Untukmu Si Anak Tengah Dalam Keluarga. Sulung Nggak, Bungsu Nggak, dan Sering Bingung Sama Posisinya…

Pernah nggak sih kamu mengamati perbedaan sifat antara kamu, adik, dan kakakmu? Meski wajah kalian mirip, ternyata sifat dan karakter kalian bisa berbeda jauh. Mungkin kakak sulungmu adalah sosok yang sangat dewasa, serius, dan sedikit bossy. Sementara adikmu punya sifat periang, sedikit bandel, dan humoris.

Advertisement

Kamu sendiri? Ah, sebagai anak tengah, kamu sering kesulitan menjelaskan kamu tipe orang yang seperti apa.

Tenang, kamu nggak aneh kok. Jadi anak tengah memang susah-susah gampang. Ada kalanya kamu kebingungan dengan posisimu dalam keluarga. Kalau lagi sama adik, kamu bisa jadi seperti kakak sulung yang bijak dan dewasa. Sebaliknya, kalau lagi berdua sama kakak, kamu akan berubah jadi sosok yang sedikit manja. Iya nggak?

Nah, buat kamu yang anak tengah, Hipwee khusus menuliskan artikel ini. Di tengah kebingungan yang kerap kamu rasakan, semoga ini bisa bikin kamu merasa terwakili~

Advertisement

1. Mungkin awalnya kamu adalah anak bungsu yang diemaskan. Tapi… semuanya berubah saat kamu punya adik lagi

"hae kakak..."

“hae kakak…” via www.parentmap.com

Saat kamu masih kecil — saat di rumah hanya ada kamu, orangtua, dan kakakmu — kamu adalah pusat perhatian. Bukan cuma Papa dan Mama yang menghujanimu dengan kasih sayang, kakakmu yang turut ‘merasa bertanggung jawab’ atas hidupmu.

Semuanya berjalan begitu sempurna, sampai akhirnya…

Advertisement

“Kita mau punya adik lagi lhooo…”

“Yeeeey, bentar lagi Adek jadi Kakak~”

Kamu nggak berdaya. Ya gimana, masa nyuruh Mamamu batalin kehamilan? Akhirnya, lahirlah adik kecil yang mengambil seluruh posisimu. Kamu nggak lagi menjadi si anak bungsu.

2. Sebagai mantan anak bungsu, kamu sedikit merasa kehilangan. Maklum, ada si baru yang jadi pusat perhatian…

perlahan-lahan kamu mulai tersingkir...

perlahan-lahan kamu mulai tersingkir…

Setelah kelahiran adikmu, dimulailah pergeseran posisi yang mengubah hidupmu. Kamu yang tadinya pusat perhatian, sedikit demi sedikit mulai tersingkir karena ada adikmu, yang lebih mungil dan lebih lucu. Duh, cup cup…

3. Kakakmu yang paling dewasa jelas banyak kebutuhannya. Adikmu yang masih kecil jelas butuh banyak perhatian. Kamu? Jadi penonton aja deh…

ng...iya deh

ng…iya deh via lokiangelo.tumblr.com

Kamu : “Ma, aku mau beli buku itu dong? Teman-teman aku semua udah baca.”

Mama : “Aduh sayang, nanti dulu ya. Kakakmu lagi butuh laptop untuk ngerjain tugas. Sabar dulu ya.”

Kamu : “Oh, oke Ma.”

*hari lainnya*

Kamu : “Ma, kita ke Dufan aja yuk Ma? Aku bosan di rumah.”

Mama : “Adik kamu ngajakin ke kebon binatang, kak. Kita ke kebun binatang aja yuk? Biar adikmu tahu jenis-jenis hewan.”

Kamu : “Oh, oke Ma.”

*menghela nafas*

Sebagai anak pertama, kakakmu akan mendapat fasilitas kelas satu. Itu karena kakakmu dipersiapkan menjadi pelindung keluarga dan pengayom adik-adiknya kelak. Sementara adikmu yang masih kecil butuh banyak perhatian karena dia belum tahu apa-apa tentang dunia. Ini-itu harus diajari.

Kamu? Eng ing eng… Karena kamu sudah lebih besar, jadi kamu dianggap sudah bisa lebih mandiri. Tapi kamu juga belum cukup dewasa untuk diutamakan kebutuhannya. Intinya, kamu harus ngalah sama kakakmu soal fasilitas, dan harus ngalah sama adikmu soal kasih sayang.

4. Udah dapat barang bekas dari kakak, masih harus ngalah juga sama adik dengan alasan ‘kamu kan kakaknya!’

"ngalah dong, kamu kan kakanya.."

