Bersama Kejujuran dan Keikhlasan, Kulepas Kau yang Pernah Begitu Kuharapkan

Begitu juga perasaan yang pernah perlahan tumbuh ini. Pada akhirnya sesuatu yang pernah diawali mungkin saja akan menemui akhir dari takdirnya, perpisahan.

Tidak, tidak akan menyalahkan kamu atau pertemuan kita. Karena aku dan kamu adalah pion dalam permaianan catur. Karena pertemuan ini, membuka mataku akan banyak hal yang tidak pernah kutahu sebelumnya.

Kalau dunia tidak hanya seputar dalam tempurung, karena cerita akan berkembang luas bersama bertambahnya usia dan kedewasaan kita. Jadi, ini yang akan kulakukan untukmu. Sebuah pengakuan atas kejujuran hati yang terdalam.

1. Menjadi Pengagum Rahasiamu itu Melelahkan, Ini saatnya Berhenti

secret admirer via http://www.sokkritis.com

Advertisement

Memendam rasa suka, terdiam melihatmu dari kejauhan, tersenyum hanya dari secuil perhatianmu, menyembunyikan semua rona kemerahan wajah yang tersipu karenamu, itu kulakukan. Akulah pengagum rahasiamu.

Menjadi seorang pengagum rahasia memang tidak pernah mudah. Begitu pula yang kualami. Ternyata ini jauh melelahkan dari yang pernah kukira. Ini saatnya aku berhenti menjadi pengagum rahasiamu. Ini saatnya beranjak dari melihatmu saja.

Tidak masalah jika pada akhirnya semua keakraban dan kebersamaan ini, bahkan banyak waktu yang sudah kita habiskan bersama tidak akan ada artinya lagi. Tak apa, jika memang tak perlu ada perhatian lagi yang tercurah lagi.

Advertisement

2. Butuh Keberanian Luar Biasa untuk Jujur Padamu

menyatakan perasaan via http://www.pangeran-cinta.heck.in

Setelah banyak malam dan juga ribuan kali jarum panjang di jam dinding kamarku mengitari porosnya, ternyata butuh keberanian luar biasa untuk bisa jujur padamu. Benar bukan?

Hingga akhirnya kuberanikan diri mengatakan semuanya padamu. Kejujuran ini terlalu menguras energiku. Bahkan mungkin membuatku nyaris tak mampu mengangkat kepala, hanya untuk tegak saat mengatakannya tepat di depanmu.

Tapi, jika kamu memintaku untuk melupakan kenangan kita, maka jangan berharap aku akan melakukannya. Tidak masalah, jawaban darimu tidak penting lagi. Aku tahu benar, kamu juga tidak ingin menggores lebih banyak luka di hatiku, bukan?

3. Tenang Saja, Aku Tidak Akan Mengganggumu dengan Dia

Advertisement

Meski ini pengakuanku, meski ini kejujuranku, cukup sampai di sini saja. Tidak kupinta apapun jawabmu. Cukup dua hati anak manusia ini yang tahu apa yang sebenarnya ada dalam dalamnya hatiku.

Tak akan kukatakan apapun pada dia, orang yang kau kasihi lebih dariku. Pun tak akan kuganggu kamu dan dia. Jalanmu adalah milikmu. Jadi, kupilih jalan ini meski tak lagi searah denganmu.

4. Jika Harus Melepasmu, Aku Hanya Akan Melepasmu dengan Kejujuran.

melepasmu dengan kejujuran via http://www.motivasikita7.blogspot.com

Jika harus melepasmu, aku hanya akan melepasmu dengan kejujuran. Jika harus merelakanmu, maka akan kulakukan. Jika ini jalan terbaik untuk kita, maka akan kucoba ikhlaskan semua.

Kejujuran ini, menyakitkan bagimu, bukan? Tapi sungguh, tak ada niat menyakitimu. Hanya ingin berbagi, agar kau tahu kalau aku pernah ada. Hanya agar hati ini lebih lapang menerima dan melepasmu bersamanya.

5. Memaafkanmu? Tak Perlu Kulakukan

Tidak, tidak perlu memaafkanmu karena ini semua. Tidak ada yang perlu dimaafkan antara kita. Pun saat kau mengabaikan kesempatan untuk bersamaku, itu bukan salahmu.

Mungkin waktu saja yang belum tempat. Hingga hati kita pun batal beresonansi dalam frekuensi yang sama. Jadi, simpan saja maaf itu. Tak perlu ada ucap dan tatapan permohonan maaf. Semua baik-baik saja.

6. Kamu Tetap Pria Terbaik yang Pernah Kutemui

pria terbaik via http://www.youtube.com

Menjadi yang terbaik ternyata belum cukup jadi alasan untuk terus berada di sampingmu. Benar bukan? Karena yang terbaik pun, belum tentu benar ditakdirkan untuk bersama.

Mencari penggantimu bukanlah hal mudah, tapi pasti akan kulakukan. Jadi, kamu tidak perlu mengkhawatirkanku atau memikirkan apa yang terjadi padaku.

Aku cukup dewasa untuk menjaga diri. Aku pun cukup dewasa untuk menentukan pilihan, apapun itu dan siap untuk menerima apapun konsekuensinya itu. Tersenyumlah, agar aku tahu kalau kamu tetap bahagia dengan pilihan itu.

Jika ternyata tidak kamu temukan kebahagiaan itu, maka kembalilah. Tanganku tetap terbuka lebar untukmu. Dan terimakasih untuk semua dan untuk tetap menjadi sahabatku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Blogger, part-time tentor, dreamer.

3 Comments

CLOSE