helen mengalami obesitas, depresi berat, serta obsesi untuk membunuh Madeline. Sementara itu, Madeline pun tidak bahagia dengan kehidupan pernikahannya dan wajahnya mengalami penuaan dini.

Ketika mereka berdua bertemu lagi, Madeline terkejut melihat Helen yang kini telah berubah dan jauh lebih mempesona dari sebelumnya.

Akting keren para pemain, adegan pertengkaran serta dialog yang konyol menjadi kekuatan bagi film ini, Dan film ini sempat membuat kapok Meryl Streep untuk bermain dalam film bergenre fiksi ilmiah karena dalam salah satu adegan, Meryl Streep tanpa sengaja melukai lawan mainnya, Goldie Hawn, dan Streep juga merasa tidak nyaman harus akting bertengkar dengan boneka peraga.

Film ini mendapatkan rating 43% di Rotten Tomatoes, dan dikritik sebagai film yang hanya mengandalkan efek khusus alih-alih substansi cerita. Terlepas dari itu, film ini memenangkan penghargaan Oscar untuk kategori Efek Khusus Terbaik; Meryl Streep pun mengamankan nominasi Aktris Terbaik di penghargaan Piala Golden Globe.

2. Death to Smoochy (2002)

Death to Smoochy

Death to Smoochy via slantmagazine.com

“I loathe you! Bastard Son of Barney!”

Randolph “Rainbow” Smiley (Robin Williams) terpaksa harus kehilangan karirnya sebagai pemandu acara anak-anak karena tertangkap basah menerima sogokan dari para orangtua yang menginginkan anak mereka muncul di acaranya. Pihak produser menggantikannya dengan Sheldon Mopes (Edward Norton), yang naif dan memiliki idealisme yang tinggi soal kemanusiaan.

Mopes berhasil meningkatkan rating acara yang sempat jeblok. Tapi Mopes juga mulai menyadari bahwa bisnis hiburan anak-anak tidak selalu diwarnai manis gula-gula dan warna-warni pelangi. Ada juga konspirasi antar mafia, tim pemasaran yang berseberangan dengan idealismenya, serta Rainbow, yang selalu berusaha menghancurkan reputasi Mopes dengan berbagai cara.

Di film ini, Robin Williams mendapatkan nominasi dalam penghargaan Razzie pada kategori Aktor Pendukung Terburuk. Kritikus ternama Roger Ebert juga hanya memberikan 1.5 dari 4 bintang. Tapi kamu tetap bisa terhibur oleh akting Norton dan Williams yang kocak kok!

3. The Edge of Love (2008)

The Edge of Love

The Edge of Love via aceshowbiz.com

“No harm will ever come to you. Not from me, not from anyone else. And while I’m here, no word of mine will ever hurt you.”

Di tengah-tengah horor Perang Dunia II, Vera Phillips (Keira Knightley) bertemu kembali dengan cinta pertamanya, Dylan Thomas (Matthew Rhys). Harapannya untuk kembali bersama pupus karena Dylan sudah memiliki istri, Caitlin McNamara (Sienna Miller). Terlepas dari kecemburuan Caitlin terhadap Vera, keduanya menjalin persahabatan.

Persahabatan mereka terus berlanjut, bahkan ketika Vera menikah dengan William Killick (Cillian Murphy), yang berprofesi sebagai tentara. Masalah muncul ketika William ditugaskan ke Yunani dan Vera hamil lalu pindah ke pedesaan bersama Dylan dan Vera.

Film yang diangkat dari kehidupan penyair asal Wales Dylan Thomas ini mendapatkan kehormatan untuk tampil dalam Edinburgh Film Festival, terlepas dari nilai rating yang hanya 34% di Rotten Tomatoes.

Di film ini, Keira Knightley, yang berperan sebagai seorang penyanyi, menyanyikan sendiri lagu-lagu yang dibawakannya di film. Selain itu, kamu juga bisa menikmati film ini karena alur narasinya yang rapi. Jangan lupa siapkan tissue karena kamu akan dibuat menangis oleh kisahnya yang mengharukan.

4. Project X (2012)

Project X

Project X via i.lv3.hbo.com

“Look at me now, bitches! My party is the shit! My party is legendary!”

Dalam rangka meningkatkan “status sosial” mereka di sekolah, Oliver (Oliver Cooper) dan J.B (Jonathan Daniel Brown) menjadi “Relawan” bagi Thomas (Thomas Mann), sahabat mereka, yang akan merayakan ulang tahun pada akhir pekan. Mereka memanfaatkan momen absennya orangtua Thomas, yang pergi keluar kota untuk merayakan hari jadi pernikahan mereka.

Oliver merekrut salah satu teman sekolah mereka, Dax, untuk merekam setiap momen mulai dari proses perencanaan acara hingga selesai. Pesta yang seharusnya berjalan meriah tetapi “normal” berubah menjadi “abnormal” dan brutal ketika banyak tamu tanpa diundang yang hadir karena Oliver mempromosikannya di Craiglist dan stasiun radio lokal.

Mendapatkan kritik yang buruk dari berbagai situs bukan berarti film ini tidak mendulang respons positif di kalangan penonton. Buktinya, Project X sempat mendapatkan posisi nomer 2 di box office Amerika.

Kamu bakal dibuat geleng-geleng kepala oleh ulah tamu-tamu pesta Thomas dan usaha Oliver,J.B, dan Thomas  agar pesta mereka tetap berjalan tanpa ‘gangguan’ dari polisi, tetangga yang complain dan orang tua Thomas yang selalu menelfon Thomas setiap beberapa jam sekali. Selain itu, soundtrack film ini bisa jadi referensi tambahan apabila kamu sedang kebingungan untuk mencari lagu buat pestamu nanti.

Pesan moral: Pestamu belum ada apa-apanya kalau belum sampai chaos, diliput berita, dan ada junky gila yang membakar rumahmu.

Mungkin ada dari kalian yang mau menambahkan soal film favorit kalian yang sayangnya mendapat review yang kurang bagus dari para kritikus film? Silahkan tulis di kolom komentar di bawah!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I can't live without colorful eye shadow, obscure toys, quirky clothes, and internet connection.