Satu Titik yang Membuat Tersadar, Bahwa Tak Perlu Pacaran Lama

Saya pernah menjadi seseorang yang enggan memikirkan soal pernikahan. Sama sekali. Bagi saya, dulu, pernikahan menjadi hal yang sangat muluk untuk dilakoni sedini ini. Bagaimana bisa dua orang yang baru saja mengenal lalu harus hidup berdua selama-lamanya? Bagaimana kalau di tengah jalan salah satu menyadari kekurangan pasangannya, dan sama sekali tidak bisa mentolerirnya? Kalau sudah terikat pernikahan, berpisah jadi hal yang sangat rumit ‘kan?

Advertisement

Belum lagi pengalaman cinta saya waktu itu yang selalu menyebalkan dan melelahkan. Hingga berkomitmen lebih jauh enggan saya lakukan. Ketika mulai ada pertanyaan “Kapan nikah?”, saya cuma menjawab sekenanya “Nanti, kalau sempat,”. Tentu saja jawaban ketus yang saya lontarkan itu demi membungkam mereka yang dulu terus menerus bertanya.

Tapi pemikiran saya itu akhirnya berhenti di awal tahun 2015 kemarin. Semua teori tentang pernikahan yang ada dalam benak saya, diputarbalikkan oleh kenyataan yang saya terima. Bertemu kembali dengan seorang pria, dan ya sekarang ia sudah menjadi suami saya, membuatnya berhasil mengaburkan keraguan saya soal komitmen. Setelah menjalani, ternyata pernikahan tidak seseram itu. Hanya perlu satu hal yang menjadi titik balik yang membuatmu sadar, bahwa pacaran tak perlu lama-lama..

Pastikan sudah menemukan dia yang tidak membatasi. Bahkan ketika punya mimpi yang tinggi sekali

Bertahan bersama dia yang tidak membatasi

Bertahan bersama dia yang tidak membatasi via www.indiaearl.com

“Yang, aku pengen bikin buku. Nggak tahu sih bakal laku apa enggak, yang penting bikin dulu. Hehehe,”

“Ya berarti mulai sekarang harus makin rajin nulisnya sama baca bukunya. Nulis buku ‘kan nggak bisa semalam jadi,”

Advertisement

Dia tidak meremehkanmu, hanya karena kamu dianggap memiliki mimpi yang terlalu tinggi. Dia hanya memberimu saran dan tak lupa pecutan untuk berusaha lebih keras. Semakin tinggi mimpi yang ingin kamu gapai, maka semakin besar pula usaha yang harus kamu perjuangkan.

Pernikahan tak seharusnya menutup jalanmu untuk bermimpi. Justru sebaliknya, seharusnya mampu membuatmu lebih dekat dengan mimpi-mimpi yang selalu kamu gantungkan itu.

Berterimakasihlah pada dia yang selalu membebaskan dan tak sekalipun membatasi mimpi-mimpi milikmu. Kalau untuk mewujudkan mimpi itu bisa lebih baik dilakukan berdua, kenapa kamu harus bersikeras melakukannya sendirian?

Advertisement

Menjalani semua bersamanya tiba-tiba terasa mudah. Kadang kamu dan dia hanya butuh tertawa saja

Kamu dan dia kadang hanya butuh tertawa saja

Kamu dan dia kadang hanya butuh tertawa saja via www.indiaearl.com

Masalah seperti halnya gempa bumi, tak pernah bisa ditebak kapan datangnya. Sekalinya datang, selalu mampu mengacaukan segalanya. Nantinya pasca-menikah, kamu dan dia tak akan tahu kapan akan mendapat masalah simpanan di tabungan yang tiba-tiba ludes. Masalah keuangan yang dulunya biasa saja saat masih berstatus pacaran, tak akan sama saat sudah masuk ke kehidupan pernikahan. Soal definisi kemapanan akan menjadi masalah besar jika tak dibicarakan sejak awal.

Sejak masa pacaran, kamu pun harus mulai peka pada kestabilan emosi yang dia miliki. Sesekali amati, apa solusi yang selalu dia ambil saat emosi mengendap di hatinya.

Karena pada akhirnya kamu butuh seseorang yang membuatmu tetap tenang, meski rentetan masalah datang bertubi-tubi. Butuh dia yang tetap mengajakmu tertawa. Sambil meyakinkanmu bahwa dunia hanya sedang bercanda saja.

Menjalani hidup bersamanya tiba-tiba terasa mudah. Selalu ada ketenangan yang hadir dari rengkuh hangat lengannya yang kuat, saat pikiran kalut bukan main. Dan setelahnya, selalu ada solusi yang lahir dari pemikiran berdua.

Pernikahan bukan berarti tentang dua orang yang harus selalu bersama. Pilihlah dia yang selalu menghargai jeda

Pilih dia yang menghargai jeda

Pilih dia yang menghargai jeda via www.indiaearl.com

Tak semua pasangan menikah beruntung bisa langsung tinggal satu atap. Masih ada mereka yang harus rela jarak tetap menjadi bayang-bayang. Tapi mari berpikir positif dan ambil kebaikannya saja. Daripada harus merutuki keadaan.

Bukankah hubungan yang dewasa juga tentang dua orang yang tetap menghargai jeda? Saat keadaan memaksa untuk tidak bisa selalu bersama.

Nikahi dia yang tak pernah membuatmu was-was ketika berjauhan. Pertahankan dia yang tetap membuatmu tenang, meski peluknya tak bisa setiap saat kamu rasakan. Dia haruslah pria yang tak akan membuatmu merasa sendiri, bahkan ketika dia tak bisa berada di sisi.

Dan khatam dengan kekurangannya namun tetap jatuh cinta, kamu sudah mendapat titik baliknya

Menikahlah segera, saat sudah ada titik baliknya

Menikahlah segera, saat sudah ada titik baliknya via www.indiaearl.com

Pada akhirnya, inilah satu titik balik yang nantinya bisa membuatmu tersadar. Pacaran tak perlu lama-lama, menikah bisa disegerakan. Asal kamu sudah khatam dengan segala kekurangannya. Merasa muak dan marah dengan itu semua, hingga pernah ada satu masa ingin sekali meninggalkan.

Namun anehnya, kamu selalu punya alasan untuk jatuh cinta lagi, dan menemukan jalan untuk kembali.

Alasan untuk menikah ternyata tidak serumit yang selama ini kita kira. Tapi tolong jangan salah paham kalau sekarang kamu belum menemukan titik balik itu dan memintamu untuk menikah segera. Menikahlah segera ketika kamu sudah mendapatkan titik baliknya. Kalau belum, ya coba bersabar saja. Kesendirian juga tak selalu membuatmu merana.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

seorang istri yang menanti kelahiran buah hati ❤

CLOSE