Untuk Mama Tersayang, Dariku yang Akan Segera Melepas Status Lajang

“Mama, surat ini memang sengaja aku tulis untukmu.

Aku tidak ingin menyampaikan pernyataan ini secara langsung kepada mama karena aku enggan menangis tersedu.

Aku juga tidak mau melihat mama menitikkan air mata dan membuat suasana menjadi haru biru.

Sebentar lagi aku akan menapaki hidup baru bersama calon suamiku.

Doakan aku ma, semoga kebahagiaan selalu mengiringi langkahku dan belahan jiwaku.

Walaupun aku akan segera meninggalkan rumah, tapi tenang saja, aku selamanya tetap anak mama.”

Ma, aku ingin mengucapkan terimakasih karena mama sudah memberikan masa kecil yang sempurna dan mendampingiku hingga aku tumbuh menjadi wanita dewasa.

terimakasih ma

terimakasih ma via thegirlylooks.com

Mama lah malaikat yang diberi kepercayaan dari Sang Maha Segalanya untuk menjagaku. Mama selalu menjaga kandungan saat ragaku masih berwujud janin dan bersemayam di dalam rahim. Bahkan, saat aku terlahir ke dunia dan hanya mampu terbaring dan menangis, mama tidak keberatan merawat bahkan rela terjaga hingga pagi buta demi memastikan kenyamananku.

Ma, apakah mama masih ingat saat pertama kali mengantarkanku ke gerbang taman kanak-kanak? Saat itu aku merengek manja dan tidak mau terlepas dari genggaman mama.

Itulah salah satu kenangan dari banyaknya memori manis saat bersama mama yang masih lekat di lingkar kepala. Sewaktu aku kecil, aku enggan berpisah barang sedetik pun dari mama. Aku merasa nyaman dan aman di dekatmu. Hatiku pun demikian, selalu hangat dan meremang tiap kali ada kehadiran mama. Ya, mama selalu berhasil menjadi oase di tengah kegundahan dan kegamangan yang aku rasa.

Hingga aku beranjak dewasa seperti sekarang, aku tidak pernah kekurangan limpahan kasih sayang. Dari mama aku belajar apa arti mencintai dan menyayangi tanpa syarat.

Mama adalah teladan hidupku. Dari mama aku mendapatkan sifat-sifat yang memang layak untuk ditiru.

mama adalah panutanku

mama adalah panutanku via www.bespoke-bride.com

Saat papa sibuk bekerja di luar kota, mama lah yang selalu ada dan sedia menjagaku dan adik-adik di rumah. Mama selalu memberikan perlindungan dan mencukupi segala yang kami butuhkan. Bahkan, saat mama sibuk dengan urusan pekerjaan, kebutuhanku dan saudaraku tidak pernah terabaikan. Masih ‘kah mama ingat ketika harus bangun di pagi buta setiap harinya? Atau bahkan saat mama rela waktu makan siang mama terpotong karena tidak ingin terlambat menjemputku dari gerbang sekolah?

Ya, dari mama aku belajar banyak hal. Pengorbanan serta penerimaan yang juga sepaket dengan kasih sayang yang tidak pernah ada habisnya. 

Bahkan, hingga dewasa pun aku masih mengandalkan mama untuk mengajariku berbagai cara supaya bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik. Aku belajar bagaimana cara mengatur keuangan yang merupakan bekal penting dari kehidupan rumah tanggaku kelak. Aku juga menimba ilmu dapur dari mama. Bagaimana cara meracik bumbu hingga menghidangkan santapan yang kaya gizi untuk buah hati masa depanku.

Lewat ajaran dan contoh yang mama berikan, aku mampu berdiri di atas kaki sendiri dan siap menatap dunia dengan gagah berani.

Hubungan kita memang tidak selamanya hangat, terkadang kita berseberangan. Tetapi aku selalu tahu bahwa rasa sayang mama tidak pernah berkesudahan.

rasa sayang mama tidak pernah berkesudahan

rasa sayang mama tidak pernah berkesudahan via www.huffingtonpost.com

Hubungan kita memang tidak selamanya hangat, ma. Terkadang aku dan mama saling mendiamkan atau malah kita terlibat pertengkaran. Aku tidak setuju terhadap pola pikir mama yang ku anggap terlalu kuno. Begitu juga mama yang tidak bisa menerima pendapatku karena dianggap bertentangan.

Aku tahu bahwa sikapku secara tak sengaja telah menggoreskan luka di hati mama. Aku minta maaf ma, itu semua karena terkadang aku lelah mengikuti aturan yang mama buat. Iya aku tahu aturan itu memang demi kebaikanku. Hanya saja aku ingin menapaki jalanku dengan caraku sendiri.

Sekali lagi, maafkan aku ya ma, jika aku pernah membangkang dan membuat hati mama sedikit berlubang.

Ketika aku mulai dewasa dan mengenal kata pacaran, aku juga memahami bahwa rasa khawatir mama selalu lebih dari takaran.

jangan khawatir ma

jangan khawatir ma via www.huffingtonpost.com

Aku tidak pernah lupa kenangan itu. Saat pertama kali aku mengalami ketertarikan dengan teman lawan jenisku. Mama selalu risau dengan diselingi cemas yang tak berkesudahan. Bukan tanpa alasan, mama menganggap pergaulan anak zaman sekarang membahayakan. Mama tidak ingin aku terjerumus ke hal yang bukan-bukan yang tak kusadari bisa merusak hidupku di masa depan.

Sekarang mama tidak perlu khawatir lagi, lelaki pilihanku memang sanggup menggenapiku. Dia juga berbeda dari jejeran mantan yang pernah menjadi bagian dari kisah cintaku. Dia bertanggung jawab dan mampu menjadi suami idaman. Percayalah ma, aku bahagia bersamanya. Dan, bukankah mama tidak perlu lagi mengkhawatirkan masa depanku serta melontarkan pertanyaan, “Kapan menikah?” yang tidak pernah alpa mama dengungkan di telingaku lima tahun belakangan ini?

“Ya, Mama tidak perlu khawatir. Esok anak gadis mama ini akan mengucapkan janji sehidup semati dengan pria yang mampu menggenapi  hidupnya secara utuh.”

Ke manapun aku melangkah, aku tidak akan pernah lupa rumah. Mama adalah rumahku dan aku selalu tau jalan pulang.

aku akan selalu ingat mama

aku akan selalu ingat mama via www.huffingtonpost.com

Esok adalah hari pentingku ma, dimana aku dan calon suamiku akan menjadi raja dan ratu sehari. Hari itu juga merupakan penanda bahwa babak baru di hidupku akan segera dimulai. Aku akan menjadi seorang istri dengan tanggung jawab yang tidak sederhana. Kemudian, jika Sang Maha Segalanya merestui, tanggung jawabku pun akan bertambah. Aku akan menimang makhluk lucu yang juga akan menjadi cucu mama.

“Doakan aku ya ma, semoga aku mampu menjadi seorang istri yang mengayomi serta ibu yang tangguh seperti mama.”

Walaupun hidupku akan lebih berwarna dengan adanya suami dan buah hati, tapi aku tetap tidak akan melupakan dan melalaikan mama. Aku akan selalu menghubungi dan menanyakan pertimbangan mama mengenai ini itu. Aku memang sudah dewasa namun aku tetaplah buah hati mama yang selalu membutuhkan bimbingan dari mama.

Jangan khawatir ma, walaupun akan tinggal dengan suami dan memiliki rumah sendiri, kemanapun aku pergi, aku akan selalu ingat rumah. Dimana ada Mama disitulah rumahku berada. Aku akan selalu mengingat jalan pulang.

“Mama tidak perlu bersedih, sampai kapan pun aku akan selalu jadi anak mama.”

Dariku,

buah hati mama yang siap menapaki jenjang hidup yang selanjutnya

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta anjing, penikmat kumpulan novel fantasi, dan penggemar berat oreo vanilla.