Ekspektasi Orangtua Akan Calon Menantu Kadang Tak Selalu Sama denganmu

Mencari restu orangtua kadang sama susahnya dengan menyelami Palung Mariana, gelap dan penuh misteri. Apa yang kita utarakan kepada mereka pun kadang dimentahkan. Karena apa pun yang terjadi beliau tentunya sudah makan asam garam menghadapi permasalahan soal rumah tangga. Tapi jangan dulu dibawa ke lubuk hati, semua yang orangtuamu lakukan sepenuhnya untuk kebahagiaanmu dan demi hidupmu yang lebih berkualitas.

“Sebelum menjadi bidadari untukmu, sebelum menjadi bidadari untuk anak-anak kita yang lucu, izinkan aku mendapat sepenuh restu sepasang bidadariku dan kau pun dapati sepenuh restu sepasang bidadarimu.” Fufu & Canun

Di antara sekian banyak rintangan yang akan membawamu menuju kata ‘sah’ restu orangtua rasanya jadi yang paling utama. Bagaimana bisa kamu akan menjalani hidup tanpa adanya dukungan dari kedua manusia terbaik dalam hidupmu? Mustahil bukan? Tapi memang beginilah lika-liku mencari restu. Perbedaan harapan atau ekspektasi orangtua denganmu memang ada kalanya sangat terasa. Jika kamu bisa menembus jurang perbedaan ini, maka bersiaplah untuk jadi insan yang bakal sepenuhnya dicinta.

Orangtua sangat berharap calon menantunya mapan, sedangkan anak yang penting bisa berjuang bersama untuk memenuhi kebutuhan finansial

Demi menuju hidup bahagia via insideweddings.com

Permasalahan finansial dari zaman Siti Nurbaya saja sudah menjadi sebuah inti dari awal restu menuju pernikahan. Ketahuilah, problematika orang menikah memang banyak, salah satunya adalah problem finansial. Orang tuamu berharap, setidaknya kamu tidak akan menghadapi problem ini kelak. Ini tentunya akan lebih meringankan hidupmu.

Tetapi cara pandang anak muda justru sebaliknya, kebanyakan akan lebih merasakan kebersamaan jika berjuang bersama. Asal kamu tahu konsekuansinya, komunikasikan ini dengan orangtua dan nyatakan kesiapanmu untuk menghadapi apa pun rintangan yang akan menghampiri. Maka percayalah orang tuamu perlahan akan mengerti.

Orangtua berharap calon menantu yang mampu jadi ‘imam’, sedangkan anak yang penting bisa belajar dan berbenah diri bersama

Hai, calon imamku via islamidia.com

Kepercayaan jadi hal yang paling mendasar di lingkungan kita. Kepercayaan sudah menjadi kebutuhan akan petunjuk dan pedoman hidup. Kebanyakan orangtua menginginkan seorang menantu  yang mampu membimbing anak gadisnya menuju hidup yang lebih tertata. Untuk itu, seorang menantu laki-laki yang bisa jadi ‘imam’ bagi anaknya lah yang akan lebih diterima dalam sebuah keluarga.

Beda dengan kebanyakan anak muda dimabuk asmara yang merasa bahwa pemahaman soal agama bisa dipelajari bersama. Dua-duanya sama baik, tapi tidak ada salahnya untuk memberikan pemahaman pada orangtua. Masalah ini kemungkinan jadi masalah yang sensitif karena menyangkut kepercayaan.

Orangtua berharap calon menantu yang matang dan dewasa, sedangkan anak yang penting setia dan menyayanginya

Kamu harus bahagia, cah bagus via www.rd.com

Kematangan dan kedewasaan seseorang dianggap oleh banyak orangtua sebagai karakter mendasar untuk bekal membina rumah tangga. Lagi-lagi, harapan orangtua ini juga demi kebaikanmu. Mereka ingin kamu benar-benar bersama orang yang tepat yang punya karakter luar biasa dan bisa menguatkanmu disaat menghadapi. Tapi kembali lagi, menurut sang anak pasti yang penting adalah rasa sayang serta kesetiaan. Sementara kedewasaan akan mengikuti dengan sendirinya

Orangtua berharap calon menantunya berasal dari keluarga baik-baik, sedangkan menurut sang anak, yang penting pribadinya saja yang baik

Keluarga yang senantiasa ceria via prima.co.uk

Nah beda lagi cara pandang orangtua mengenai latar belakang keluarga calon menantunya. Hampir semua orangtua lebih menyetujui anaknya menikah dengan seseorang yang lahir dari keluarga yang memiliki reputasi baik. Tapi menurut kamu atau anak-anak lain, yang penting karakter orangnya yang baik.

Sebenarnya pendapat keduanya pun tidak salah lho. Mungkin saja orangtua cenderung menilai latar belakang keluarga calon menantu karena orangtua belum mengenal calon menantunya sedekat sang anak mengenalnya. Sehingga penting adanya sebuah pendekatan pada orangtua masing-masing sebelum menuju hubungan yang serius.

Orangtua mempertimbangkan masa lalu calon menantu dan bagaimana dia di mata masyarakat, sedangkan kamu ya bagaimana sikapnya sekarang

Harus menyamakan pandangan dulu via huffingtonpost.com

Masa lalu memang seharusnya jadi sebuah pelajaran berharga untuk menghadapi masa depan. Namun akibat yang dibuat dari kesalahan di masa lalu seringnya punya dampak yang cukup serius di masa yang akan datang. Para orangtua menilai bahwa sudah seharusnya sang anak mendapatkan jodoh seseorang yang memang memiliki track record yang baik.

Namun, sang anak justru tidak melihat masa lalu pasangannya sebagai masalah besar, dan lebih fokus dengan dirinya sekarang dan pemikirannya di masa depan. Kembali lagi, dibutuhkan komunikasi dari pihak anak dan orangtua untuk saling meyakinkan agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Namanya juga beda generasi, beda sudut pandang dan penilaian memang sangat mungkin terjadi. Jangan sampai ini jadi batu kerikil sandungan hubunganmu dengan si dia untuk menuju pelaminan. Sabar dan teruslah berusaha meyakinkan orangtua. Buktikan jika pilihanmu memang jatuh pada orang yang tepat. Sembari terus memperbaiki diri dan belajar jadi lebih baik lagi. Selamat memperjuangkan cintamu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis