5 Hal yang Terlihat Remeh Ini Ternyata Dapat Membuat Kualitas Pribadimu Makin Menurun

Seringkali dalam kehidupan sehari-hari kita menyalahkan orang lain, menganggap orang lain tidak mengerti apa maksud kita, menilai orang lain tidak lebih pintar dari kita, dan sebagainya. Sebenarnya, bila kita melihat dari sudut pandang lain, bisa jadi itu karena kesalahan kita. Kita yang tidak jelas atau kurang dalam penyampaian, tidak mengerti atau sok tau terhadap sebuah permasalahan sehingga selalu bilang “pokoknya begitu”, dan sebagainya.

Banyak contoh kemauan kita tapi tanpa kemampuan yang kita miliki,kecuali mulut kita yang berbicara pedas, diantaranya:

1. Menganggap mendesain gambar itu mudah

mebiso.com via https://www.google.com

Banyak orang yang bilang, desain gambar itu mudah. Tinggal ambil beberapa gambar di internet, di gabung, dan jadilah sebuah gambar baru sesuai keinginan. Padahal tidak semudah itu. Seorang desain gambar harus punya taste, ide kreatif, pemahaman akan warna, bentuk benda, tata ruang,dsb untuk memadu madankan beberapa gambar. Bahkan ada beberapa orang yang meng create sendiri gambar sebuah benda. Dan perlu diingat, di pendidikan formal di level SMK dan perkuliahan, sudah ada jurusannya lho.

2. Tidak mau belajar bahasa asing

www.okupasi.com via https://www.google.com

Kadang melihat tayangan televisi atau berita dikoran kita sering mencibir, kok ada ya orang Indonesia dengan wajah pas-pasan berpasangan dengan bule. Terlepas itu jodoh yang di tangan Tuhan, salah satu hal yang dimiliki si muka pas pasan itu adalah kemampuan berkomunikasi dengan pasangannya. Tentunya kemampuan berkomunikasi membutuhkan biaya, waktu dan proses yang tidak sedikit, sehingga perlu adanya planning untuk menguasai sebuah bahasa. Kalaupun nantinya tidak bisa berpasangan dengan bule, minimal bila kita punya kemampuan bisa bahasa asing, kita tidak bingung mencari subtitle saat melihat film.

3. Selalu mengumpat saat pemain kesayangan berbuat salah

m.solopos.com via https://www.google.com

Ini biasanya sering dilakukan para pria saat menonton pertandingan bola, baik saat di stadion ataupun di depan televisi, baik menonton sendiri ataupun menonton bersama-sama. Padahal bila di tantang adu jago, si pengumpat ini pasti kalah jauh, karena dia cuma bisa omong besar. Emosi, mental, fisik pemain, pressure lawan, cacian penonton lawan, kondisi lapangan, kondisi cuaca, taktik pelatih dll sangat berpengaruh terhadap penampilan seorang pemain. Sebelum mengumpat saat melihat pemain itu berlaga, sebaiknya kita melihat perjuangan pemain itu dalam sebuah latihan, misal tendangan bebas yang dia dapat hanya beberapa kali dalam sebuah pertandingan, pastinya dia ujicoba berpuluh-puluh kali dalam sehari.pemain itu sudah berlatih keras untuk penampilan terbaik yang akan menghibur kamu, ada baiknya daripada memaki lebih baik mendukung.

4. Jengkel saat terjadi kemacetan parah

bisnis.liputan6.com via https://www.google.com

Di Jakarta, macet sudah menjadi hal yang biasa. Bahkan di depan stasiun Jatinegara saja, jam dua pagi sudah mengalami kemacetan. Dan kita pasti menyalahkan pengendara lain ( misal: mengendarai mobil hanya seorang diri ), menyalahkan di mana kok tidak ada polisi untuk mengatur lalu lintas. Padahal, bila kita tarik benang lurus, kita jugalah yang menjadi penyumbang kemacetan. Di Jakarta sudah ada angkutan public semacam KRL atau bus Transjakarta yang terus memperbaiki pelayanannya. Bila kita semakin banyak yang menggunakan moda transportasi public, kita akan semakin kritis tentang pelayanan dan ketepatan waktu kedatangan, saya yakin moda transportaai itu akan semakin cepat berbenah. Belum lagi adanya transportasi online yang harganya semakin bersaing dan selalu ada 24 jam sehingga bisa kita order kapanpun.

5. Mencela makanan yang disajikan di rumah makan

www.qraved.com via https://www.google.com

Kadang saat kita makan di tempat makan, baik restoran, makanan cepat saji, ataupun warung makanan yang disajikan kurang garam,kurang sedap, kebanyakan garam atau bahkan kemahalan. Sebelum mencela, baiknya kita merenung sejenak. Bisa jadi dini hari dia sudah ke pasar untuk membeli bahan makanan terbaik. Mengolahnya dengan rasa riang, menyajikan dengan penuh hati-hati, atau bisa jadi “lidah” di daerah itu memang seperti itu sehingga lidah kita yang harusnya menyesuaikan, atau tempat makan tersebut membayar pajak restoran yang berarti kita ikut berpartisipasi dalam pembangunan daerah.

Masih banyak lagi contoh-contoh dalam kehidupasn sehari-hari yang perlu kita pahami, kita mengerti terlebih dahulu sebelum kita berucap. Lidah memang tajam, itu mengapa Tuhan menciptakan 1 lidah dan 2 telinga, agar kita lebih banyak mendengar dari pada berbicara.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

3 Comments

  1. Octario Harjanto berkata:

    Untuk poin nmr 5, terkadang orang gak ada waktu untuk itu. Ketika makanan datang, harus sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Jika tidak, sindiran pedas dan nyinyiran yang dilontarkan.