Kamu Bisa Jatuh Cinta Pada Siapa Saja. Saat Kalian Beda Agama, Jadikan 6 Hal Ini Patokan Berdua

Setiap pasangan pasti punya perbedaan. Tapi, perbedaan yang kamu punya dengan pacar jauh lebih fundamental. Perbedaan itu jatuh di masalah keyakinan. Ya, bukan hanya sifat atau kebiasaan hidup kalian saja yang berbeda. Kamu dan dia bahkan tidak menyebut Tuhan dengan nama yang sama.

Advertisement

Tentu dinamika hubungan kalian tak bisa disamakan dengan pasangan-pasangan lainnya. Berbeda dari mereka, kamu dan pacar sering harus mengeluarkan usaha ekstra. Saat menjalani hubungan beda agama, ada beberapa hal yang memang harus lebih diperhatikan.

 

Kamu akan mendapat pertanyaan sulit dari orang-orang. Kalau kesal, jawab saja dengan senyum ringan

“Kamu kenapa mau pacaran sama yang beda agama sih? ‘Kan ntar repot nikahnya…”, “Emang kamu udah direstuin keluarga?” atau lebih parah lagi, “Ibu dia gak bakal rese ngocehin pacar kamu tiap hari buat putus?”

Advertisement

Tipe-tipe pertanyaan ini nih yang bakal sering kalian temui. Nggak cuma dari teman dekat saja; bahkan orang-orang yang tidak terlalu akrab denganmu juga bisa penasaran dan bertanya. Sebelum kamu memutuskan untuk berpacaran dengan seseorang yang berbeda keyakinan, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini. Sehingga ketika pertanyaan ini terlontar dari mulut seseorang, kalian berdua jawabannya sama. Capek menjawab pertanyaan yang kesannya “rese”? Nggak usah kesal, hehe. Jawab aja dengan senyum ringan.

 

2. Jangan lupakan ritual agama atas nama rasa sayang. Apapun yang terjadi, keyakinan adalah identitas diri kalian

Advertisement
Saling menghargai jangan cuma di teori

Saling menghargai jangan cuma di teori via instagram.com

Kalian akan menemukan banyak sekali perbedaan yang disebabkan oleh agama masing-masing. Tak hanya ritual saja, tradisi keluarga pun akan ikut berbeda. Tidak seharusnya kalian melepaskan tradisi dan ritual ini karena pacar. Misalnya: kalau kamu dan keluarga memang biasa pergi ke gereja di hari Minggu, relakanlah waktu nge-date kalian supaya jadwalmu ke gereja tidak terganggu. Kalau kamu pantang makan daging sapi sementara dia malah suka, jangan justru ikut-ikutan memakannya.

Apapun yang terjadi, agama adalah identitas diri kalian. Jangan dihilangkan dengan melepaskan ritualnya pelan-pelan. Hubungan pacaran yang baik tidak akan menghapus identitas individu yang ada di dalamnya, bukan?

3. Dalam hubungan beda agama, inisiatif kecil untuk saling menghargai akan terasa sangat berarti

Hargai dengan tindakan kecil

Hargai dengan tindakan kecil via commons.wikimedia.org

“Aku tadi udah makan siang, kok. Nggak di depan kamu, soalnya kamu lagi puasa.”

Dalam hubungan beda agama, menunjukkan sikap menghargai – walau hanya lewat tindakan-tindakan kecil – justru berharga sekali. Dengan ini, kamu bisa menunjukkan sikap dewasa dan kepekaan tingkat tinggi.

Cobalah untuk tidak makan di depannya saat dia sedang puasa. Jangan menuntut jadwal kencan ketika sudah waktunya ia beribadah. Bahkan kamu juga bisa sesekali bertanya tentang kepercayaannya. Tidak untuk ikut percaya, tentu saja, tapi hanya untuk tahu saja. Toh tak mungkin bisa bertoleransi kalau kamu tak mengerti apa yang dia percaya.

4. Hindari niat mengubah keyakinan dia. Tinggalkan saja itu untuk ahli agama!

Jangan paksa dia pindah agama

Jangan paksa dia pindah agama

Atau mungkin tinggalkan saja pada hati nuraninya. Keyakinan memang bisa berganti, tapi ingatlah bahwa apa yang ia peluk saat ini sudah jadi pegangannya sejak ia kecil. Naif jika kamu berpikir kamu bisa dengan mudah membujuknya untuk mengikuti agamamu, apalagi dengan embel-embel cinta. It’s a big no! Jika kamu masih berniat mengubah keyakinannya, sebaiknya kamu jangan mencoba pacaran dengan seseorang yang berbeda keyakinan denganmu saja.

5. Bawa bercanda segala perbedaan kecil yang ada. Anggaplah ini momen untuk memperkaya ilmumu tentang kaum yang berbeda

Kamu jadi tahu mereka yang berbeda

Kamu jadi tahu mereka yang berbeda via intisari-online.com

Bawa bercanda bukan berarti mengejek, ya. Kamu bisa bertanya dengan tulus apa yang bikin kamu penasaran tentang kepercayaan dia, tapi berpikiranlah terbuka. Jangan bertanya dengan niatan untuk mengatai atau menertawakan keyakinannya.

“Bedanya ini sama itu apa sih? Kok bisa kayak gitu? Sejarahnya apa?”

“Awalnya, aku kira kamu nyembah salib. Ternyata aku salah ya… Hehehe.”

6. Cepat atau lambat kalian harus membicarakan perbedaan ini. Agama adalah isu yang terlalu besar untuk dihindari.

Jangan dihindari

Jangan dihindari via speedcookie.tumblr.com

Jangan menghindar. Semakin menghindari topik ini, justru kalian semakin mudah tertekan. Milikilah komunikasi yang kuat dan jujur dengan pasanganmu. Isu pernikahan atau pacaran beda agama mungkin masih terlalu tabu untuk dibicarakan apalagi di lingkungan Indonesia. Namun kalian tidak perlu khawatir, jika kalian berdua sudah mendiskusikannya dengan orangtua masing-masing dan mereka mau saling berdampingan

Sebagai penutup bacaan kali ini, Hipwee ingin menambahkan bahwa jangan lupa untuk saling support pasangan kalian ya! Pasangan yang berbeda keyakinan memang lebih banyak tantangannya, namun jika kalian berdua saling sayang kenapa tidak saling memperjuangkan? Ngomong-ngomong, siapa yang sudah pernah menjalani hubungan berbeda keyakinan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE