7 Tanda Dia Hanya Ingin Main-main. Tak Perlu Berekspektasi Tinggi Bila Tak Mau Sakit Hati

Setiap hubungan pasti menyimpan harapan. Ada yang ingin menjalani saja dulu dan melihat bagaimana ke depan. Ada juga yang merancang hubungan serius dengan orientasi ke depan. Karena itu setiap hari dijalani sebagai kerja sama berdua. Saling mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik setiap harinya.

Tapi terkadang tujuan dan persepsi akan hubungan itu tidak sejalan. Kamu sudah sebegini seriusnya, tapi apakah dia juga berpikiran hal yang sama? Jangan-jangan hanya kamu yang menganggap hubungan itu serius, sementara dia hanya sekadar main-main saja. Tentunya kamu tak mau waktu dan perasaan yang kamu investasikan berujung sia-sia. Jika dia masih melakukan hal-hal ini, yang perlu kamu ubah hanyalah ekspektasi. Bagaimana pun juga, dia belum seserius itu.

1. Tanpa alasan yang jelas, dia sering lama membalas. Sekali dua kali tak apa-apa, tapi bila selalu, barangkali dia memang malas membalas pesanmu

Sampai lumutan menunggu balasannya via www.lovesicklove.com

Fitur “read” dalam berbagai layanan chatting tidak selalu menguntungkan. Gara-gara tanda centang dua atau notifikasi bahwa pesan yang kita kirim sudah dibaca, kita jadi insecure dibuatnya. Apalagi bila balasannya tak kunjung datang. Sekali dua kali, kita harus memaklumi. Barangkali dia sedang sibuk dan belum bisa membalas.

Tapi bila hal itu terjadi setiap kali kamu mengirim pesan, tentunya harus dipertanyakan. Chat jam 7 pagi dibalas pas makan siang. Bila benar-benar serius menjalani hubungan, tentu komunikasi harus diutamakan. Meski hanya pemberitahuan bahwa kesibukan membuatnya akan lama dalam membalas, seharusnya dia sadar.

2. Bukan berarti harus selalu ikut campur, tapi pertanyakan keseriusannya bila setiap membuat keputusan kamu tak dilibatkan

Setiap keputusannya melibatkanmu via www.popsugar.com.au

Dalam hidup ini akan ada banyak keputusan yang harus dibuat. Apakah S2 dulu atau langsung bekerja? Apakah bertahan di kantor lama atau memilih hengkang dan memilih pekerjaan lainnya? Bila sebuah hubungan sudah berorientasi ke depan, setiap keputusan perlu untuk dibicarakan berdua.

Bukan berarti pasangan harus selalu mencampuri urusan, tapi setidaknya kamu harus diajak bicara dan dilibatkan. Sebab ke depan, hidup bersama juga melibatkanmu juga ‘kan? Meski pada akhirnya keputusan kembali padanya, setidaknya keberadaanmu diakui.

3. Sudah menjalin hubungan cukup lama, tapi hanya sedikit yang kamu tahu tentang hidupnya. Barangkali dia memang tak ingin kamu mengetahuinya

Dia membawamu ke lingkungannya via overcomingthedistance.com

Sudah berapa lama kamu bersamanya? Bila cukup lama, ubah pertanyaannya menjadi: seberapa banyak hal yang kamu tahu mengenai hidupnya? Siapa sahabat-sahabat terdekatnya? Apa hobinya? Di mana dia biasa nongkrong? Bila dia sama seriusnya denganmu, tentu dia tak segan membawamu ke kehidupannya. Mulai dengan mengajakmu mencoba hobinya hingga memperkenalkanmu kepada teman dan keluarga. Sebab hubungan yang serius selalu melibatkan banyak pihak. Bila dia tak membawamu ke kehidupannya, barangkali kamu memang sekadar teman untuk senang-senang.

