Tak Perlu Menyalahkan Diri, Bisa Jadi 6 Alasan Ini yang Buatmu Belum Bertemu Tambatan Hati

Kamu memicingkan mata saat mendengar komentar atau obrolan orang mengenai jodoh. Bukan pesimis memikirkan persoalan itu, kamu cuma terlalu bosan. Mengingat obrolan jodoh teramat sering didengar, tapi nyatanya kamu tak juga bertemu dengan dia yang pas.

Orang bilang mungkin kamu belum dipertemukan karena ada persoalan dirimu sendiri yang belum tuntas. Padahal kalau dilihat lebih seksama, kamu sendiri sudah tak lagi pusing memikirkan karir. Kamu juga sudah lepas dari bayangan masa lalu. Sementara untuk urusan berbenah diri, bukankah memang selama hidup selama itu pula proses tersebut dijalani. Dibanding dengan dua tahun yang lalu saja, kamu yang sekarang jauh lebih baik.

Berarti kalau seperti ini ceritanya, pertemuan jodohmu tertunda bukan juga karena urusan diri yang belum tuntas. Tapi ada alasan lain yang kamu sendiri tak selalu mengamatinya. Bisa jadi karena kamu yang belum ingin bertemu.

1. Semakin lama sendiri, kamu semakin asyik dengan kehidupanmu sebagai single yang independen ini

kamu yang idependen

kamu yang idependen via unsplash.com

Awalnya memang sulit, tapi lama-lama kamu terbiasa dengan kesendirian. Persis lagunya Kunto Aji, sendiri lebih dari setahun membuatmu asyik alias nyaman. Rasa-rasa pengen punya pasangan hanya lewat seperti angin lalu. Tak buatmu merana berhari-hari. Justru kamu kadang berpikir, tak ingin melepaskan begitu saja kenyamanan menjadi single yang independen.

Nggak perlu ada yang bawelin selain orangtua. Kamu sendiri bisa mencoba banyak hal baru tanpa ada embel-embel ada yang cemburu, membatasi, atau melarang. Terlebih rasa selow menjalani semua hal membuat harimu lebih ringan.

2. Kamu yang bersikeras mencari jodohmu sendiri, rupanya sadar diri membuatmu tetap berusaha dengan tenang dan berhati-hati

berhati-hati

berhati-hati via unsplash.com

Nis, ada temanku yang mau kenalan sama kamu. Kira-kira kamu mau nggak?

Hmmm, gimana ya?

Dicoba aja dulu kenal. Siapa tahu….

Kamu hanya akan menghela napas panjang, saat bau-bau perjodohan tercium olehmu. Bukannya tak suka, tapi kamu merasa perjodohan ini seperti bagian kekhawatiran orang-orang terdekatmu dengan kesendirianmu. Padahal kamu yang menjalaninya merasa baik-baik saja. Terlebih buatmu jodoh itu persoalan cukup sensitif, yang harus benar-benar kamu ingini dan pilih sendiri.

Meski keras kepala untuk urusan mencari jodoh, kamu sendiri paham untuk selalu berhati-hati. Mencari dengan tenang, agar kamu tak merasa lelah. Sebab kamu pun ingin mendapatkan seseorang yang benar-benar pas dengan sosokmu.

3. Tak ada yang salah dengan sikapmu, justru mereka yang menjauh ini yang ternyata punya tujuan tak baik kepadamu

dia menjauh

dia menjauh via unsplash.com

Berkali-kali dekat dengan cowok. Berkali-kali itu pula kamu gagal. Membuatmu kadang bertanya dalam hati, apa yang salah dan kurang darimu ini? Meski setelahnya, kamu berusaha menepiskan pikiran-pikiran yang menyudutkan dirimu sendiri.

Mungkin yang salah memang bukan kamu. Tapi niat awal mereka mendekatimu yang salah sedari awal. Bukan berprasangka, tapi masa iya cowok baik-baik mundur saat kamu meminta kejelasan serta komitmen. Kamu merasa, mungkin ini pun cara Tuhan menjagamu dari orang-orang yang tak tepat. Supaya kamu tak jatuh cinta di tempat yang salah untuk kesekian kalinya.

4. Kamu tahu sosok seperti apa yang kamu mau, tapi sayang belum menemukannya sejauh ini

Belum menemukannya juga

Belum menemukannya juga via unsplash.com

Kamu ingin orang itu bisa diajak berbagi soal passion menulismu. Kamu ingin orang itu punya ketertarikan yang sama soal seni dan kegiatan kreatif lainnya. Kamu ingin dia seseorang yang bisa menangani sifat keras kepalamu dengan sabar yang tak berbatas. Kamu tahu dengan detail sosok seperti apa yang kamu mau. Setidaknya bersama sosok itu kamu tahu nyaman yang sesungguhnya, begitu juga dia.

Tapi sayangnya, sosok yang kamu ingini belum juga terlihat sampai detik ini. Mereka yang datang selalu saja menawarkan kenyamanan semu. Ada yang baik, tapi sayang dia tak suka dengan apa yang kamu kerjakan sekarang. Ada yang satu passion denganmu, tapi ternyata visi kalian tak sejalan. Mau dipaksakan jelas tak mungkin, karena kamu tak ingin kenyaman kalian dipertaruhkan tanpa kejelasan.

5. Kamu mengamini istilah, “Jalani seperti air mengalir,”. Cepet ketemu jodoh bersyukur, harus menunggu lagi pun biasa saja

cepat ketemu syukur, nggak pun tak apa

cepat ketemu syukur, nggak pun tak apa via www.erichmcvey.com

Ternyata yang klise kadang ada benarnya juga. Jalani saja proses pencarian ini seperti air yang mengalir. Tak perlu melawan arus agar tak terus mengeluh. Cepat bertemu dengan dia yang tepat bersyukur. Kalaupun kamu masih harus menunggu hingga beberapa waktu lagi, ya dijalani saja dengan biasa. Toh selama kamu berusaha mengikuti arus, selama itu pula kesempatan lekas bertemu hilir selalu ada.

6. Orang bilang kamu pemilih, tapi buatmu menjadi pemilih tak pernah salah untuk hal yang akan digenggam seumur hidup nanti

bykixpz135m-thanh-alex

Pilih-pilih bukan masalah via unsplash.com

Kamu sih pilih-pilih, Nis.

Orang menilainya kamu ini seorang pemilih kelas ulung. Terlalu rumit kualifikasi yang kamu tetapkan dalam mencari jodoh. Sementara temanmu banyak yang tak terlalu memusingkan persoalan sepele seperti hobi atau keidealisan pikirannya. Mereka memilih jodoh, asal nyaman, mapan, dan mau diajak serius. Sedangkan kamu tak bisa hanya mengandalkan hal-hal itu.

Kamu ingin seseorang yang bisa diajak berkembang dalam semua hal yang kalian gemari. Sama-sama punya mimpi yang tinggi. Sama-sama punya keunikan tersendiri. Kamu hanya ingin menghabiskan sisa waktumu ini dengan orang yang benar-benar tepat.

Jadi memang tak ada yang salah dengan dirimu ini. Urusan dengan dirimu sendiri benar sudah selesai. Tapi sayang kamu sendiri tak sadar dengan apa yang sedang dilakukan sekarang. Kamu sedang berusaha mencari orang itu, tapi dengan caramu yang begitu santai. Tak menggebu, apalagi memaksakan diri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu