Abusive Friendship Is Possible, Kekerasan Tidak Hanya Ada dalam Hubungan Percintaan

Sebuah hubungan pertemanan itu terjadi diantara dua orang. Sebuah koneksi antara dua orang dan harus diseimbangi oleh keduanya untuk menjadi suatu hubungan yang sehat — bukan seseorang saja yang mendapatkan ada yang dia cari dan yang lainnya di abaikan.

Pertemanan terjadi di berbagai titik di dalam kehidupan seseorang yang mempunyai dampak pada karir, pernikahan, keluarga ataupun kesehatan. Pertemanan adalah sesuatu yang penting, pertemanan memiliki hal-hal yang positif yang menyebar di segala area di kehidupanmu. Tetapi pertemanan juga bisa menjadi racun dalam hidup karena beragamnya karakter manusia di muka bumi.

Pertemanan yang menjadi racun dalam hidup tak hanya pertemanan yang melakukan kekerasan fisik tetapi juga pertemanan yang melelahkan, tidak menghargai satu sama lainnya, mencekik, tidak memuaskan, tidak imbang serta yang tidak mendukung secara fisik maupun emosional. Ketika memiliki pertemanan yang  “beracun” membuat kerap membuat kita stres dan tak jarang mereka tidak dapat diandalkan dan terlalu menuntut dan pertemanan yang seperti inilah yang disebut dengan abusive friendship.

 <>1. Mencela kadang menjadi hobi terselubung yang tidak disadari dalam suatu pertemanan.
Laughing at people

Laughing at people via http://nobaproject.com

Tria: Eh kemaren aku liat bapakmu di supermarket lho.

Nova: oh iya?

Tria: Pantes ya kamu kayak pinguin, orang bapakmu aja kayak pinguin emperor, bunder gitu hahahaha

Nova: ......

Perkataan yang menghina seseorang kerap sekali ditemui di berbagai pertemanan. Pada awalnya mereka yang mengejek hanya melayangkan candaan, tetapi lama kelamaan candaan mereka menjadi sebuah kebiasaan. Mungkin ketika orang yang sering mendengar candaannya yang insulting akan mengerti bahwa itu hanya candaan belaka.

Secara psikologis, Manusia tidak mungkin di kondisi dimana dirinya terus menerus stabil. Sehingga candaannya bisa membuat seseorang, yang sedang tidak stabil, merasa lebih terpuruk. Insulting bisa membuat orang menjadi insecure atas dirinya dan bisa dikaitkan dengan depresi.

Mengkritik orang secara terus menerus juga termasuk abusive friendship. Memang, ada orang-orang yang sering mengkritik, tetapi kritikan mereka adalah kritikan yang membangun dan concern terhadap orang yang dikritik. Kritikan yang tergolong kedalam abusive friendship adalah kritikan yang cenderung tidak terlalu penting untuk dibahas seperti:

Reza: Yaelah itu sepatu dipake mulu dari dulu.

Hendra: Ya kan cuma punya ini.

Reza: Bajumu juga kayaknya cuma itu doang.

Hendra: Ya kan belom kotor.

Reza: Kaos kakimu juga ga ganti kan tuh?

Hendra: Bawel lo!

<>2. Passive-aggressive adalah suatu kebiasaan untuk membuat seseorang menjalankan kepentingan pribadi.

Nia: Aduh dingin banget nih ACnya.

Riki: Mau dimatiin ACnya?

Nia: Tolong ya.

Passive aggressive adalah suatu perilaku yang pasif tetapi mempunyai tujuan yang sebaliknya. Perilaku ini sering ditandai dengan pemberian kode-kode ketika menginginkan sesuatu, contohnya kayak diatas. Menurut seorang psikoterapis, katherine Crowley, perilaku passive aggressive yang sering dilakukan orang-orang jaman sekarang adalah menghindari kontak dengan orang lain, seperti:

*Nia nyamperin Riki*

*Riki ngeluarin hape dan pura-pura sibuk*

Nia: Eh Riki, lagi sibuk ya?

Riki: Ngga, cuma ada email dari si bos doang suruh ini itu. gimana?

Nia: Ga jadi deh.

Perilaku seperti ini termasuk kedalam abusive friendship karena pertemanan yang dilandasi oleh perilaku passive aggressive tidaklah dua arah. Contohnya seperti diatas, orang yang melakukan passive aggressive cenderung untuk menghindari seseorang ketika orang membutuhkan sesuatu.

Perilaku passive aggressive kadang juga membuat orang-orang disekitarnya menjadi ragu akan dirinya sendiri.

Nia: Eh dressku bagus ga?

Riki: Yakin tuh mau pake itu?

Orang yang passive aggressive tidaklah langsung memberikan komentar yang pasti. Mereka justru memberikan jawaban yang memutar dan membuat orang lain bertanya kepada dirinya sendiri apakah ada yang salah dengan dirinya. If you fed with this behaviour in a long term, it will erode your self esteem.

<>3. "Aku adalah bintang yang paling terang" adalah suatu perilaku yang kerap ditemukan di dalam suatu pertemanan.
I'm the brightest star. duh.

I'm the brightest star. duh. via http://www.sarahbalivo.com

Hardi: eh pak Broto bilang kalau aku rajin di kelas lho!

Kilik: Biasa aja kali, gue udah biasa dipuji sama dosen mah, lo udah gede kepala cuma di puji pak Broto doang.

Friendship abuser will make sure who is the boss. Para friendship abuser akan menunjukan siapa yang superior dan siapa yang inferior. Mereka tidak memberikan kesempatan untuk teman-teman lainnya to be the birghtest star walaupun hanya sebentar. Para friendship abuser ini juga tidak mau kalah ketika ada teman-temannya memiliki pengalaman yang menarik.

Pak Broto: Siapa yang udah pernah ke luar negeri?

Hardi: aku pak, udah pernah ke Jepang, ikutan pertukaran pelajar.

Kilik: Yaelah Jepang doang, masih Asia. Aku udah pernah ke Estonia dong buat liburan.

<>4. Kepentingan pribadi kadang menjadi suatu prioritas dalam pertemanan tetapi ada juga yang tidak mau mengganti prioritas mereka bahkan untuk sementara.
You better talk to my hand because i don't care about your poblems

You better talk to my hand because i don't care about your poblems via http://scottrossonline.com

Herni: Tau ga sih ibuku ga ngakuin aku anak lagi!

Nia: Eh bentar, dagangan gue kok ga laku ya pas jualan di sunmor kemaren.

Percakapan diatas tergolong abusive friendship karena instead of comforting or giving comment, mereka lebih peduli dengan dirinya sendiri. Menurut Karol Ladd, penulis buku The Power of a Positive Woman, salah satu dari ciri-ciri pertemanan yang baik dan sehat adalah teman yang bisa memberi masukan yang membangun. Mengkritik adalah hal yang sehat dalam pertemanan selama hal itu membangun.

Ladd menambahkan pertemanan yang baik adalah pertemanan yang berjalan secara dua arah, ada yang bercerita dan ada yang mendengar secara bergantian dan melengkapi.

Banyak orang yang berteman dengan seseorang hanya karena mereka ingin didengar. Mereka ingin berteman hanya untuk memiliki seseorang yang "mau tidak mau" mendengarkan celotehan mereka. Orang-orang yang berpusat pada diri mereka sendiri juga sering memotong pembicaraan orang lain atau juga lebih fokus dengan pembicaraan yang berhubungan dengan dirinya sendiri.

Yoli: Kemaren pas liburan kamu ke Bali ya? enak banget.

Teri: Iya, kemaren aku ke Bali bareng pac--

Raisa: Di Bali enak ya, banyak bulenya, bisa TP-TP (Tebar Pesona) terus, siapa tau ada yang nyantol. Yah, meskipun aku udah punya pacar, TP-TP mah gapapa sih kalo menurutku.

<>5. Friendship abuser akan selalu membesar-besarkan hal yang sebenarnya tidak terlalu penting.
Look at me common people

Look at me common people via http://www.cleveland.com

Berisik banget anjir kayak di pasar.

Lo ngomongin gue ya? RT @Jewislife : Berisik banget anjir kayak di pasar.

hah? ya kali, lo di Bali gue di Bandung! @bersenTUHAN Lo ngomongin gue ya? RT @Jewislife : Berisik banget anjir kayak di pasar. 

Udahlah lo ga usah ngeles, gue udah ga suka juga temenan ama lo RT @Jewislife hah? ya kali, lo di Bali gue di Bandung! @bersenTUHAN Lo ngomongin gue ya? RT @Jewislife : Berisik banget anjir kayak di pasar.

Drama queen, drama queens are everywhere. Ketika sesuatu yang sepele dibesar-besarkan, itulah kelakuan dari seorang drama queen. Mereka biasanya menempatkan dirinya sebagai seorang korban atas seseorang, contohnya seperti diatas.

Mereka juga biasanya membuat suatu drama atas percakapan yang sebenarnya pribadi dan di unggah di publik. Banyak contohnya ditemukan di berbagai jejaring sosial, print screen dari percakapan pribadi di unggah tanpa sepengetahuan orang kedua karena menurut mereka lucu.

Every third person in the world is a drama queen. And crying 'victim,' especially when you're not really a victim in any real way, feels good. It feels good to cry victim if you're not one. -John McWhorter

<>6. Mempunyai teman yang abusive tak selamanya membuat hati terbebani, ada titik positif di dalam abusive friendship.
The perks of having abusive friendships

The perks of having abusive friendships via http://www.premiere.fr

Abusive frienship memang merugikan dalam sebuah pertemanan yang ingin membangun diri tetapi semua hal pasti ada sisi positifnya, termasuk abusive friendship. Abusive friendship is either build you up or break you down. build you up? ya! karena dengan mempunyai pertemanan yang abusive kamu bisa melatih kemampuan sarkasmu and being sarcastic good for your health and brain!

Tetapi memang, being sarcasm is a gift. Ada orang yang susah untuk melakukan hal-hal yang berbau dengan sarkasme. Jadi memang hal yang paling aman adalah menyaring pertemananmu agar there is no rain in your life dengan cara stick to the facts that they are just simply jerks.

Jika kalian sudah terlanjur di dalam pertemanan yang abusive, katakan dengan sejujurnya bahwa kalian tidak nyaman. Jika kalian masih mau berteman dengan mereka, be persistent! Kadang perilaku kalian yang maju mundur membuat mereka tidak kapok untuk melakukan hal-hal yang abusive lagi and if you had enough, the least thing to do is to make sure they know that your friendship is over.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I'm the one that will tell you the ugliest truth of life.

7 Comments

  1. Pantes gue punya temen sebiji, dua biji doang. Keliatan drama dikit aja gue dah males. Hahaa..

CLOSE