Kekerasan Psikis dalam Hubungan yang Sering Nggak Kamu Sadari, Kali Ini Harus Kamu Pahami

Kekerasan dalam Pacaran

Bukan rahasia bila cinta memang bisa membutakan semuanya. Bahkan ini itu bisa dibenarkan atau dimaklumi kalau memakai alasan karena cinta. Hal inilah yang tanpa disadari memicu kekerasan dalam sebuah hubungan, yang sayangnya sering tidak disadari.

Kekerasan hubungan tidak hanya bisa terjadi dalam rumah tangga, dan dalam bentuk kekerasan fisik. Kamu yang masih pacaran bisa saja mengalaminya, bukan dalam bentuk kekerasan fisik, melainkan dalam bentuk kekerasan psikis. Hanya saja, karena terlanjur cinta, seringnya kamu tidak menyadarinya. Meski sebagian besar korban KDRT adalah perempuan, tapi tidak menutup kemungkinan pria juga bisa mengalaminya. Yuk, kita kenali tanda-tanda kekerasan dalam hubungan.

1. Kamu takut berlebihan kepada pasanganmu. Takut membuatnya cemburu, takut mengatakan hal yang salah, dan takut dia marah adalah tanda hubunganmu tak sehat sejak lama

Dia membuatmu ketakutan

Dia membuatmu ketakutan via mblite.ru

“Lho kok udah pulang? Kamu nggak ikut nongkrong dulu sama anak-anak?”

“Nggak deh. Udah disuruh pulang sama pacar aku.”

“Ya elah, bentar aja. Bilang aja kamu udah lama nggak ketemu kita-kita. Ya? Ya?”

“Enggak deh. Hehe. Kapan-kapan lagi ya.”

Ketakutan berlebihan pada pasangan adalah tanda bahwa hubungan tak sehat. Kamu takut melakukan kesalahan, dan bahkan kamu enggan membicarakan suatu hal karena takut kamu akan marah. Padahal dalam hubungan yang sehat, segalanya bisa dibicarakan dengan baik-baik. Secara fisik, memang tidak ada kekerasan terjadi. Tapi apakah secara psikis kamu tidak tertekan dalam hubungan semacam itu?

2. Dia begitu pandai membuat alasan. Sehingga setiap saat ada masalah, kamu sering merasa bahwa memang kamulah yang bersalah, dan sudah sepantasnya kamu disakiti

Membuat kamu yang salah

Membuat kamu yang salah via www.thefrisky.com

“Kamu tahu kenapa aku selingkuh? Karena kamu selalu sibuk! Ke mana kamu waktu aku pengin cerita? Ke mana kamu waktu aku pengin ditemani makan? Kamu sibuk ini itu! Wajar kalau aku cari orang lain! Kalau kamu mau sedikit aja luangin waktu buat aku, nggak akan begini ceritanya! Kamu tahu kan arti sebuah hubungan?”

Membolak-balik kenyataan dan membuat alasan adalah keahliannya. Bukannya mengakui kesalahan, dia justru membuat seolah-olah kamu yang salah. Kepandaiannya mengubah fakta, bisa membuatmu merasa bahwa dirimu memang layak disalahkan dan disakiti.

3. Di hadapan banyak orang, dia sering marah-marah dan membuatmu malu. Seakan kamu tak ada harganya sama sekali

Hobi mempermalukanmu

Hobi mempermalukanmu via depsicologia.com

Pernahkah dia memarahimu di muka umum? Membuatmu malu dan merasa tak nyaman di hadapan orang lain? Pada saat begitu, tekanan yang kamu rasakan pastinya berlipat ganda. Selain takut kepadanya, kamu juga merasa dipermalukan. Benar? Setiap hubungan pasti ada masalah. Tapi pasangan yang baik, tentunya bisa mengerti bahwa alih-alih mempermalukan di depan umum, lebih baik masalah itu dibicarakan berdua untuk ditemukan solusinya.

4. Dia sering menggunakan kata-kata kasar saat bicara atau sedang marah denganmu. Meski ujungnya dibilang hanya bercanda dan minta maaf, tapi besok-besok masih mengulanginya

Sering emosi dan berkata kasar

Sering emosi dan berkata kasar via mashable.com

“Kamu bego banget sih, gini aja nggak ngerti,”

Sekali berkata kasar, mungkin itu keceplosan. Apalagi dia sudah minta maaf dan bilang hanya bercanda. Bila kamu marah, dia akan dengan jagonya bersikap romantis untuk minta maaf dan merebut hatimu lagi. Tapi besok-besok dia akan melakukan hal yang sama. Itu artinya dia memang gemar mengeluarkan kata-kata kasar yang melecehkan. Belum lagi emosinya sering meledak tiba-tiba dan tidak terkontrol. Kebiasaannya membanting barang atau mengeluarkan kata-kata kasar saat sedang marah bisa berbahaya bila kamu tetap bertahan.

5. Dalam hubungan, segala hal untuk kalian berdua, dia yang putuskan. Kamu hanya boleh berkata ‘Ya’. Dia yang mengontrol segalanya

Dia selalu mengambil keputusan

Dia selalu mengambil keputusan via everydayfeminism.com

“Nanti malam kita dinner ya, beb?”

“Lho, aku kan mau ngerjain skripsi. Udah ditagihin sama dosen,”

“Kamu nggak mau dinner sama aku? Nggak mau tahu kamu harus ikut,”

“Ng, iya deh.”

Dominasi adalah salah satu bentuk kekerasan dalam sebuah hubungan. Selalu ingat bahwa hubungan itu antara dua orang, yaitu kamu dan dia. Kamu juga punya hak yang sama dengannya. Jadi bila dia memaksa untuk mengambil semua keputusan dan tidak memberimu ruang untuk berpendapat, lupakan saja pertimbangan untuk serius ke depan.

6. Dia tidak pernah merasa bersalah. Segala hal yang tidak pada tempatnya, adalah salahmu, salah teman, bos, keadaan, dan apapun yang bisa disalahkan

Selalu menyalahkan

Selalu menyalahkan via www.modernfilipina.ph

  1. Dia tidak pernah salah
  2. Bila dia salah, kembali ke nomor 1

Sekilas memang terlihat seperti aturan kocak yang bisa kamu temui di meme-meme bercandaan. Tapi itu terjadi dalam hubungan yang diwarnai kekerasan psikis. Bila ada hal yang tidak sesuai rencana atau tidak ada tempatnya, dia akan menyalahkan orang lain. Mengakui kesalahan tidak ada dalam kamusnya.

7. Dia selalu ingin tahu berlebihan pada apa yang kamu lakukan. Bukan karena perhatian, tapi karena dia selalu curiga kamu macam-macam di belakang

Selalu memeriksa ponselmu

Selalu memeriksa ponselmu via aha.radio2.be

“Kamu SMS-an sama siapa?”

“Dosen pembimbing.”

“Masa? Nggak percaya. Sini lihat! Dosen pembimbingmu laki-laki?”

“Iya.”

“Masih muda? Udah punya istri belum?”

Curiga adalah hal yang selalu muncul di pikirannya. Dia akan memeriksa ponselmu, mengawasi ke manapun kamu pergi, menginterogasimu atau bahkan temanmu, dan banyak hal lagi yang dia lakukan untuk memastikan kamu tidak macam-macam di belakang. Lagi-lagi, itu bukan tanda dia perhatian. Tapi tanda bahwa dia sedang mengekang dan mengendalikan seluruh hidupmu.

8. Dia sering memaksamu melakukan ini itu, dengan ancaman akan meninggalkanmu bila kamu berani berkata tidak

Mengancam untuk meninggalkan

Mengancam untuk meninggalkan via www.modernfilipina.ph

“Beb, kamu lagi nganggur kan? Kerjain tugasku ya?”

“Ih, tugas dikerjain sendiri lah!”

“Jadi nggak mau nih? Oke. Cukup tahu. Kita selesai di sini aja,”

Ancaman putus adalah senjatanya. Awalnya dia minta dikerjakan tugasnya. Besok dia memaksamu untuk mengikuti hobinya. Lalu dia akan memaksamu menyukai apa yang dia suka. Jangan diteruskan. Lama-lama dia bisa memaksamu melakukan hal-hal yang tidak kamu mau. Hubungan seksual, misalnya.

9. Dengan alasan cemburu, dia membatasi hubunganmu dengan teman, sahabat, bahkan keluarga. Bukankah kamu juga punya hak untuk bertemu mereka?

Cemburan di luar batas

Cemburan di luar batas via www.tumblr.com

“Apa? Ke bookfair sama teman-teman? Sama siapa aja? Nggak usah.”

“Tapi aku udah lama nggak ketemu mereka, beb. Sekalian reunian,”

“Nggak usah. Nanti aku yang antar ke bookfair,”

Baginya kamu hanyalah miliknya, dan dia adalah nomor satu. Dia akan cemburu buta bila kamu jalan dengan teman-temanmu. Dia bahkan tidak rela dinomorduakan setelah keluarga. Katanya dia cemburu karena sayang. Yang sebenarnya adalah, dia berusaha keras untuk membatasi interaksimu dengan keluarga. Dia sedang memaksakan dirinya untuk menjadi pusat duniamu.

10. Dia selalu mengancam akan bunuh diri jika kamu meninggalkannya. Itu bukan tanda cintanya, tapi dia sedang memaksakan kehendaknya

Dia akan terus memaksamu bertahan

Dia akan terus memaksamu bertahan via divorcedmoms.com

Bila tiba saatnya kamu lelah dengan segala sikap over-protective dan posesif-nya, dia tidak akan melepaskanmu dengan mudah. Dia akan melakukan apa saja untuk mempertahankanmu. Mulai dari akan menyakitimu, menyakiti teman dan keluargamu, sampai mengancam akan bunuh diri bila kamu tinggalkan. Ini bukan soal cinta yang mendalam, sehingga dia rela melakukan apa saja supaya kamu tidak pergi, melainkan sebuah bentuk pemaksaan kehendak dan keinginan untuk terus menguasai dan mendominasi.

Meski tidak menimbulkan bekas yang terlihat seperti kekerasan fisik, bukan berarti kekerasan psikis ini tidak bahaya lho. Malah bisa jadi efek yang ditimbulkan lebih berbahaya karena berupa trauma. Dan kalau dibiarkan, bisa juga berkembang ke kekerasan fisik. Jadi, mumpung masih di tahap pacaran, kenali baik-baik pasanganmu. Jangan hanya karena mengaku cinta, lalu kamu terima saja diperlakukan semena-mena. Ingat ya, kamu sangat berharga!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi