Seorang Warga Kibarkan Bendera Merah-Putih dengan Gagang Sapu. Bebas Sih Tapi Nggak Gini Juga Kali!

Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus jelas memiliki makna besar bagi bangsa ini. Perayaan yang kerap disebut 17-an itu senantiasa direpresentasikan oleh masyarakat melalui banyak hal. Seperti berbagai lomba yang mengambarkan perjuangan, kebebasan, dan suka cita. Dan beberapa hari sebelumnya, selalu ada imbauan pada masyarakat untuk mengibarkan bendera merah-putih di depan kediamannya masing-masing.

Soal pengibaran Sang Merah-Putih ini, ada sebuah kabar yang menghebohkan masyarakat belum lama ini. Pasalnya, di salah satu sudut kota Kediri, ada seseorang yang memasang bendera Indonesia dengan menggunakan sebuah gagang sapu yang ditancapkan di tanah, dengan ujung sapu berada di atas bendera merah-putih. Tak pelak, hal ini menjadi omongan di media sosial.

Belum lama ini, tersebar foto sebuah bendera merah-putih terpasang dengan menggunakan gagang sapu. Jelas, unggahan ini menuai banyak komentar

Pakai gagang sapu. via www.facebook.com

Dinukil dari laman Okezonecom, sebuah foto bendera merah-putih yang diunggah kali pertama oleh akun Facebook roda2blog.com menjadi perhatian warganet. Pasalnya, bendera yang terkibar tersebut menggunakan gagang sapu yang ujungnya berada di atas bendera merah-putih. Tercatat, kejadian ini berlangsung di kawasan Tirto, Kediri, Jawa Timur. Banyak yang mengatakan bahwa perbuatan salah seorang warga ini merupakan pelanggaran etika terhadap simbol negara. Tapi sayang, nggak ada kabar lebih lanjut mengenai bendera ini.

Sebelumnya di tahun yang sama, ada juga seorang ibu hamil yang memasang bendera terbalik dan mendapat hukuman dari pihak berwajib!

Masih dari Jawa Timur, kesalahan pengibaran bendera merah-putih kembali terulang. Tapi kejadian kali ini terjadi di daerah Desa Banjar Kemantren, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Seorang ibu hamil bernama Nurul Kurnia (33), tertangkap mengibarkan bendera terbalik; putih di atas dan merah di bawah. Nggak lama, petugas dari kepolisian Buduran pun menegur dan memberi hukuman pada Nurul. Karena alibi Nurul itu sebuah kelalaian dan nggak sengaja, dia hanya mendapat hukuman berupa hormat saat bendera dikibarkan kembali.

Bahkan di tahun 2006 lalu, seorang yang salah pasang bendera harus kehilangan nyawa. Sepele sih, tapi akibatnya nggak kira-kira!

Pun di depan kantor PKS. via merdeka.com

Jauh menoleh ke belakang, tepatnya di tahun 2006 lalu, kejadian mengerikan terjadi saat salah seorang warga Nanggro Aceh Darussalam salah mengibarkan simbol negara. Pasalnya, dilansir dari Hukumonlinecom, beberapa oknum dari kepolisian main hakim sendiri saat mengetahui kejadian itu. Parahnya lagi, akibat tindakan para oknum tersebut, dia harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami memar di beberapa bagian tubuhnya. Nahas, dua hari berselang, nyawanya nggak terselamatkan karena tulang bagian kanan rusak parah.

Rasanya, persoalan patriotisme lewat pengibaran Sang Saka merah-Putih ini harus ekstra hati-hati, ya!

Sang Saka Merah Putih! via ariefsastra21.blogspot.co.id

Kejadian salah pasang bendera merah-putih ini sebenarnya nggak baru sekali dua kali terjadi. Sudah banyak kasus serupa yang terjadi di berbagai wilayah. Tentunya, hal itu bukan kesengajaan. Memangnya ada orang yang sengaja atau iseng memasang lambang suci negara dengan ngawur? Tentu nggak ada dong. Sayangnya, orang yang berjiwa sok patriotisme, menjadikan kekhilafan seseorang sebagai hal yang harus ditindaklanjuti, biasanya sih lewat jalur kekerasan.

Tampaknya, setiap kita yang merayakan hari kemerdekaan republik kita tercinta ini harus bisa belajar toleransi atas kejadian semacam ini. Jiwa nasionalisme dan patriotisme nggak cuma sebatas pengibaran bendera semata, kan? Untuk masalah yang satu ini, rasanya kita cuma perlu menegur dan memberi tahu orang yang bersangkutan saja deh, nggak perlu sampai berlebihan dan sampai pakai kekerasan. Bagaimana pendapatmu?

Salam, merdeka!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Senois.