Mencintaimu Adalah Kesia-siaan, yang Sayangnya Tak Pernah Saya Sesalkan

Penyesalan memang selalu datang belakangan. Sadar telah melakukan kesalahan, baru kita akan merasa sedih lantaran dirundung sesal. Setelahnya, kita hanya bisa berandai-andai – membayangkan segala kemungkinan yang terjadi jika kita tidak melakukan kesalahan itu.

Anehnya, sampai detik ini saya tidak pernah berandai-andai tentang kamu dan masa lalu. Meski akhirnya tidak bisa bersama, kamu adalah kebahagiaan yang pernah mampir dalam hidup saya. Tidak ada kesedihan atau penyesalan, sekalipun kebersamaan kita dianggap sebuah kesia-siaan.

“Kehadiranmu bukanlah kesalahan. Saya pun tak punya alasan untuk menyesal…”

Saya mungkin orang paling keras kepala di dunia, paling suka mengejar sesuatu yang membuat hati merasa bahagia.

saya hanya ingin bahagia.

saya hanya ingin bahagia. via dylandsara.com

“Apa artinya hidup jika tidak bahagia?”

Kalimat itulah yang sejak dulu saya jadikan pegangan. Saya yakini bahwa hidup memang selayaknya digunakan untuk mengejar kebahagiaan. Entah itu soal pekerjaan, pendidikan, passion, cinta – apa saja yang penting buat diri kita sendiri merasa bahagia.

Toh hidup katanya hanya sementara. Bukankah tidak adil jika waktu yang sebentar justru tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya? Saya fokus dengan pendidikan dan pekerjaan yang saya cintai, meski orang-orang di sekitar tidak mengamini. Saya gigih mengejar apa yang saya ingini, meski harus susah payah merasakan jatuh bangun sendiri.

Berdampingan denganmu tanpa ada keraguan, sekalipun kita ini dua orang yang punya sekian perbedaan.

meski kita punya banyak perbedaan.

meski kita punya banyak perbedaan. via dylandsara.com

Prinsip itu pula yang akhirnya mengantarkan saya pada kamu. Pria sederhana yang sejak pertama mampu menggerus rasa ragu. Iya kamu – yang dengan jujur memperlihatkan segala kelebihan dan kekuranganmu. Dan yang tanpa malu-malu menyatakan pikiran dan perasaanmu.

Sekalipun kita ini dua orang yang punya sekian perbedaan, tidak pernah sedikitpun muncul keraguan. Bagi saya, perbedaan itu justru yang membuat hubungan kita lebih berwarna. Dari titik itu pula kita akan belajar untuk sama-sama menerima. Mengkompromikan yang berbeda biar bisa tetap bersama.

Saya percaya – jika hidup adalah perjalanan, maka cinta jadi salah satu yang harus diperjuangkan.

cinta layak diperjuangkan.

cinta layak diperjuangkan. via dylandsara.com

Banyaknya perbedaan memang bisa membuat kita frustasi. Tapi sekali lagi, saya meyakini bahwa esensi cinta adalah perjuangan macam ini. Sederhana saja – ketika kamu mengakui mencintai seseorang, maka sekuat tenaga kamu akan berusaha untuk bisa bersamanya.

Justru perbedaan dan perjuangan ini yang semakin hari semakin menguatkan keyakinan saya pada kamu. Bahwa dibalik semua kesulitan yang harus kita hadapi, kelak ada kebahagiaan yang pasti kita temui. Dan alih-alih berhenti mencari selainnya lagi, saya mantap berjuang demi kamu yang memang saya cintai. Walaupun sebenarnya, saya pun bukan cenayang yang bisa memprediksi apa yang terjadi nanti.

Gagal tidak lantas membuat saya menyesal. Bukankah lebih baik gagal, daripada belum berusaha dengan maksimal?

meski akhirnya gagal...

meski akhirnya gagal… via dylandsara.com

Setelah bertahun-tahun bersama, saya harus menerima kenyataan bahwa kamu ternyata tidak sama keras kepalanya dengan saya. Lelah dengan berbagai perbedaan yang menimbulkan perselisihan, kamu memilih pergi dan menjalani kehidupan yang lain tanpa saya. Merasa sedih itu wajar, tapi percayalah bahwa saya tidak pernah menyesal.

Bagi saya, kegagalan adalah sebaik-baiknya perjuangan. Gagal jadi bukti bahwa saya sudah berusaha, memperjuangkan kamu yang saya yakini mau melakukan hal yang sama. Tapi ketika kenyataan berkata lain, saya berusaha ikhlas menerima. Toh saya lebih baik gagal, daripada menyesal karena sama sekali belum pernah berusaha berjuang.

Kehadiranmu dalam hidup saya bukanlah kesalahan. Saya pun tak punya alasan untuk menyesal atau merutuki keadaan.

tidak ada alasan untuk menyesal.

tidak ada alasan untuk menyesal. via dylandsara.com

Meski sekarang kamu jadi sekadar penggalan kisah di masa lalu, tidak ada sedih berlebihan yang saya rasakan. Kenyataan pernah berjuang demi kamu membuat saya lebih tenang. Sekali lagi, setidaknya saya sudah pernah berjuang demi kita.

Dan kamu, kehadiranmu dalam hidup saya bukanlah kesalahan. Saya justru bersyukur karena kamu pernah menghadirkan bahagia dalam hidup saya. Tak ada alasan untuk menyesal atau merutuki keadaan. Meski banyak orang menganggap perjuangan saya adalah kesia-siaan, kamu dan semua kisah itu sungguh tidak pernah saya sesalkan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Suka kopi, puisi, band beraliran folk, punya hobi mikir dan pacaran di bangku taman.