Bersabarlah Dengan Pilihan Hidupku, Ibu. Banyak Mimpiku yang Belum Kuceritakan Padamu

Ibuku sayang,

Aku tahu adalah hal yang sulit bagimu untuk melihatku memasuki dunia kerja setelah wisuda ini. Rasanya seperti melihat gadis kecilmu pergi ke luar rumah tanpa jaket sementara mentari begitu terik. Bagaimana nanti kalau aku kepanasan dan kulit menghitam? Andai kau di sini bisa dipastikan itulah yang akan kau katakan.

Ibu, aku tahu kau lebih memilih masa depan tertentu untukku. Namun pilihan hidup yang kuambil justru membuatmu mengangkat alis. Di tempat kerjaku tidak perlu berpenampilan rapi untuk mendapat promosi. Bukan karena aku tidak ingin bekerja serius, Bu. Aku hanya ingin berbeda dari kebanyakan teman-temanku. Menekuni apa yang diri sukai, berharap kesuksesan menghampiri. Bukan mencari pekerjaan yang banyak uang lalu baru belajar mencintai pekerjaan itu.

Bu, janganlah mengangkat alismu lagi. Biarkan aku menjelaskan lebih banyak kali ini…

Aku paham bahwa hidup adalah rangkaian realita. Namun diri ini masih ingin mengutamakan mimpi mumpung usia yang masih muda

Aku lebih fokus untuk mengejar mimpi, bu...

Aku lebih fokus untuk mengejar mimpi, bu… via xdream-catchers.tumblr.com

“Kamu kerja apa, sih? Kenapa nggak di tempat yang banyak orang tahu biar gampang jelasinnya? Kenapa santai banget pakai jeans sama t-shirt, nggak ada seragamnya?”

Hardikanmu untukku tak mematahkan semangatku, namun justru menciptakan mimpi baru. Jika selama ini aku hanya bercita-cita menjadi penulis atau desainer grafis terkenal, kini aku juga bercita-cita membuat Ibu mengubah pikiran dan mendukungku. Ketahuilah, mendapatkan gaji besar dan bekerja dalam seragam bukanlah hal yang paling utama untukku. Saat ini, aku jauh lebih ingin menciptakan sesuatu, memelihara sesuatu, menemukan sesuatu yang baru.

Karena aku ingin menjadi satu-satunya, bukan bekerja untuk gengsi saja

Biarkan aku menjadi satu-satunya...

Biarkan aku menjadi satu-satunya… via www.inspiringwallpapers.net

Pekerjaan yang Ibu inginkan untukku mungkin akan tampak wah di hadapan banyak orang. Rapi, cantik/ganteng dengan seragam — mapan dan memiliki tangga karier yang jelas. Tapi walau hanya memakai jeans saja tiap harinya, aku memiliki banyak pilihan jalan. Di kantorku pun tak hanya ada anak tangga saja, namun juga ada eskalator, elevator, dan bahkan karpet ajaib untuk membantu pegawainya menyelesaikan misi dan tugas-tugas kerja. Tidak ada jalan atau cara yang pasti untuk ke atas, namun perusahaan selalu membantu agar pegawainya bisa berkembang. Ya, aku tak ingin bekerja hanya karena status di masyarakat saja. Lewat karyaku aku ingin melakukan sesuatu yang berguna. Mewujudkan mimpi sambil membantu sesama.

Sudah banyak orang yang ingin bekerja hanya demi status saja. Aku ingin menjadi berbeda.

Aku ingin bekerja untuk tujuan yang aku percaya. Tidak dengan mereka yang menilaiku dari cara berpenampilan saja

Aku ingin tumbuh bersama mereka yang melihatku apa adanya...

Aku ingin tumbuh bersama mereka yang melihatku apa adanya… via elitedaily.com

Aku lebih baik bekerja pada perusahaan yang lebih mementingkan tentang apa yang kami lakukan, daripada tentang apa yang kami kenakan. Jika sebuah perusahaan melakukan sebuah hal besar, siapa yang akan peduli dengan apa yang kami kenakan? Pekerjaan seharusnya tentang produktifitas, bukan dress codes.

Karena aku ingin menikmati pekerjaanku, bukan membencinya dan hanya melakukannya karena terpaksa

Dengan doamu aku pasti mampu, bu...

Dengan doamu aku pasti mampu, bu… via www.tumblr.com

Jika pakaian adalah sebuah representasi dari siapa diri kita, maka aku ingin bekerja untuk seseorang yang membiarkanku untuk berekspresi. Seragam dan setelan adalah sebuah bentuk penahanan ekspresi diri sendiri. Bekerja seharusnya tidak boleh terasa seperti terpenjara, seharusnya bekerja mampu membuatmu merasa berharga dan bebas.

Mungkin aku manja. Atau mungkin aku hanya berusaha untuk jujur kepadamu, Ibu.

Mungkin aku melihat sebuah kedewasaan dengan jalan yang berbeda.

Mungkin aku adalah bagian dari generasi baru, sebuah generasi yang menempatkan nilai-nilai dan kemampuan bekerja kami jauh lebih penting daripada pandangan orang lain terhadapnya.

Mengubah sudut pandang memang sulit, Bu. Hal ini aku tahu pasti. Namun ada satu hal yang aku ingin Ibu mengerti, hanya karena aku tidak berjalan dan bekerja pada jalur yang Ibu bayangkan selama ini, bukan berarti aku tidak bekerja sama sekali. Hanya karena aku tidak berpakaian rapi, bukan berarti pekerjaanku sembarangan.

Hanya karena aku menolak mengikuti jalanmu, bukan berarti aku tidak akan menjadi hebat, Bu.

I will, and I’ll prove it. 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ailurophilia.