Sayang, Saat Ini Cintai Aku Sekadarnya Saja. Cinta Buta Justru Tak Akan Membawa Kita ke Mana-mana

Cinta sekadarnya saja

Seperti kata Eyang Titiek Puspa, jatuh cinta itu berjuta rasanya. Saat kita jatuh cinta, terkadang kita kesulitan membedakan yang mana yang benar dan mana yang salah. Terkadang atas nama cinta, hal-hal bodoh dan tak jarang merugikan orang lain dianggap wajar. Orang-orang juga akan memberikan pembenaran, namanya juga sedang jatuh cinta. Toh, katanya cinta memang buta. Tapi aku tak ingin kita begitu, Sayang.

Advertisement

Saat aku dan kamu bertemu dalam rasa yang sama, kita memang wajib mensyukurinya. Tapi bukankah itu tidak berarti bahwa apa yang kita punya saat ini adalah segalanya? Aku memang mencintaimu, aku tahu kamu pun begitu. Tapi jangan kita biarkan cinta menguasai semuanya, Sayang.

Cintai aku sedikit saja, karena untuk saat ini tak perlulah kita saling mencintai habis-habisan apalagi tanpa logika…

Aku tahu kita ingin bersama terus sampai ke masa depan. Namun selagi ini masih jadi perjalanan panjang, amunisi rasa kita jangan dihambur-hamburkan sekarang

Berharap bisa langgeng sampai selamanya | Photo by Emre Kuzu via www.pexels.com

Tidak memberikan semua bukan berarti aku tidak berharap kita akan selamanya. Saat aku memutuskan untuk memulai denganmu, aku juga ingin kita tetap bertemu di masa depan nanti. Aku ingin kita duduk berdampingan di pelaminan, dan masih terus berjalan beriringan saat mengarungi rumah tangga kita nanti.

Advertisement

Namun aku juga realistis. Masa-masa itu masih sangat jauh di depan. Tak apa memang kita rencanakan mulai  dari sekarang. Namun selagi perjalanan ini akan menjadi perjalanan panjang, rasa cinta yang kini kita punya jangan disia-siakan. Mari kita simpan sedikit demi sedikit, agar tidak hilang di saat kita sudah sama-sama jauh melangkah ke depan.

Kita tak pernah tahu apa yang akan ada di depan sana. Jadi, ada baiknya kita bersiap dari sekarang, agar nanti luka tidak terlalu dalam dan membuat kita menderita

Sama-sama tidak tahu apa yang ada di depan | Photo by Jonathan Borba via unsplash.com

Sayangku, kamu pun tahu bahwa hidup kita ini tak bisa ditebak. Saat kamu terbangun di pagi hari, kamu mungkin punya segudang rencana untuk kamu kerjakan hari ini. Tapi siapa yang bisa menjamin semuanya akan berjalan sesuai dengan catatan to-do-list yang kamu punya? Karena bahkan untuk dua menit ke depan, kita tak pernah tahu apa yang akan kita temui.

Karena hidup ini adalah misteri yang tak pernah kita pecahkan dengan tuntas, jangan sampai kita menghadapinya tanpa persiapan apa-apa. Cinta yang terlalu besar akan membawa luka yang dalam pula jika semuanya tak berjalan sesuai rencana. Aku tak mau kita berdua terluka terlalu dalam, karena itu, saat ini kumohon jangan cintai aku habis-habisan. Meski jika diperbolehkan, tentu saja aku ingin memesan takdir Tuhan dengan namamu yang tertera di sana.

Advertisement

Kita masih muda, banyak hal lain yang bisa kita raih selanjutnya. Toh, semua juga diusahakan demi masa depan berdua

Masih banyak asa yang ingin diraih dan berbagai cita-cita untuk digapai | Photo by Andrew Ly via unsplash.com

Kita masih sama-sama muda. Apa yang kita alami di dunia ini barangkali baru seujung kukunya. Aku tahu kamu punya cita-cita, sayang. Aku pun demikian. Meski cita-cita kita tidak sejalan, aku tetap ingin kamu mengejarnya. Aku tak mau menjadi halanganmu meraih mimpi yang kamu idam-idamkan. Berikan aku hatimu sedikit saja, tak perlu semuanya.

Hidup ini terlalu luas untuk dikerdilkan hanya sebatas persoalan cinta saja. Aku tahu itu. Mencintaimu, bukan berarti aku menginginkan seluruh waktumu untukku. Aku paham jika kamu menjadikanku nomor sekian setelah keluarga dan pekerjaanmu. Tak apa-apa, toh aku tahu kita sedang sama-sama berusaha.

Aku dan kamu sedang sama-sama belajar menjalani. Tak perlu kamu memberikan segala yang kamu miliki atau mengharapkan aku melakukan apa yang kamu ingini

Kita masih sama-sama butuh belajar banyak hal | Photo by Chermiti Mohamed via unsplash.com

Masa muda adalah masa yang tepat untuk kita belajar. Bukan berarti setelah tua kita berhenti belajar. Hanya saja saat semangat kita masih sama-sama menyala, dan saat hati kita masih cukup kuat untuk menahan luka, kita harus memanfaatkannya dengan maksimal. Meski di luar sana banyak kita temukan buku-buku panduan tentang apa yang harus dan tidak boleh kita lakukan untuk karir cemerlang atau asmara yang lancar, kita tidak pernah tahu tips dan trik mana yang paling benar.