4. Kesibukan memang tak bisa dihindari. Tapi bila memang serius, setidaknya sekali seminggu dia pasti meluangkan waktu

Kalau sayang, meluangkan waktu tak akan sulit via unsplash.com

Hubungan dewasa memang berbeda dengan cinta monyet masa remaja. Terlalu naif bila mengharapkan komunikasi tak ada putusnya 24 jam, bertemu setiap hari, dan teleponan setiap dua jam sekali. Ada masa-masa kalian mengejar cita-cita sendiri. Sibuknya dunia kerja membuat pertemuan menjadi terbatas. Tapi kesibukan tentu bukan alasan untuk meniadakan pertemuan sama sekali, kecuali kalian berada di kota atau negara yang berbeda. Niatnya meluangkan waktu bertemu, meski itu hanya sepuluh menit, menunjukkan seberapa dia serius padamu.

5. Janji jam 4 datang jam 6. Bila semudah itu dia mengingkari janji, barangkali keseriusannya memang tak bisa diharapkan lagi

Kamu selalu dibuat menunggu via unsplash.com

Terlambat barangkali adalah hal yang sangat akrab dengan kita. Banyak alasannya, mulai kesiangan, macet, ataupun ada insiden di jalan. Tapi apakah dia selalu terlambat setiap kali kalian janjian untuk bertemu? Satu atau dua kali itu wajar, barangkali memang keadaan yang memaksa. Tapi bila selalu begitu, bisa saja dia memang menyepelekanmu. Bila tahu jalanan akan macet di malam minggu, bisa ‘kan dia berangkat lebih awal agar tak membuatmu menunggu? Bila janji seremeh waktu pertemuan saja dia sepelekan, bagaimana dengan janji hidup bersama dan mengarungi masa depan berdua?

6. Daripada menyelesaikan masalah, dia lebih sering bilang “Udahlah” demi menghindari pertengkaran

Malas menyelesaikan masalah via hellogiggles.com

Banyak yang mengira bahwa hubungan sehat adalah yang nir pertengkaran. Selalu sepakat atas segala hal dan tidak pernah sekalipun mengalami perdebatan. Padahal hubungan yang sehat justru harus berjalan dua arah. Melalui perdebatan dan perbedaan, kalian bisa sama-sama menghargai dan memberi dukungan. Sebuah masalah perlu ada, dibahas, dan diselesaikan, untuk membuat kamu dan dia semakin dewasa. Tapi bila dia memilih untuk membiarkan masalah hanya karena malas bertengkar, barangkali orientasinya memang hanya senang-senang. Padahal sebuah hubungan perlu mencecap suka dan duka untuk mempererat ikatan, bukan?

7. Selalu mengumbar kata cinta, tapi tak pernah membicarakan topik yang dewasa. Mungkin baginya, hubungan ini hanya soal senang-senang saja

Obrolan tak pernah ke arah yang serius via unsplash.com

Dalam setiap obrolan quality time berdua, apa saja yang kalian bicarakan? Mungkin dia sangat fasih mengucapkan kata cinta yang membuatmu merona, tapi pernahkah kalian membicarakan hal-hal yang “berat”? Misalnya, bagaimana kehidupan ideal setelah pernikahan? Bagaimana peran perempuan dalam rumah tangga? Bagaimana mengambil sebuah keputusan yang mempertimbangkan dua hal yang sama besar? Melalui topik obrolan semacam itu, ada proses penjajakan dan penilaian yang terjadi. Dengan begitu, kamu dan dia sama-sama saling mencari tahu apakah berdua punya kecocokan untuk lanjut terus ke masa depan.

Lamanya menjalin hubungan tak selalu menjamin kualitas hubungan. Sudah bersama tahunan, belum tentu bisa berhasil sampai pelaminan. Namun apapun itu, sebagaimana soal finansial, kita harus pandai-pandai menimbang sebelum menginvestasikan waktu dan perasaan. Sebuah hubungan memang selalu mengalami perkembangan. Belum serius sekarang, bisa jadi serius beberapa bulan ke depan. Namun bila sudah berjalan tahunan tapi hal-hal di atas masih terjadi, sadarlah bahwa mungkin dia memang hanya berniat main-main.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi