Rasanya Jadi Orang yang Nggak Pernah Pamer Kemesraan, Tapi Tahu-Tahu Nyebar Undangan

Alih-alih seperti pasangan kebanyakan, kamu dan dia memutuskan untuk tak saling mengumbar kemesraan. Nggak hanya di media sosial tapi juga di kehidupan nyata. Bukannya ingin menjalani hubungan ala-ala backstreet, kamu hanya tak ingin mengumbar hubungan sebelum adanya kepastian. Kamu lebih suka menikmati kebersamaan dengan sederhana dan jauh dari kata lebay. Kalau pun foto-foto berdua, semuanya cukup jadi konsumsi pribadi.

Toh tujuan dari hubungan kalian ini penjajakan serius untuk menuju pelaminan. Tapi bagaimana pun juga rasanya pacaran yang jarang umbar kemesraan, bahkan sampai orang nggak tahu itu ada enaknya, ada nggak enaknya, ada juga lucunya. Kira-kira jelasnya seperti apa yang dirasakan oleh kamu? Simak nih, hati-hati senyum-senyum sendiri.

1. Kamu masih selalu dikira jomblo, apalagi di media sosial. Bikin orang gampang banget ngajakin kamu kenalan

dikira jomblo

dikira jomblo via www.logancoleblog.com

Orang asing: Hai mbak cantik, boleh kenalan nggak?

Bukan cuma sekali dua kali kamu menerima pesan seperti itu di akun media sosial. Bukan cuma orang-orang yang sok kenal itu juga yang mengira kamu masih belum punya pacar, tapi teman-temanmu pun demikian. Lebih dari itu, kadang temanmu pun meledek “kejombloan” yang terlihat dari dirimu. Alih-alih gerah dengan itu semua, kamu tetap santai. Dalam hati kamu sering tertawa sendiri, kalau selama ini mereka sudah berhasil dikelabui.

2. Di mata teman-teman, kedekatan kamu dan dia pun dianggap hanya sebatas persahabatan

Dipikir kalian ini cuma teman biasa

Dipikir kalian ini cuma teman biasa via www.afistfullofbolts.com

Kamu memang sering terlihat ngobrol atau pergi berdua. Kadang juga nongkrong bareng sama teman-teman kalian. Toh selama ini teman kamu atau dia tahunya kalian sudah berteman lama dan memang dekat. Sebab kamu dan dia saat di depan mereka memang bertingkah sewajarnya. Saling panggil layaknya teman, obrolan pun seringnya membaur bersama yang lainnya. Kalaupun ngobrol berdua, kalian memastikan obrolan itu cuma kamu dan dia yang tahu.

Bukankah yang seperti ini juga menyenangkan? Selain hubungan jadi lebih santai, kamu dan dia jadi terhindar dari ejekan couple yang biasa dilakukan teman-teman.

3. Asyiknya kamu tetap sering diajak jalan sama teman-teman, ‘kan dipikir mereka kamu itu jomblo sungguhan

malam minggu bareng teman

malam minggu bareng teman via www.logancoleblog.com

Teman: Malam minggu besok ikut ke acara gigs di Kemvil, yuk?! Daripada kamu jadi jomblo ngenes yang bengong sendiri di rumah.

Kamu: Hahaha, aku malam minggu di rumah juga bahagia kok. Padahal sebenarnya malam minggu juga udah acara di rumah sama dia #eh hahaha

Salah banget kalau temanmu mengira, malam minggumu hampa tanpa seorang kekasih. Tapi alih-alih menghabiskan waktu cuma berdua aja sama dia, kamu justru seringnya jalan bareng teman, keluarga atau kalaupun sama dia tetap aja beramai-ramai, kayak misal nongkrong atau piknik bareng.

4. Pas pajang foto berdua, orang pikirnya kalian sedang pendekatan, padahal kamu dan dia emang udah lama pacaran

Cie yang disangka lagi PDKT

Cie yang disangka lagi PDKT via www.afistfullofbolts.com

Maklum, orang selama ini tahunya kamu jomblo, sedangkan hubungan dengan dia cuma sebatas teman. Makanya saat di media sosialmu muncul posting-an foto kamu dan dia, seketika itu juga teman-teman atau orang terdekat berkomentar. Mereka berpikir, jika kamu dan dia sedang melakukan proses pendekatan. Buatmu sendiri ini hal yang menggelikan, sebab sebenarnya memang kalian sudah berpacaran, dengan waktu yang cukup lama pula.

5. Melihat eskspresi kaget orang melihat foto pre-wedding yang tiba-tiba terpajang, buat kamu sendiri geregetan

Lah udah prewedding aja, pacarannya kapan?

Lah udah prewedding aja, pacarannya kapan? via www.logancoleblog.com

Teman 1: Eh ini foto prawedding, An?

Teman 2: Lha, kalian pacarannya kapan? Kok tahu-tahu udah mau nikah aja

Teman 3: Itu seriusan foto prawedding? Kalian bisa banget nih nyembunyiin hubungan.

Selain komentar, reaksi yang muncul di foto pre-wedding sederhana kalian ini lebih banyak mendapat reaksi kaget. Buat kamu ekspresi hingga komentar-komentar lucu itu bikin geregetan, tapi cukup menghibur juga di kala pusing mempersiapkan hari H. Di satu sisi kamu memaklumkan kekagetan mereka, mengingat selama ini mereka beranggapan kamu jomblo dan hubungan dia memang sudah lama orang tahunya kamu dan dia hanya teman.

6. Apalagi saat kalian ngirim undangan pernikahan, pertanyaan kok bisa sih nikah sama dia? ‘Kan kalian nggak pernah menampakkan kemesraan

ini undangan si An sama Di, gila kok bisa mereka nikah!

ini undangan si An sama Di, gila kok bisa mereka nikah! via weddbook.com

Kok bisa sih nikah sama dia, yang teman sendiri?

Terus kapan pacarannya kalian berdua? Mesra aja nggak pernah, eh tahu-tahunya malah nyebar undangan nikahan.

Kalimat-kalimat yang setipe dengan itu seketika meluncur deras dari setiap orang di sekitar kalian. Kamu sendiri tak terlalu mengambil pusing untuk menjawabnya. Tinggal dibilang, ya namanya juga jodoh, siapa yang tahu kalau jodohnya malah teman sendiri.

Sederhana ‘kan? Seperti halnya hubungan kalian berdua yang tak perlu terlihat terlalu berlebihan di depan publik. Tapi kalian ujung-ujungnya justru melangkah naik ke pelaminan.

7. Ada juga yang nyangka kamu dan dia ta’aruf, soalnya semuanya serba dadakan

Taaruf ya kamu? hehehe

Taaruf ya kamu? hehehe via www.hipwee.com

Saking kaget dan anehnya menerima kenyataan, bahwa kamu si jomblo menahun tiba-tiba menyebar undangan, ada juga yang sampai berpikiran jika kamu dan dia itu mengikuti proses ta’aruf. Padahal nggak begitu juga sih. Toh kamu dengan dia sudah lama kenal, berteman dan pacaran. Mereka aja yang selama ini nggak tahu itu semua.

Bukan bermaksud untuk mengelabui juga, kamu ataupun dia memang sama-sama tak ingin mengumbar kemesraan yang masih semu. ‘Kan pacaran mah proses pendekatan. Kenapa harus diumbar kalau belum ada kepastian?

Suka artikel ini? Yuk follow Hipwee di mig.me

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu