Tentang Pelukan; yang Selalu Membuat Saya Merasa Pulang

Lengan dan dadamu adalah ruang lapang paling nyaman di dunia. Tertawalah jika merasa ini konyol sekali didengarnya.

Namun sungguh, dalam rengkuhanmu selalu ada nukilan surga.

Hangat yang menguar dari leher dan lengan atasmu membuat saya ingin berkemah di bawahnya. Jika tulang belikatmu adalah negara, tak keberatan rasanya harus repot mengurus Visa asal itu membuat saya bisa punya akses bebas ke sana.

Merengkuhmu ampuh membuat saya lupa banyak dimensi di dunia. Soal pekerjaan dan tenggat waktu yang membuat pusing kepala, perkara kapan harus servis kendaraan yang mulai tua, sampai pertanyaan “Kapan” yang kini mulai sering mampir di telinga. Semua berhenti sementara. Dunia nadir sesaat waktu jemarimu merengkuh saya. Daya lontar nan magis yang 10 jarimu punya membungkam kekhawatiran dalam otak yang belakangan begitu riuh terasa.

Dalam dekapanmu saya selalu merasa pulang dan diterima

Dalam dekapanmu saya selalu merasa pulang dan diterima via katmervynphotography.com

Dalam dekapanmu saya selalu merasa pulang dan diterima.

Tak perlu takut mencari bahan pembicaraan demi mengusir sunyi saat tubuh kita hanya dipisahkan jeda sekian inci saja. Bersamamu sunyi dan diam justru jadi perayaan megah yang harus disyukuri kehadirannya.

Tubuh kita saling bertukar rasa lewat ketuk-ketuk ritmis jarimu yang mengalir dari leher hingga ke dada. Erat rengkuhanmu di pinggang menyadarkan tak ada alasan bagi saya untuk merasa tak punya daya. Tak peduli seberapa kerasnya hantaman dunia, di akhir hari akan ada lengan yang tetap merasa saya punya kualitas pejal terbaiknya.

Kepala saya bergerak menemukan dagumu yang selalu saja sedikit kasar terasa. Iseng saya bilang tajam bulu halusmu agak tak nyaman di kulit saya. Seperti anak kecil yang kebingungan, kamu beralasan baru tadi pagi mencukurnya licin. Bukan di tanganmu kendali atas waktu tumbuh dan kecepatan. Nanti kamu akan kembali mencukurnya atas nama perhatian.

Dalam perbincangan random itu diam-diam saya jatuh hati

Dalam perbincangan random itu diam-diam saya jatuh hati via katmervynphotography.com

Satu yang tidak kamu tahu. Diam-diam, ada senyum kecil muncul di muka waktu saya menjelajahi setiap inci garis rahangmu. Sengaja menggesekkan wajah agar bisa menyapa kasarnya bulu halus yang baru dicukur itu. Mengajukan banyak pertanyaan agar lebih lama bisa melingkarkan tangan di pinggangmu.

Dalam perbincangan di dekap kita yang terasa sangat random namun menghangatkan; diam-diam saya jatuh hati sedalam itu. Selalu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat puisi dan penggemar bakwan kawi yang rasanya cuma kanji.