6 Perbedaan Antara Cowok yang Cuma Oke Kamu Pacari, dengan Dia yang Layak Jadi Suami

Cowok yang layak jadi suami

“He is nice. But do you think he got what it takes to be your husband?”

Advertisement

Menemukan seseorang yang bersedia membuka hati dan mengulurkan tangannya untuk mendampingi memang menghangatkan hati. Status ‘pacar’ dengan cepat kalian sandang. Mulai sekarang kamu tak perlu takut lagi jika tak punya badan yang bisa dipeluk sebagai tempat pulang.

Tapi, bukankah pacaran adalah hubungan yang paling main-main stratanya? Membawa hubungan ini ke arah selanjutnya baru jadi prestasi yang layak diakui tajinya. Buatmu yang sudah memiliki pria yang selalu ada — yakinkah kamu dia orang yang tepat untuk diajak membangun hidup bersama?

1. Cowok yang oke dipacari membuatmu merasa tak pernah sepi. Dia yang layak jadi suami memunculkan rasa tetap ditemani. Walau sendiri

Dia memunculkan rasa tetap ditemani. Walau sendiri

Dia memunculkan rasa tetap ditemani. Walau sendiri via storyboardwedding.com

Menjadikannya suami tidak lantas membuatmu punya 24 jam waktunya. Justru kelak akan lebih banyak hal yang harus diurusnya.

Advertisement

Pekerjaan, tugas ke luar kota, bisnis yang dirintis bersama rekan sejawat, sampai urusan keluarga besar memenuhi kepala.

Saat cowok yang oke dipacari bisa mengantar ke mana-mana, membuatmu merasa selalu ada pendampingnya ; pria yang oke jadi suami memberi rasa berbeda. Dia memang tak bisa selalu ada. Tapi rasa sepi dada tidak sering datang hanya karena dia tak bisa dipandang matanya. Ada rasa yakin bahwa dia tak akan ke mana-mana. Meski kalian tak bisa selalu bersama.

2. Cowok yang punya material jadi pacar idaman selalu memberi kebebasan. Pria yang oke jadi suami mati-matian mendorongmu dalam kebaikan

Advertisement
Pria yang nanti jadi suami mati-matian mendukungmu dalam kebaikan

Pria yang nanti jadi suami mati-matian mendukungmu dalam kebaikan via storyboardwedding.com

Pacar yang baik: “Kamu suka? Ya udah, boleh. Aku dukung.”

Calon suami yang oke: “Kamu bisa lebih dari ini. Jangan berhenti cuma karena tidak percaya diri.”

Percaya dan memberi kebebasan jadi material oke dalam diri pacar idaman. Di sampingnya semua aktivitas yang kamu suka bisa dijalankan. Dia ada untuk menenangkan perasaan, bukan malah jadi hakim garis yang memberi batasan.

Kriteria ini jelas berbeda dengan pria yang layak dipertimbangkan jadi suami. Sesekali dia bisa menolak keinginanmu, atau membatasi jangkauan langkahmu. Bukan karena tak mau melihatmu maju. Dia hanya ingin menantangmu untuk bisa memberikan yang terbaik dalam dirimu. Dia rela berdebat dan berkeringat untuk itu.

3. Bersamanya yang asyik diajak pacaran, tempat-tempat baru akan tuntas dijajal. Sementara calon suami yang baik rela membahagiakanmu lewat otot yang pejal

Dia rela membahagiakanmu lewat otot yang pejal

Dia rela membahagiakanmu lewat otot yang pejal via storyboardwedding.com

Cafe baru, tempat wisata yang diberi predikat ‘surga tersembunyi’ di daerahmu, sampai restoran pinggir kota yang nyempil tapi banyak pengunjungnya tuntas dijelajahi bersama pacar kesayanganmu. Berdua, kalian menuntaskan semua keinginan masa muda. Berdua, waktu dan petualangan seperti tak ada habisnya.

Di samping lelaki yang kelak layak jadi suami petualangan akan punya makna berbeda. Kalian tak harus selalu naik gunung atau ke tempat baru setiap harinya. Bersamanya bahagia adalah saling menemukan selepas hari yang panjang. Berbagi cerita, mengganjal perut dengan masakan sederhana, lalu dengan santai bertukar masukan.

Bukan, bukan berarti hubungan ini berubah membosankan. Hanya saja bersama pria yang layak jadi suami kamu diajak mengenal definisi lain dari kebahagiaan. Melihatnya mati-matian berjuang demi uang muka KPR yang segera terbayar, kamu tahu ada rasa yang tegar.

4.Di samping pacar pengisi hati kamu selalu merasa bahagia. Di depan dia yang layak jadi suami — kamu malah merasa diterima

Bersamanya, kamu merasa diterima

Bersamanya, kamu merasa diterima. Dan tetap bahagia via storyboardwedding.com

Bersama pria yang oke dijadikan pacar rasanya kesedihan jarang sekali datang. Kalian punya inside jokes yang membuat semua terasa menyenangkan. Saat tugas atau pekerjaan sedang menggila kamu tahu ke mana harus mencari kawan setia. Semua, sepertinya bisa dihadapi selama dia ada.

Deraan adrenalin macam trek roller coaster tak lagi sesering itu datang saat bersama dia yang layak mendampingi sampai tua. Alih-alih bertahan di tengah kejutan, kalian akan membangun ikatan dalam tudung kenyamanan. Dia tak keberatan menerima berbagai sisimu yang sering menggelikan.

Mulai dari masakanmu yang selalu keasinan, wajah yang sering berminyak karena kepanasan, sampai sifat pelupa yang mengesalkan tidak membuatnya merasa keberatan. Kini kamu punya orang yang rela menerimamu dalam berbagai keadaan.

5. Dia yang layak dipacari tak berat memuji saat kamu sedang cantik-cantiknya. Tapi nikahilah pria yang tetap mengecupmu meski sedang gemuk-gemuknya

Dia yang mengecupmu meski sedang gemuk-gemuknya. Ah, cinta

Dia yang mengecupmu meski sedang gemuk-gemuknya. Ah, cinta via storyboardwedding.com

Sekali waktu, saat nafsu makan sedang menggila (atau sesederhana sedang malas berolahraga) tubuh dan penampilanmu bisa terjun bebas seperti atlet paralayang. Betis dan pinggangmu mengembang. Pipimu yang tadinya tirus bisa berubah jadi sekenyal bakpao yang dijajakan di depan rumah tiap petang.

Saat tubuh dan penampilanmu berubah dengan drastisnya, pria yang layak jadi partner hidup sampai tua tak akan kehilangan kasih sayangnya. Sesekali dia mengejekmu karena tak muat lagi pakai baju-baju lama. Tapi tanpa banyak bicara, dia tetap mengecup dagumu. Dalam. Seperti biasanya.

6. Di akhir hari, kamu akan mengerti kenapa semua ikatan berakhir sebelum ini. Ternyata dialah partner paling masuk akal yang bisa diajak menjalani

Bersamanya semua terasa masuk akal dijalani

Bersamanya semua terasa masuk akal dijalani via storyboardwedding.com

Bersamanya kesulitan paling bejat pun terasa masuk akal untuk dipecahkan bersama. Arrange kendaraan yang harus dipakai bergantian, bagaimana mengatur rumah yang lahannya terbatas agar tetap lapang, sampai memutuskan harus memangkas pengeluaran apa agar uang muka KPR bisa terkumpul segera.

Tapi kali ini berbeda. Semua terasa masuk akal saat dijalani bersamanya. Bukan cuma partner yang kamu punya. Tapi sahabat yang bisa diajak membangun hidup bersama.

Jadi priamu masuk kategori yang mana? Apakah dia hanya oke dipacari, atau memang layak jadi suami?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat puisi dan penggemar bakwan kawi yang rasanya cuma kanji.

CLOSE