Enjoy The Ride: Sedikit Cerita dari Pengemudi Taksi Online

Perubahan gaya hidup di kota besar seperti Jakarta yang semakin ringkas ditandai dengan pesatnya konsumsi gawai dan internet, membuat banyak peluang baru bermunculan. Beberapa individu melihat peluang ini untuk mendulang untung sekaligus memperlancar mobilitas individu perkotaan. Mereka akhirnya menemukan celah untuk mengembangkan jasa transportasi berbasis aplikasi dan daring. Satu per satu vendor transportasi daring bermunculan mulai dari ojek sampai mobil, menambah hiruk-pikuk macet Jakarta. Terlepas dari macetnya Jakarta, tidak dipungkiri warga Jakarta dan pelaju dari pinggiran Jakarta menggemari jasa transportasi ini.

Bagi mereka waktu boleh berputar, uang bisa dicari lagi, namun keamanan dan kenyamanan memiliki harga tertentu yang kian terasa wajar. Mungkin sudah ribuan testimoni kepuasan atau kekecewaan hilir-mudik di jaring nirkabel ini, namun bagaimana cerita mereka yang melayani para konsumen? Pasang mata, gunakan anti-polantas (seatbelt/helm) dan nyanyikan lagu Krewella berjudul “Enjoy The Ride”.

Cause if it  fast or slow, I don’t really know.. I am gonna enjoy the ride.. enjoy the ride..

 

1. Jalanan adalah Rumah

Lovely Bloodless Battleground via https://goo.gl

Advertisement

Bagi mereka yang menganggap Jakarta adalah medan perang tidak terlihat, kami cukup menganggap jalanan Ibukota dan daerah penyangga sebagai medan perang kami. Bayangkan medan perang, tidak ada mulus-mulusnya. Sampai perlahan setelah beberapa minggu ngaspal (istilah kami saat mencari penumpang) terkadang kami sudah hafal aspal apa saja yang akan kami lewati. Kami masing-masing memiliki aspal favorit atau jalanan favorit di Jakarta. Namun selebihnya, kami hanya mengutip Hobbs dari film Fast Five

"They are professional, never ever let them inside a car"

Sedikit narsis, tapi kami tidak selihai James May, Richard Hammond, Jeremy Clarkson di TopGear, tapi kami yakin bisa mengalahkan mereka sebagai kearifan lokal. Setiap hari kami berlomba dengan siapapun. Mulai dari pengendara kendaraan lain jenis, transportasi umum, pengawalan VIP/VVIP, dan tentunya rekan sesama pengemudi. Sejatinya sesama pengemudi tidak mengenal peringkat siapa yang terbaik di server menurut rentang jarak. Namun.. extra miles, extra gas, extra smile, extra cash.. ka-ching!

Advertisement

Hal yang membuat bangga adalah, tidak adanya penggunaan senjata atau kekerasan dalam perang di jalanan ini. Sebagai juru mudi, jika idiom modal dengkul terlalu kasar.. baru-baru ini ada istilah yang lebih baik : modal insting. Usia pengemudi yang kian bergeser melewati kepala dua atau kepala tiga mempengaruhi cara mengemudi. Mungkin kalau ada psikolog atau ahli neurosains menjadi penumpang, kurang lebih inilah testimoni mereka :

Mengemudi adalah perilaku yang membutuhkan lebih dari ketahanan fisik, pada saat bersamaan kognitif, impuls saraf akan terus bekerja dari awal sampai akhir perjalanan. Selama manusia perilakunya berubah setiap detik, maka laju kendaraan akan berubah juga setiap detik.

Ah, baiklah.. keren sih kedengarannya. Kabar baiknya meskipun medan perang tapi kami hanya menderita lapar dan haus. Kami mencecap setiap ada tukang nasi goreng di pinggir jalan, kami mendesis setiap ada tukang es cincau sedang memarut es di pinggir jalan. Tanpa luka sedikitpun 🙂

2. Terkadang Kami Mulai Malam atau Dini Hari

Advertisement

Let’s Ride! via https://goo.gl

Awalnya terasa berat karena terbiasa bangun siang atau minimal bangun pagi. Hey! Ingat, bukan konsumen yang mengikuti pengemudi melainkan sebaliknya. Pasti ada konsumen yang sudah memulai aktifitasnya lebih awal, jauh sebelum jam kerja dan penumpukan arus lalu-lintas di sekujur jalan ibukota. Hal tersebut perlahan hilang saat kami bisa menikmati semburat matahari terbit dimanapun berada.

Terutama di Jabodetabek, terkadang ada satu pertanyaan mengganjal di pikiran,

Kalau warganya saja jam segini masih beraktifitas, kapan para kriminal tersebut beraktifitas?

Tidak sekali mendengar ungkapan "berangkat saat maling selesai dinas", saat ini sedikit kebingungan ketika hampir 24 jam warga beraktifitas. Para kriminal ini kapan beraksi? Mungkin mereka sudah berganti profesi menjadi seperti kami, di belakang palang kemudi, disamping tuas transmisi.

Mulai lebih awal, selesai lebih awal. Terutama bagi juru mudi yang sudah berkeluarga atau juru mudi yang memiliki anggota keluarga yang needy. Waktu akan menjadi perhitungan tersendiri, dengan waktu yang lebih fleksibel maka waktu mulai dan waktu selesai akan ditentukan oleh pengemudi. Semata pengemudi juga manusia, punya peran, punya anggota keluarga lain. Sungguh disayangkan apabila ada kabar keluarga pengemudi taksi online berantakan semata disebabkan pengemudi tersebut terlalu lama di jalan dan kekurangan waktu bersama keluarga dan lingkungan sosial.

Tidak ada bedanya mulai dini hari atau malam hari. Hanya macetnya semata, jika ingin lebih lenggang keluarlah malam hari dengan risikonya. Jika memang morning person, keluarlah dini hari setelah subuh dan kembali menjelang sore.

Masalah rejeki, biar server dan Tuhan yang atur.

3. Konsumen adalah Raja, tapi…

Namanya Juga Penumpang via http://d252m8prjvkc4f.cloudfront.net

Pada akhirnya pengemudi tidak bisa memilih penumpang, meskipun penumpang bisa memilih pengemudi. Jika penumpang hanya naik, mengucapkan salam, setelah sampai tujuan langsung turun seraya mengucap :

Terima kasih 🙂

maka bersyukurlah. Setidaknya setiap jam ada yang mengucapkan terima kasih kepada pengemudi taksi online. Meskipun terima kasih hanyalah klise, namun setidaknya penumpang mengucapkan karena mereka terasa terbantu dengan jasa transportasi online. Ingatlah, pengemudi adalah salah satu pucuk dari bisnis yang sedang hype saat ini.

Jika penumpang hanya diam, nikmatilah. Toh jika manusia tidak bersuara, masih ada suara deru mesin yang sangat halus sehingga membutuhkan keahlian mendengarkan tingkat audiophille. Masih ada suara transmisi manual yang bersenggolan antar komponen saat transmisi dipindahkan, serasa seperti Dominic Toretto yang mengendarai Dodge Chargernya bukan? Bedanya ada penghasilan, dan tidak menjadi buronan :p

Jika penumpang mengajak berbicara, sebagai pengemudi senang bukan kepalang. Maklum, pengemudi masih makhluk sosial di benua dengan mayoritas masih menganut paham komunal. Se-introvert-introvertnya pengemudi, akan senang diajak berbicara tentang banyak hal. Bagi pengemudi, ada kata-kata yang sangat berkesan jika penumpang di akhir perjalanan berucap :

Sampai bertemu lagi 🙂

Sama klisenya dengan terima kasih, tapi setidaknya ada sikap positif yang mendalam, afeksi positif yang mendalam juga memori positif yang mendalam. Sebagai catatan, memori positif akan lebih lama mengendap dalam otak. Ya, seperti memori saat manisnya pacaran sampai saat kisah itu usai, terjadilah gagal move on *ups..salah fokus, kopling mana kopling.

4. Do Good, Be Good

Do Our Best, Server Do The Rest via https://goo.gl

Berprofesi menjadi pengemudi taksi online secara tidak langsung melatih soft skill. Setidaknya sehari-hari mampu mengevaluasi diri secara instan dari reaksi penumpang terhadap pengemudi. Ada yang puas, ada yang biasa aja, ada yang tidak puas, ada yang ketagihan. Results may vary, tetapi ingat hal mendasar sebagai penyedia jasa yaitu lakukan yang terbaik bagi penumpang.

Kami mendapat banyak hal tidak terduga sebagai feedback dari jasa kami. Mulai dari kenalan, beberapa bingkisan, apresiasi berupa komentar positif, sampai paling unik :

Mas, suara mas ini unik lho, kok malah jadi driver gak jadi penyiar aja. Mas pas nelpon saya, saya kira operator jasanya :p

tidak ketinggalan adalah doa para penumpang agar para pengemudi tetap sehat, ceria dan menjadi sosok terbaik di balik palang kemudi yang menurut kami, adalah hal terbaik. Doa tersebut tidak terucap secara gamblang, namun jika setiap hari bisa beroperasi, sepertinya ada peran doa kepada pengemudi (dan server agar tidak down). Sehingga makin banyak orang yang terbantu untuk mobilitas sehari-harinya. Tentunya tidak ada yang lebih indah dari bekerja, dibayar, legal, dan bisa berperilaku prososial bukan?

5. Memang Hanya Selingan, Tapi Banyak Pengalaman Berharga

Keep Calm and Tap The Acceleration Pedal via http://www.candidmagazine.com

Keseharian ini paling menarik sejak awal. Bisnis jasa transportasi ini sering salah persepsi dan perspektif. Jika tetap ingin menjadi gold miner sampai akhirnya menatap dasbor Rolls-Royce. Tentu jalannya bukan menjadi pengemudi taksi online. Namun jika ingin menambah penghasilan sambil mengasah soft-skill, silakan mencoba. Pengalaman menjadi pengemudi taksi online adalah pengalaman yang luar biasa bagi siapapun yang pernah, sedang atau akan menjadi pengemudi taksi online.

Taksi online di kota seperti Jakarta menjadi eforia tersendiri. Mobilitas penduduknya yang tinggi, keamanan yang relatif terjamin, serta kenyamanan yang bisa dikondisikan sesuai profil penumpang membuat taksi online digemari. Bagi pengemudi, pundi-pundi uang juga perlahan terisi terutama ketika ekonomi yang masih naik-turun. Suatu hari kelak, ketika ada inovasi baru taksi online tetap menjadi sebuah sejarah pada era millenial.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan anggota Badan Intelijen Negara, keempat matanya bekerja dengan baik, lagi nabung untuk beli Maserati Ghibli dan Range Rover Autobiography.

CLOSE