“ngalah dong, kamu kan kakanya..” via female.kompas.com

Adik: “Adek mau yang ijo.”

Kamu : “Tapi kan ini udah aku…”

Mama : “Kakak udah dong ah, ngalah sama adiknya.”

Kamu : “Oh, oke Ma.”

Bukan rahasia kalau kamu selalu memakai barang bekas kakakmu. Terkadang kamu pakai barang yang ada nama kakakmu. Ya sebenarnya nggak masalah sih, selama barangnya memang masih bisa dipakai dan mencukupi kebutuhanmu. Sudahlah dapat barang bekas, kamu juga masih harus ngalah sama adikmu lagi. Sedihnya tuh…ya udahlah.

5. Kalau kamu bersikap dewasa, kamu masih kalah dewasa dibanding kakak. Tapi kalau ngambek, kamu juga dibilang bukan anak kecil lagi dan nggak ngasih contoh baik ke adikmu. Fyuuhhh

tolongin baim ya allah...

tolongin baim ya allah… via musik.kapanlagi.com

Posisimu pun serba salah. Saat kamu berusaha menyikapi masalah seperti orang dewasa, kamu akan dituduh sok tau. Tapi kalau kamu kesel, lalu ngambek, kamu juga akan dianggap kekanak-kanakan dan nggak bisa memberi contoh yang baik untuk adikmu. Akhirnya kamu hanya bisa masuk kamar dan bertanya-tanya:

“Ya Allah, Baim harus gimana ya Allah?”

6. Kakakmu sibuk banyak kerjaan, adikmu sibuk malas-malasan. Kamu harus rela jadi tumbal mengerjakan tugas-tugas mereka

sedih...

sedih… via twitter.com

“Rumahnya kok belum disapu?”

“Lho, itu kan tugasnya kakak, Ma?”

“Kakak lagi banyak tugas.”

“Adek aja deh, dia kan nggak ngapa-ngapain seharian.”

“Adek kalau lagi nonton Doraemon kan nggak bisa diganggu.”

Di rumah, kamu nggak bisa main suruh-suruh aja, karena ada kakakmu yang menguasai semuanya. Yang ada kamu malah yang disuruh-suruh kakakmu. Eh, waktu kamu mau balas dendam dengan nyuruh-nyuruh adikmu, Papa Mama akan belain dia karena dia masih kecil jangan disuruh-suruh. Akhirnya kamu pun harus rela menjadi tumbal untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.

7. Tiba saatnya kamu menemukan pendamping hidupmu yang cocok. Tapi kakakmu belum siap nikah tuh. Jadi kamu harus ngantre!

jadi anak tengah itu bagaikan raisa. Serba salah...

jadi anak tengah itu bagaikan raisa. Serba salah… via rainerdistefano.tumblr.com

Hingga akhirnya kalian bertiga sudah sama-sama dewasa. Saat itu mungkin kamu sudah cocok banget sama pacarmu, dan sudah yakin untuk sama-sama menapaki jenjang pernikahan. Eit, tunggu dulu. Di beberapa budaya lokal, adik nggak boleh melangkahi kakaknya lho soal pernikahan. Jadi kalau kakakmu belum nikah, ya kamu harus sabar. Pacarmu harus sabar.

Nah, hingga akhirnya karena kelamaan, pacarmu kabur duluan. Hingga akhirnya saat kakakmu sudah menikah, kamu justru malah jomblo. Kalau sudah begini, keluarga jadi akan mendesak. Kalau kamu nggak segera nikah, nanti adikmu juga nggak nikah-nikah dong? ARGH!

8. Orang atau saudara jauh akan lebih mudah mengingat si sulung dan si bungsu. Kamu? Diingat syukur, nggak juga udah biasa

orang susah mengingatmu

orang susah mengingatmu via thehungergamesrp.wikia.com

“Itu tuh, anak bungsunya Pak Erwin.”

“Oh, si Hasna ya? Kalau yang sulung siapa namanya?”

“Ferry.”

“Oh iya. Kalau yang nomer dua?”

“Lha? Bukannya Pak Erwin anaknya cuma dua?”

Predikat anak sulung dan anak bungsu akan jauh lebih mudah diingat daripada predikat sebagai anak tengah.

9. Akhirnya kamu bingung dengan keberadaanmu di keluarga. Kamu pernah merasa nggak dianggap?

kamu merasa tak dianggap

kamu merasa tak dianggap via rebloggy.com

Diantara kakakmu yang menguasai fasilitas dan adikmu yang mendominasi kasih sayang, kamu kebingungan menentukan identitasmu. Dibanding kakakmu, kamu jelas kalah otoritas. Tapi kamu juga nggak bebas bermanja-manja atau bersikap seperti anak-anak karena bagaimanapun kamu harus menjadi contoh untuk adikmu. Kamu jadi bingung untuk bagaimana menempatkan dirimu. Selain itu, karena perhatian orang tua seringnya terpusat pada kakak dan adikmu, terkadang membuatmu merasa nggak dianggap di rumah.

10. Mungkin itu juga yang membuatmu merasa terasing saat di rumah, sehingga akhirnya kamu lebih suka sendirian

kadang keberadaanmu di rumah bagai hantu. invisible.

kadang keberadaanmu di rumah bagai hantu. invisible. via www.tumblr.com

Kebingungan dan rasa nggak dianggap itulah yang mungkin membuatmu merasa tersingkir dan terasing di rumah sendiri. Karena hal ini, kamu lebih suka menghabiskan waktu sendirian di kamar. Mendengarkan musik, atau nonton-nonton film sendiri. Selain itu, biasanya kamu juga punya sifat yang sangat berbeda dengan kakak dan adikmu. Setiap anak memang ingin mendapatkan perhatian orang tua. Menjadi ‘beda’ mungkin salah satu caramu untuk mendapatkan perhatian dari orang tua.

11.Tapi tanpa kamu sadari, terlahir sebagai anak tengah membekalimu dengan hal-hal baik pula

posisimu sebagai anak tengah membuatmu tumbuh jadi pribadi yang tangguh

posisimu sebagai anak tengah membuatmu tumbuh jadi pribadi yang tangguh via taftfashion.tumblr.com

Posisimu yang serba membingungkan sebagai anak tengah ini, tanpa kamu sadari ikut menentukan sifat-sifat yang baik lho. Meski ada beberapa dampak negative dari syndrome second child, tapi dampak positifnya juga banyak.

12. Karena sudah terbiasa menghadapi karakter yang jauh berbeda, kemampuanmu beradaptasi nggak usah diragukan lagi

kamu mudah bergaul dan banyak teman

kamu mudah bergaul dan banyak teman via friendsoneepisodeonescene.tumblr.com

Karena sudah terbiasa menghadapi kakakmu yang serba ngatur dan adikmu yang nggak mau diatur, kamu jadi terbiasa menghadapi banyak orang. Kemampuanmu ini membuatmu mudah menoleransi perbedaan. Nggak heran kalau di luar sana kamu punya banyak teman yang beda-beda.

13. Kamu adalah orang yang cinta damai

anak kedua stuck di tengah

anak kedua stuck di tengah via www.dailymail.co.uk

Karena sama-sama keras kepala, kakakmu dan adikmu mungkin sering berantem. Sementara kamu berada di tengah-tengah mereka harus berusaha menjadi penengah. Peran ini akan terbawa sampai kamu dewasa. Melihat kakakmu dan adikmu bertengkar itu menyebalkan, makanya kamu selalu berusaha menjaga perdamaian dan menjadi penengah jika ada pertikaian.

14. Kamu juga pintar menghibur diri sendiri. Karena nggak bakal ada yang hibur kamu selain diri sendiri, hiks..

kamu pintar menghibur diri sendiri

kamu pintar menghibur diri sendiri via www.pinterest.com

Karena sejak kecil kamu merasa kurang diperhatikan, kamu akan punya skill khusus untuk memperhatikan dirimu sendiri. Kamu akan terbiasa apa-apa sendiri, dan nggak mau merepotkan orang tua. Selain itu, kamu juga jago menghibur diri sendiri. Mungkin karena itu kamu menjadi pribadi yang kuat dan nggak mudah menyerah.

15. Kata siapa anak tengah nggak bisa sukses karena bayang-bayang saudara? Banyak kok orang sukses yang merupakan anak tengah

si anak tengah yang super sukses

si anak tengah yang super sukses via atl.clicrbs.com.br

Sebagai anak tengah, kamu mempunyai daya kreativitas yang tinggi. Mungkin ini karena kamu sering menghabiskan waktu sendirian. Kata siapa masa-masa pertumbuhan yang sulit selalu berdampak buruk untuk mada depan? Buktinya banyak orang-orang sukses yang merupakan anak tengah. Misalnya? Bill Gates!

Memang sih menjadi anak tengah sedikit membingungkan, kadang malah nggak enak. Tapi nggak apa-apa. Kamu tahu meski orang tuamu terkesan lebih perhatian kepada kakak dan adikmu, mereka juga nggak kurang-kurang menyayangimu. Dan kakakmu ataupun adikmu yang sering membuatmu sebal dan tersingkir, juga akan jadi orang pertama yang datang saat kamu butuh bantuan. Bukankah begitu, hey sesama anak tengah? 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE