Bangganya Jadi Mahasiswa Pendidikan Sosiologi yang Belajar dan Mengabdi untuk Masyarakat

Hidup Mahasiswa! Hidup Mahasiswa Indonesia! Hidup Rakyat Indonesia!

Sorak-sorak yang sering kita dengar setiap maba unyu-unyu masuk ke dunia kampus. Berteriak dengan lantang dan keras, bahwa mahasiswa adalah solusi dalam mensejahterakan kehidupan bangsa. Sepakat? Nah, jika kalian berasal dari Pendidikan Sosiologi nih, tentunya saben hari ketemunya persoalan masyarakat dong. Bisa juga berkaitan dengan kebudayaan di dalamnya. Cocok banget kan dengan slogan di atas. Hidup Rakyat Indonesia!

Jadi tambah bangga kan menjadi salah satu bagian dari mahasiswa Pendidikan Sosiologi. Nggak cuma diajari tentang mendidik murid supaya paham tapi juga mengajak mereka untuk lebih memahami ternyata kehidupan berbangsa dan bernegara di masyarakat itu kompleks, bukan hanya soal hitam dan putih saja.

1. Belajar tentang peka kepada masyarakat, nggak cuma diri sendiri

Keberagaman masyarakat

Keberagaman masyarakat via https://enkawardana.com

Advertisement

Belajar soal masyarakat berarti nggak lagi belajar tentang ego dan tujuan pribadi tapi kemaslahatan umat. Tentu kalian-kalian yang masuk di jurusan ini paham betul dong risiko dan tantangan yang menghadang. Bekal yang kalian bawa di dunia membantu kalian untuk menentukan arah yang benar dan baik. Terutama saat terjun menjadi bagian masyarakat, peran kalian sangat dibutuhkan.

2. Mengajarkan yang benar tapi dengan cara yang santun dan baik

Sebuah kebenaran

Sebuah kebenaran via http://www.binamasyarakat.com

Menasihati ke kerabat, sahabat, teman dekat ataupun tetangga merupakan kewajiban. Tentunya menasihati dalam kebaikan dong. Tujuan yang dicapai adalah kesejahteraan sosial yang adil dan makmur. Persis dengan sila ke-5 Pancasila, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Keadaan ideal itulah guys, yang menjadi alasan kalian perlu bangga masuk di jurusan ini. Mengajarkannya ke generasi penerus adalah caranya. Tentu kalian menjadi garda terdepan dalam melantangkan kebaikan. Karena udah nggak jamannya lagi kan, membenarkan yang benar dengan kekerasan. Itu bukan budaya kita, guys.

3. Riset sosial dan berinteraksi sosial sudah menjadi kebiasaan

Menjadi mahasiswa tentu selalu bertemu dengan satu kata ini, yaitu "riset". Bisa berkaitan dengan kehidupan masyarakat pedesaan, interaksi sosial kelompok, modal sosial, gender, atau bahkan masalah kompleks seperti suku, ras, agama dan antargolongan. Membuat mata batin terbuka bahwa kehidupan nggak melulu soal hitam putih tapi lebih kepada bagaimana cara menanggapi dan menyelesaikannya dengan baik tanpa harus ada yang terluka. Jadi, jangan mengeluh dan putus asa ya guys, ketika ada tugas soal riset ke masyarakat. Walaupun riset kalian sederhana dan kecil tapi yakinlah guys, efek bola salju itu tetap ada.

Advertisement

4. Mengasah kepekaan dengan ikutan volunteer dan kegiatan sosial

Mengasah kepekaan sosial tentu harus terjun langsung ke masyarakat. Menerapkan ilmu yang ada di bangku kuliah secara langsung. Bagi kamu yang termasuk orang introvert nggak perlu kuatir. Menjadi volunteer nggak semenakutkan seperti yang kalian bayangkan. Mungkin awalanya grogi, takut salah atau mungkin nggak punya bakat yang bisa ditonjolkan. Tapi santai saja, rekan-rekan kalian bakal bantu kok. Karena dengan menjadi volunteer, kalian akan merasakan betul tentang tenggang rasa, gotong-royong, mendengarkan opini orang lain, menghargai kelebihan dan kekurangan yang ada. Nah, bagi kamu yang termasuk orang ekstrovert, sudah saatnya kamu menampilkan bakat kamu dan mencari relasi dan pengalaman yang nggak bakal kamu temui di bangku perkuliahan.

5. Sesibuk apapun aktivitas yang ada, jangan lupa menjadi teladan untuk orang lain

Aktivitas sosial bagi mahasiswa Pendidikan Sosiologi adalah harga mati. Tanpa adanya kegiatan sosial di masyarakat, akan terasa hambar. Tapi perlu kalian ingat guys, jangan karena kesibukan di masyarakat menyebabkan kalian lupa belajar apalagi menjaga kesehatan. Tentu belajar adalah prioritas utama ketika menjadi mahasiswa. Apalagi jika yang kalian lakukan menjadi inspirasi dan teladan untuk orang lain yang sebidang dengan kalian. Salah satu mahasiswa Pendidikan Sosiologi yang bisa menjadi inspirasi adalah Rahmi Khairunnisa Qanita. Seorang mahasiswi Pendidikan Sosiologi di Universitas Negeri Yogyakarta. Perempuan satu ini merupakan mahasiswa berprestasi (Mawapres) 1 Fakultas Ilmu Sosial 2016. Nggak tanggung-tanggung lho, selain mengikuti ajang perlombaan karya tulis ilmiah, dia juga merupakan salah satu Student Member di International Sociological Association (ISA) sejak tahun 2015. Jika kalian pernah membaca paper berjudul "Islam Nusantara's Struggle against Hoax of Social Media: Causes, Consequrences and Possible Solutions" yang dikonfrensikan di Vrije Universiteit in Amsterdam, The Netherlands, nah maka mahasiswi satu ini salah satu kontributornya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Laki-laki yang menyukai secangkir kopi pahit yang manis di pagi hari. Lalu bercengkrama dengan hiruk pikuk kota Yogyakarta, tempat ia belajar di usianya yang mendewasa. Terselip rindu pada kampung halamannya, sebuah daerah tenang tanpa ada khianat di dalamnya, Kediri.

CLOSE