6 Skill Ini Sering Diremehkan, Tapi Penting Kalau Kamu Mau Jadi Calon Suami Idaman

Semua cowok, terlepas dari apa rasnya, memiliki ketampanan khas masing-masing. Pada usia muda (baca: remaja), mungkin wajah ganteng dan penampilan yang keren bisa jadi aset bernilai bagi cowok. Tapi ketika mulai termakan usia, ketampanan bisa memudar. Di saat itulah kamu akan sadar bahwa yang muda pada saatnya akan tua, dan wajah tampan tak selamanya bisa diandalkan.

Advertisement

Berbeda dengan ketampanan yang sifatnya sementara, 6 skills di bawah ini justru akan bertahan sampai lama. Gak cuma bikin kamu jadi idaman, 6 skill ini juga calon suami berkualitas. Dengan catatan kamu mampu memegangnya dengan teguh mulai sekarang.

1. Tak hanya lihai mengucapkan “I love you”, cowok juga harus membekali dirinya dengan kemampuan baik dalam menyimak.

Menyimak dengan baik

Menyimak dengan baik via www.finchandfawn.com

Menyimak bukan mendengar, listen not hear. Kebanyakan cowok Indonesia diberkahi dengan telinga, namun tidak menggunakan anugerah tersebut untuk menyimak. Bahkan untuk menyimak perkataan orang yang kamu sayangi aja malas. Padahal, menyimak adalah adalah skill paling dasar untuk jadi suami idaman.

Melatih kemampuan menyimak tidak hanya bikin kamu menjadi calon suami idaman, tapi juga bikin kamu jadi pria jentelmen. Cewek sering mengeluh kalau cowok itu sering ‘hilang’ ketika diajak ngomong, terutama kalau membicarakan hal serius. Sementara cowok sering berkilah ‘capek’ dengar cewek ngomong yang ngalor-ngidul tak tentu arah. Sebagai cowok jentelmen kamu harusnya bisa kompromi; simak, resapi dan perhatikan perkataan significant other kamu, saring yang penting dan bermakna lalu lupakan sisanya.

Advertisement

2. Calon suami berkualitas ya pasti mereka yang tidak alergi dengan tugas-tugas rumah tangga.

Tak mengurangi kejantanan

Tak mengurangi kejantanan via www.pinterest.com

“How to be a husband-material-guy?”, gumam cowok-cowok berusia matang yang belum tahu apakah dirinya bisa diandalkan ketika sudah menjadi suami. Padahal ‘pelatihan’ untuk menjadi suami sudah kita lakoni sejak kecil. Ingatkah kamu ketika ibu memintamu untuk merapikan kamar kamu sendiri atau ketika kamu ikut membantu ayah mengecat ulang ruang tamu?

Sekarang kamu tinggal meningkatkan kebiasaan tersebut ke tingkatan yang lebih serius. Biasakan diri untuk ringan tangan mengerjakan pekerjaan berbau domestik kapan pun kamu sempat. Menjemur cucian, memasak, atau mencuci piring setelah semua orang selesai makan tidak akan menyunat kejantananmu, kok.

3. Jadilah pria yang lebih perasa dan penuh kasih sayang. Jangan pernah malu untuk memberi pujian, karena love is a verb.

Advertisement
Love is a verb

Love is a verb via rebloggy.com

Sebelum kamu telat mengetahuinya, sadarlah bahwa pernikahan membutuhkan usaha dan kerja keras. Makanya, mumpung kamu dan dia belum terikat dalam hubungan rumah tangga, latihlah dirimu untuk menjadi pria yang lebih peka dan penuh kasih sayang.

Jangan pernah malu untuk menunjukkan rasa yang kamu miliki untuk dia. Lontarkan pujian ketika cara berjalannya yang anggun berhasil menggetarkan hatimu; berikan apresiasi waktu dia berusaha menyajikan menu favoritmu. Cinta itu tak hanya dirasakan, tidak pula hanya diucapkan. Cinta juga sebuah pekerjaan.

4. Tak hanya mencurahkan kasih sayang, berikan juga rasa hormat yang sudah sepantasnya diterima oleh wanita yang kamu cintai.

Love her tender

Love her tender via annawu.com

Tepikan dulu paradigma “Kalau dia sudah jadi istriku, maka dia harus mengikuti perintahku”. Pacar kamu sekarang tetaplah orang yang sama ketika dia menjadi istrimu nanti. Dia tetap punya pikiran dan keinginannya sendiri. Jadi pikir dua kali sebelum jadi bossy sambil bersembunyi dibalik titel ‘Suami’.

Berikan dia rasa hormat yang sudah sepatutnya dia terima, maka dia akan menghormati kamu sebagaimana seharusnya.

5. Jika selama ini kamu bangga menjadi pria mandiri, mulailah meningkatkan kemampuanmu untuk bekerja sama dalam tim.

Karena dalam rumah tangga, kamu dan dia akan membutuhkan team work yang apik setiap hari. Bagaimana tidak? Kalian akan memiliki tanggung jawab yang sama dalam mengurus anak, mengatur keuangan dan memastikan asap masih mengepul dari dapur. Dan cara terbaik untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut adalah dengan bekerja sama.

Jika selama ini kamu bangga menjadi pria mandiri, a lone wolf mereka bilang, maka simpan jauh-jauh keegoisanmu untuk menyelesaikan semua masalah sendirian. Lagipula, bukankah hidup lebih indah berdua daripada sendirian?

6. Meresapi kesakralan pernikahan dan menghormati komitmen yang telah kalian buat bersama.

Menghormati komitmen yang sudah kamu buat

Menghormati komitmen yang sudah kamu buat via featherandtwinephotography.com

Harus diakui, mungkin ini adalah skill yang paling sulit dikuasai oleh cowok yang belum menikah. Tapi kamu baru bisa menjadi suami idaman apabila kamu bisa menghormati alasan mengapa kamu memutuskan untuk menjadi suami, yakni kesakralan pernikahan.

Kamu harus bisa menghormati komitmen dan janji yang akan kamu ucapkan di pelaminan; di hadapan saksi dan pejabat pernikahan; di depan orang tuamu dan orang tuanya.

Menjadi suami idaman bukanlah angan-angan belaka. Semuanya bisa kamu mulai dengan mendalami 6 skill di atas.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Football, Music, Movie.

CLOSE