Tapi toh tak apa. Jatuh sekali, kita masih punya seribu cara untuk bangkit lagi. Di hidup yang sedang kita coba kenali ini, kita harus punya sesuatu yang harus kita jaga untuk diri sendiri. Jangan sampai kamu memberikan semuanya, karena akupun tak bisa memberikan segalanya. Aku tak memintamu untuk menjadi milikku sepenuhnya, karena aku juga tidak bisa menjadi milikmu sepenuhnya.

Karena yang kutahu Sayang, cinta juga butuh jarak. Agar kita tak saling melilit, lalu mati dalam sesak nafas kita sendiri

Jarak juga dibutuhkan dalam hubungan yang sehat | Photo by Scott Broome via unsplash.com

Dari sekian banyak teori-teori cinta dan belajar dari kisah nyata di sekeliling kita, kini aku tahu, sayang. Bahwa cinta juga butuh jarak. Cinta adalah ikatan antara dua manusia, antara aku dan kamu, yang membutuhkan jarak untuk bisa saling mengikat. Tak perlu terlalu ketat, karena kita butuh ruang untuk bernafas. Ikatan yang terlalu kuat, akan membuat kita terlilit dan terjepit. Hingga akhirnya kita saling melebur, lalu salah satu antara aku atau kamu, mulai kabur hingga akhirnya lenyap.

Saat itu terjadi, barangkali cinta kita telah mati. Karena tak kudapati kamu dalam ikatan yang kita jaga selama ini. Aku kehilangan kamu, dan mungkin kamu kehilanganku. Ah, sayang. Cinta selalu muncul dalam ketakutan-ketakutan yang terkadang tak masuk akal. Namun kita bisa mengurangi deritanya dengan memberikan ruang bagi diri kita sendiri.

Dan yang kita sama-sama ketahui, Sayangku, untuk mencintai orang lain dengan pantas, pertama-tama kita harus mencintai diri sendiri dulu

Harus pintar mencintai diri sendiri | Photo by Ryan Jacobson via unsplash.com

Mencintai orang lain, berarti kita selalu ingin memberikan yang terbaik untuknya. Meski tak segalanya, tapi setidaknya yang terbaik yang kita bisa. Mencintai orang lain mungkin hal yang mudah. Seperti kata para pujangga, bahwa kita hanya butuh waktu dua menit untuk bisa jatuh cinta. Yang lebih sulit justru mencintai diri kita sendiri.

Tapi, jika kamu ingin mencintai orang lain dengan pantas, tentu yang pertama-tama harus kita lakukan adalah mencintai diri kita sendiri. Kita harus menyayangi diri kita sendiri dulu, baru nanti kita bisa mengerti apa yang harus kita berikan kepada pasangan dan apa yang harus tetap kita simpan untuk diri kita sendiri. Cinta bukan berarti kamu harus mengorbankan semuanya, sayang.

Untuk saat ini, tak perlu mencintaiku habis-habisan, Sayang. Karena jika cintamu buta, kita justru tak akan ke mana-mana

Hanya akan menyesatkan | Photo by Aldo Delara via unsplash.com

Mungkin kamu ingat saat kita masih menjadi mahasiswa. Kita pernah datang ke sebuah acara kampus yang diisi oleh Band Efek Rumah Kaca. Ingatkah kamu lagu yang kita dengarkan saat itu? Betul, kata mereka Jatuh Cinta Itu Biasa Saja.

Jika jatuh cinta itu buta

Berdua kita akan tersesat

Untuk saat ini, cukuplah kamu cintai aku sedikit saja. Jangan kamu berikan semua hati dan cintamu padaku. Jangan sampai cinta membutakan langkah kita berdua. Karena bagaimanapun cinta butuh cahaya untuk tahu ke mana kita akan melangkah.

Cinta yang buta tak memberikan kita ruang untuk berkembang. Karena waktu kita habis untuk mencari jalan

Supaya tidak buta terhadap jalan di sekeliling | Photo by Jason Leung via unsplash.com

Cinta yang buta tidak bisa melihat sekelilingnya. Jika cinta kita terlalu berlebihan dan membutakan semua, kita berdua tidak akan bisa berkembang. Kamu dan aku hanya akan berhenti di tempat, meraba-raba mencari jalan keluar. Padahal untuk melangkah bersama-sama menuju masa depan kita butuh ruang untuk saling memantaskan diri. Bukankah kamu, pada saatnya nanti, ingin mendapatkan aku yang terbaik? Bukan aku saat ini, yang masih tertatih-tatih mengembangkan diri dan mengendalikan emosi.

Sayangku, kusampaikan ini padamu bukan karena aku tidak menginginkanmu sepenuhnya. Sungguh aku ingin kita tetap bersama sampai bilangan di usia kita semakin bertambah besar. Tapi kita harus menyadari satu hal sayang, bahwa untuk ke sana, kita harus tahu jalan mana yang harus kita ambil. Untuk itu, sementara ini mari kita saling mencintai dengan cara yang sederhana. Karena nanti ada saatnya sendiri, kita saling memberikan segalanya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE