Hindari 8 Hal Ini Untuk Hidup yang Lebih Bahagia dan Santai

Semakin bertambahnya usia membuat kita semakin banyak menelan pengalaman hidup. Sialnya, pengalaman itu tak selalu yang baik, tapi ada juga yang menjebak, membuat kita terkekang dan terbelenggu. Hidup terkadang membuat kita terperangkap pada masa-masa jatuh, kehilangan semangat, terpuruk dalam kesedihan, tidak bebas.

Tidak bebasnya diri kita baik fisik maupun batin pasti akan mempengaruhi kejiwaan kita, jadi kurang leluasa berbahagia dan menikmati hidup. Nah, ada baiknya kita mulai meneliti satu persatu, apa saja kebiasaan dan sifat yang membuat kita kurang bahagia. Karena kadang kita terlalu fokus pada kerumitan hidup dan mengabaikan hal-hal kecil yang membuat hidup lebih bahagia dan santai.

Sebelum membaca artikel ini lebih lanjut, sebaiknya buka dulu pikiran kalian lebar-lebar dan jujur pada diri sendiri agar kalian bisa menghindari kedelapan hal yang akan disebutkan di bawah ini.

 <>1. Pengakuan dari Orang Lain atau Masyarakat
Pengakuan dari orang lain itu tidak penting

Pengakuan dari orang lain itu tidak penting via http://news.psu.edu

Sadar tidak sadar, kita seringkali terjebak pada lingkungan yang tidak sehat secara emosional. Lingkungan yang memaksa kita menjadi orang lain, menuntut kita menjadi begini dan begitu. Iya, kalau perubahan dan tuntutannya menuju ke arah baik tentu tak masalah, kalau menuntut perubahan gaya hidup yang di luar batas kita misalnya?

Mulai sekarang, beranikan pada diri sendiri untuk katakan "tidak". Berhentilah menjadi di luar batas diri kita hanya demi memuaskan orang lain, hanya demi membuat orang lain lebih menyukai atau menerima kita. Apalagi sampai menjadi seorang social climber. Kenapa harus pedulikan penilain orang yang bukan siapa-siapa?

Karena, percayalah, keluarga dan orang-orang yang mencintai serta mendukungmu pasti akan menerimamu apa adanya, tidak akan mengubahmu menjadi pribadi yang lain. Pribadi yang asing.

<>2. Hanya Akan Bahagia Jika Mendapat Pasangan
Pasangan Sempurna

Pasangan Sempurna via https://www.theodysseyonline.com

Ini pertanda bahaya. Kebanyakan para lajang merasa bahwa sendiri atau melajang adalah sebuah kesedihan. Belum lagi maraknya istilah JONES akhir-akhir ini, JOMBLO NGENES. Yang perlu dicatat adalah boleh saja menjadi jomblo tapi jangan jadi ngenes.

Apalagi sampai berpikir bahwa kalian hanya akan bahagia jika mendapatkan pasangan. Duuuhh buang jauh-jauh pemikiran demikian ya! Mendapatkan pasangan hidup yang tepat memang hal indah, tapi bukan berarti kebahagiaan hanya datang dari sana. Karena kebahagiaan ada di dalam diri kita masing-masing.

Jadi ketika tiba-tiba hal buruk terjadi dan membuatmu kehilangan pasanganmu, kamu tidak serta merta kehilangan seluruh kebahagiaanmu. Yap! Karena kebahagiaan kita adalah tanggung jawab kita, kebahagiaan kita sendiri yang ciptakan.

Hubungan asmara baru akan benar-benar berhasil jika keduanya telah bahagia dengan diri mereka masing-masing, kemudian bersama saling menyempurkan kebahagiaan.

<>3. Banyak Alasan atau Berdalih

Kebanyakan alasan dan berdalih hanya untuk pribadi yang tidak bertanggungjawab. Kesalahan dan berbagai kegagalan dalam hidup itu wajar, tapi bukan berarti kita jadi lengah dalam meratapi kesalahan dan kegagalan kemudian menjadi mengarang-ngarang alasan untuk enggan untuk bangkit dan maju.

Saat kita sedang sibuk berbaring di atas "berbagai alasan", tanpa sadar kita telah melewarkan beberapa kesempatan dan hal baik dalam hidup. Jadi, ayo mulai bangkit, kumpulkan semangat dan mulailah melangkah! Sekalipun tertatih, tetaplah melangkah, karena tak ada hasil yang mengingkari usaha.

Terus melangkah dan hidupmu sedikit demi sedikit akan berubah menjadi lebih baik.

<>4. Memelihara Dendam dan Kebencian
Dendam adalah api

Dendam adalah api via http://esheninger.blogspot.co.id

Ya namanya juga hidup, ada senang, sedih, kecewa dan marah. Tapi bukannya Tuhan juga memberikan kita hati yang penuh cinta? Yap, untuk memaafkan dan melepaskan kekecewaan dan amarah.

Karena amarah tidak akan menyakiti siapapun selain diri kita sendiri. Memelihara amarah hanya akan meracuni jiwa dan merusak aura positif yang terpancar dari diri kita. Jika berkelanjutan, maka akan menjadi dendam dan kebencian yang sudah pasti membuatmu menjadi pribadi yang tidak menyenangkan, gelisah, dan jauh dari bahagia. Seperti api yang berkobar dalam jiwa, menghanguskan semua kebaikan dan hal positif dari diri kita.

Nah, penting sekali bagi kita semua untuk mulai belajar mengendalikan amarah dan mudah memaafkan, tidak lain tidak bukan adalah untuk kebaikan diri kita sendiri.

<>5. Lingkungan yang Negatif
Lingkungan Negatif

Lingkungan Negatif via http://www.keepo.me

Kita tidak akan pernah tahu, hidup akan membawa kita ke lingkungan seperti apa. Dan hal tidak mengenakkan bisa terjadi kapan saja, di mana saja. Tapi kunci untuk tetap bahagia adalah dengan fokus pada hal-hal baik dan positif yang ada di hidup kita.

Selama kita bisa mengambil sikap, sebaiknya hindari lingkungan yang berisi negative people, karena mereka hanya akan menguras energi kita. Pilih sebaik mungkin dengan siapa kita akan bergaul, lebih baik bergaul dengan mereka yang bisa meningkatkan kualitas diri dan tetap menerima kita apa adanya.

Jika separah-parahnya adalah kita terpaksa harus ada di sekitar mereka dan ada hal yang benar-benar menggangu, ubahlah hal tersebut menjadi lebih menyenangkan. Carilah jutaan alasan untuk tetap tersenyum dan bahagia.

<>6. Menghakimi Orang Lain
Menghakimi Orang Lain

Menghakimi Orang Lain via http://tinybuddha.com

Menghakimi orang lain sesuka jidat tidak akan membuatku tampak lebih sempurna. Kamu justru terlihat seperti orang yang kurang kerjaan dan super duper memuakkan.

Karena kamu tidak benar-benar berada di posisi orang tersebut, tidak tahu bagaimana kondisi dan situasi yang telah dia hadapi, pun tidak tahu luka dan perjuangan apa saja yang sudah dia lalui. Dan jika seandainya kamu berada di posisi orang tersebut, belum tentu sikap yang kamu ambil dan hasil yang kamu dapatkan akan lebih baik daripada orang tersebut.

Daripada menghakimi, lebih baik menganalisa situasi dengan belas kasih dan pengertian. Selain menjadi pribadi yang menyenangkan, kamu juga bisa mendapat lebih banyak teman baik dengan bersikap pengertian tanpa menghakimi.

<>7. Cemburu dan Iri Hati

"Rumput tetangga selalu tampak lebih hijau"

Namun kita mengabaikan bahwa segala kemungkinan ada di balik lebih hijaunya rumput tetangga. Bisa jadi mereka mengeluarkan dana lebih besar untuk memilih rumput terbaik, belajar dengan benar cara berkebun dan merawat rumput atau bahkan bisa jadi itu hanya rumput buatan atau sintetis. Kita tidak akan pernah benar-benar tahu ada apa di balik prestasi dan pencapaian orang lain.

Sebaliknya, yang kita pasti tahu benar adalah diri kita sendiri. Ketika melihat orang lain mendapatkan prestasi atau pencapaian, daripada merasa cemburu atau iri hati, sebaiknya kita jadikan hal tersebut untuk motivasi diri sendiri. Mempelajari tips dan rahasia mereka yang berprestasi.

Kemudian melihat lebih dalam ke diri kita, apa saja potensi yang kita miliki, yang bisa kita kembangkan untuk bisa mencapai prestasi dan pencapaian yang sebanding, sejenis atau bahkan lebih baik. Lakukan yang terbaik yang kita bisa dan tetap percaya diri. Dan tentunya selalu yakin dan berdoa kepada Tuhan, semoga apa yang kita impikan dan cita-citakan bisa terkabul.

<>8. Terjebak Masa Lalu

Paling rentan dan sering terjadi di masa kini, terjebak masa lalu. Masa lalu seharusnya hanya diingat sebagai pelajaran berharga. Karena hidup terjebak di masa lalu dan menolak move on hanya akan menghentikanmu dari menjalani masa kinimu dengan sepenuhnya.

Jika ingin benar-benar menikmati kehidupan masa kini, kita harus terlebih dahulu mengikhlaskan masa lalu, mengikhlaskan, memaafkan, bukan melupakan. Karena dengan ikhlas bahwa semua hal telah terjadi atas kehendak Allah, maka lupa hanyalah masalah waktu. Sedikit demi sedikit kita akan lupa pada kenangan-kenangan yang sempat menjebak diri kita.

Ingat juga, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini pasti akan ada hikamhnya, pasti ada pelajaran yang menguatkan kita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

26 yo, live in Surabaya. work, read, dance, sleep, repeat!