7 Sisi Gelap Fenomena Generasi Z

1. Omongan temen itu penting

Nggak percaya diri, kalo nggak ada temen

Nggak percaya diri, kalo nggak ada temen via http://bintang.com

Pertama, generasi ini lebih mementingkan omongan orang lain daripada dirinya sendiri. Ini dampak buruk yang terjadi akibat terlalu ingin diperhatikan, terlebih jika ia kesepian karena orang tua yang sibuk bekerja atau ia yang memilih menutup dunianya dengan dunia sosial media yang tak ada henti-hentinya.

Advertisement

Di banding mengikuti kata hati, generasi ini memilih untuk slalu mendengarkan omongan orang lain. Kalau keren itu harus beli baju yang lagi ngetren masa kini, kalau gaul itu harus tau lagi EDM yang lagi hits, kalo SWAG itu harus dengerin mas Younglex ( Eh Maaf-maaf nggak ada maksud kok ) jadi mereka layaknya ikan yang terseret arus dan nggak tau mau berenang kemana, mereka terus-terusan mengikuti omongan orang lain tanpa henti.

2. Cuek, dan nggak pedulian

Asyik dengan Smartphone

Asyik dengan Smartphone via http://cdn2.tstatic.net

Kedua, Generasi Z bisa jadi generasi tercuek karena mereka lebih senang bersosialisasi di sosial media daripada di dunia nyata. Terlebih kalau lagi kumpul bersama teman, yang di pegang ya Smartphone masing-masing pokoknya jangan sampe dia ketinggalan satu notifpun dari teman-temannya di sosial media. Padahal di depannya ada teman yang bisa di ajak sharing dan main bareng.

3. Hit itu tuntunan masa kini

Kalo nggak hit, nggak bakalan bisa temenan sama anak populer

Kalo nggak hit, nggak bakalan bisa temenan sama anak populer via http://style.tribunnews.com

Ketiga, mereka juga berambisi dan itu memang bagus, namun karena kita lagi berbicara tentang sisi gelap mereka ambisi di sini kurang bagus karena mereka berambisi untuk terkenal di sosial media. Menjadi artis instagram biar bisa di endorse, biar bisa eksis kemanapun tapi (mohon maaf) tanpa karya.

Advertisement

Yang di lakukan mereka di Instagram hanya foto selfie dan tren-tren sok hit masa kini. Ada yang posenya begini, ada yang begigtu, dan semua itu berbanding terbalik dengan kehidupan asli mereka. Orang yang kita ajak bicara di sosial media terkadang benar-benar berbeda dengan orang yang kita temui di kemudian hari maka dari itu hati-hati di internet kawan!

4. Kalo udah hit, pasti terkenal

Foto Kekinian, biar eksis, hit dan jadi artis instagram

Foto Kekinian, biar eksis, hit dan jadi artis instagram via http://style.tribunnews.com

Keempat, karena zaman sudah serba instan mereka juga ketularan menyukai yang instan-instan. Mereka cuma melihat yang cepat-cepat aja padahal kenyataannya nggak segampang itu,

Advertisement

Yah sebut saja idola Generasi Z masa kini, para Youtuber, Standup dan Rapper atau entahlah itu contoh saja YoungLex. Mereka terpacu karena YoungLex katanya bandel, nakal tapi ternyata bisa sukses jadi mereka berpikiran bisa seperti YoungLex kalau nakal, bandel itu wajar dan nggak jadi patokan bisa sukses atau nggak.

Padahal mereka cuma melihat YoungLex saat suksesnya doang, di balik itu semua YoungLex harus bekerja keras mendapatkan apa yang dia raih saat ini, POPULER. Tentunya dari kerja ya, bukan asal-asalan post di sosmed, gaya nakal berharap jadi artis instagram.

5. HOAX jadi sarapan, sehari-hari

Sumber berita hoax

Sumber berita hoax via http://www.bintang.com

Kelima, terlalu cepat termakan isu, berita nggak benar, hoax dari sumber-sumber tidak valid dan tidak terpercaya mereka cuma ikut-ikutan aja atau kadang cuma membaca judulnya dan tiba-tiba sudah komentar ini dan itu. Mereka kira mereka yang paling tau, paling ngerti, dan paling benar sendiri masalah yang lagi di bahas.

6. Smartphone itu penting!

Smartphone itu candu

Smartphone itu candu via https://jalantikus.com

Keenam, gadget di mana-mana tiap hari sudah seperti zombie yang berjalan dari bangun tidur sampe mau tidur lagi. Matanya nggak letih menatap layar HP yang mereka sebut smartphone itu, bersyukurlah kita yang tumbuh besar dengan featured phone, symbian dan java yang masa remajanya bahagia bukan sok bahagia , karena keasyikan main smartphone dan beragam gadget yang ada mereka kadang lupa belajar, lupa harus bantu orang tua, dan kalau data internet habis, sudah seperti jadi zombie kelaparan yang meraung-raung, merasa tersudutkan, mencoba beragam cara sampai ngemis-ngemis hostspot wi-fi ke teman, ke cafe pesen minuman yang abis 10 menit tapi wi-finya 3 jam.

7. Cinta atau drama

Ketemu yang cantik dikit di sosmed langsung deketin

Ketemu yang cantik dikit di sosmed langsung deketin via https://3dnews.ru

Ketujuh, generasi cengeng, galau, gelisah, nggak karuan kalau sudah menyangkut CINTA. Kalau sudah bahas percintaan sudah deh, parah abis. Bisa-bisa galau nggak ketulungan, cemasnya minta ampun. Baru aja putus sudah bilang nggak bisa hidup tanpa pasangannya, sudah bilang nggak tau lagi mau kemana (yaelah dik segitunya?)

Ada juga yang sadis, baru juga pacaran 3 bulan, putus eh besoknya udah punya pacar lagi. Ada tuh, paling sering cewek nih yang seperti ini. Kalau ada yang kaya dikit, asal deketin aja. Jelek? Nggak penting, Pinter? Nggak usah, yang penting nih naik Ninja, R15, mobil pribadi dan tentunya KAYA. Biar apa? Biar bisa di pamerin dong ke temen-temen sosialitanya biar bisa di bikin instastories setiap saat.

Kalau yang cowok? Waduh lebih parah sih, kadang sudah punya pacar satu, setia, alim eh ada yang cantik dikit sudah deh lupa daratan. Hati-hati buat cewek-cewek kalo pacarnya sudah susah di hubungin, itu ada 3 kemungkinan. Satu, dia sibuk entah sibuk kuliah, kerja, main playstation, nongkrong di warnet sampai malam. Kedua, HP rusak, nomornya ganti, dan nggak ada paket data. Ketiga, lagi deketin cewek lain, yang lebih dari kamu, yang bisa di ajak jalan, yang seksi pula tentunya.

Kenalan di sosmed, ketemuan, pendekatan, nyaman, jadian, ada masalah dikit, putus kemudian

Oke deh cukup dulu ya 7 sisi gelap dari enomena Generasi Z.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis Konten yang terkadang juga bekerja sebagai penulis paruh waktu di salah satu penerbit Indie.

4 Comments

  1. Herry Tobing berkata:

    Saya rasa ada beberapa poin yang salah, contohnya poin yang ke 5. HOAX adalah sarapan (makanan sehari hari) bukanlah salah satu sisi gelap dari gen z, mengapa ? Yaa, karena gen z lebih cepat mendapat beberapa informasi dan dapat membandingkan keduanya sehingga kita tidak terlalu cepat untuk memakan isu isu HOAX. Kedua, poin pertama yang menganggap omongan teman lebih penting, saya rasa tidak, karena gen z adalah generasi yang ingin maju bersama sama, berjalan bersama, jadi kita ingin kita sendiri dan teman kita bersepakat untuk mengambil sebuah langkah (seperti yang saya bilang tadi kita ingin 2 informasi agar bisa dibandingkan). Dan yang terakhir adalah poin yang kedua, CUEK ? tidak, kita tidak cuek kita tidak ingin saja mudah memakan omongan orang saja, karena sekarang kita menganggap dunia nyata bahkan lebih fiktif dari dunia maya, jadi kita yaaa.. hanya bisa percaya antar teman yang sudah kita kenal saja. Contoh dunia nyata lebih fiktif dari dunia maya : Banyak orang terutama generasi y (millenial (orang yang paling muda lahir pada tahun 1994)) termakan omongan omongan hoax dari para calon calon pejabat, ketika mereka terpilih mereka sama saja ujung ujungnya korupsiii lagii. Ya begitulahh…
    saya sendiri lahir tahun 2001 dan sangat bersyukur menjadi generasi z.

CLOSE