5 Pemahaman Ini Akan Mengubah Pandangan Kamu Mengenai ini.

“Gue gak terima Diginiin!! Gue juga punya Harga Diri!”

Sebuah kalimat yang sering kali kita dengar pada saat orang-orang merasa direndahkan ataupun diremehkan oleh orang lain, ya sebuah ungkapan yang terucap dengan 1 oktaf yang lebih tinggi karena merasa tidak dihargai maupun diabaikan, namun apakah sebuah ungkapan emosi panas mampu mencairkan suasana yang tegang menjadi lembut dan hangat? saya rasa tidak. Sedikit tulisan ini mungkin akan membantu kamu mengenal harga dirimu dengan pemahaman yang tepat. Let’s roll it! 

1. Seberapa Tinggi Harga Diri Yang Dipertahankan Hingga Membuatmu Menjadi Arogan?

Seberapa tinggi harga diri yang dipertahankan? hingga membuat suatu permasalahan yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan kerendahan hati namun harus diselesaikan dengan sebuah cekcok mulut yang tiada akhir yang berujung menjadi dendam hati yang terpendam. Seringkali ketinggian harga diri mendasari sikap acuh tak acuh terhadap orang lain dan merasa arogan serta sombong memicu seseorang untuk tidak menghargai diri orang lain bahkan termasuk dirinya sendiri.

2. Menghargai Orang Lain Lebih Baik Daripada Menjunjung Harga Diri Yang Berlebihan.

tanpa membedakan hidup lebih berwarna via http://www.google.com

Menjunjung harga diri ya boleh-boleh saja asal jangan berlebihan sampai kamu lupa untuk menghargai orang lain, ada pepatah mengatakan "Hargailah orang lain agar dirimu dihargai oleh orang lain juga…", sebelum belajar untuk menghargai diri sendiri prosedur pertama yang harus dilakukan adalah belajar untuk menghargai orang lain dilingkungan sekitar anda dan tentunya tidak mendiskriminasi ataupun memilih-milih karena seutuhnya semua manusia diciptakan sama, hanya ego saja yang membedakan.

3. Merendahkan Hati Bukan Berarti Harga Dirimu Jadi Rendahan.

Meskipun penilaian orang lain terhadap kamu sudah dianggap mampu menjaga harga diri dengan baik bukan berarti membuat anda boleh tinggi hati dan mulai membanding-bandingkan dengan mereka yang bisa dikatakan tidak menjaga kehormatannya dengan baik, justru sebaliknya tetap jadi pribadi rendah hati dan peduli kepada mereka, ya meskipun diantara mereka pernah meninggalkan jejak luka yang dalam dihati anda tetaplah berendah hati karena sesungguhnya anda tidak menjadi rendah, tetapi anda dilatih untuk memiliki kualitas sesungguhnya dari sebuah harga diri yang anda miliki.

4. Dengan Memaafkan, Kamu Telah Memperoleh Kualitas Harga Diri Yang Tak Ternilai.

forgiving via http://www.google.com

Seringkali dihidup ini ada beberapa orang yang pernah menyakiti, melukai bahkan menghancurkan harga diri anda, kadang marah dan pembalasan seakan menjadi satu-satunya jalan untuk melepaskan pelampiasan yang tak berarti, tapi jika kamu mampu memaafkan mereka, tanpa disadari kamu telah mengupgrade harga dirimu menjadi suatu kualitas yang tak ternilai harganya sama halnya dengan sebuah bongkahan berlian yang diasah berkali-kali hingga menjadi suatu perhiasan yang memiliki nilai tinggi, sejatinya belajar memaafkan bukan berarti anda adalah orang yang lembek justru itu membuatmu dinilai oleh orang lain bahwa kasihmu jauh lebih besar dari rasa bencimu terhadap dirinya.

5. Harga Diri Itu Penilaian! Bukan Nilai Di Label Harga yang Tertera.

it’s not like price tag via http://www.google.com

Pemahaman yang tepat mengenai harga diri adalah penilaian. Penilaian seseorang terhadap diri kita, jika kita menampilkan segala bentuk negatif karena over self esteem yang mendasari Arogan, Tinggi Hati, dan Kesombongan maka secara tanpa rekayasa orang-orang disekitar akan menilai rendah harga diri kita dan sebaliknya jika bentuk positif yang ditampilkan seperti Kerendahan Hati, Pemaaf, dan Menghargai orang lain akan menjadi landasan kita untuk dinilai orang lain bahwa kita telah menjaga kehormatan maupun harga diri dengan baik. Jadi seberapa tinggi harga diri yang anda miliki? jawabannya, Priceless.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang penulis pemula yang doyan ngetik dibanding nulis.