Ingin Jadi Konsultan Manajemen? Lihat Dulu Poin-poin Ini Untuk Pastikan Apa Kamu Cocok Mengarungi Dunia Konsultasi Manajemen!

Belakangan ini profesi sebagai konsultan nampaknya semakin digemari profesional muda. Bagaimana tidak, gaji yang cukup menjanjikan, kesempatan belajar langsung dari para ahli, jaringan yang dapat dibangun dengan klien, dan sederet nilai plus lainnya akan bertengger di pundak kamu. Namun jangan salah, tidak semua orang cocok mengarungi kehidupan seorang konsultan. Ini mengapa, rasio turnover para konsultan terbilang cukup tinggi. Banyak konsultan yang tidak ingin menjadikan profesinya sekarang sebagai profesi seumur hidup. Hal inilah yang harus kamu ketahui terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk nyemplung di dunia management consulting, supaya kamu siap dengan segala plus minus yang ditawarkan profesi menantang ini.

Nah apa saja yang harus kamu perhatikan? Yuk, cek poin-poin dibawah ini!

1. Jam kerja yang tidak habis-habis!

Rasanya 24 jam pun nggak cukup...

Rasanya 24 jam pun nggak cukup… via http://morungexpress.com

Kamu akan kaget ketika mulai masuk kerja dan menemukan banyak orang masih ngantor hingga tengah malam, bahkan pagi. Hal ini sudah sangat umum terjadi di dunia management consulting. Sistem pekerjaan yang berbasis pada proyek membuat kami selalu dikejar deadline. Hal ini membuat kami seringkali memaksimalkan sebagian besar hari kami untuk merampungkan pekerjaan. Selamat tinggal, social life!

Kelihatannya memang menyeramkan, tapi hal ini umumnya berlaku untuk para konsultan junior, kok! Setelah kamu bersusah payah sebagai konsultan junior, semakin lama pekerjaan akan terasa semakin mudah. Nah, di sinilah proses belajar kamu betul-betul terlihat. Semakin senior dan ahli kamu dalam melakukan pekerjaan kamu, maka semakin sedikit waktu yang kamu perlukan untuk menyelesaikannya. Artinya, semakin tinggi jam terbang kamu, semakin cepat kamu pulang!

2. Siap-siap diperlakukan bak selebriti di kantor klien.

Kami cuma lewat kok!

Kami cuma lewat kok! via https://ak3.picdn.net

Business attire yang rapi dan profesional, tim beranggotakan konsultan mancanegara, tas laptop yang ditenteng kemana-mana (bahkan kadang koper) membuat kalian mencolok di kantor klien. Kemanapun tim kalian pergi, pasti ada mata mengikuti, ada bisik-bisik yang terdengar, "Oh, ini toh tim konsultan dari perusahaan X!". Jalan di lorong kantor klien akan terasa seperti fashion show.

Eits, jangan bangga dan GR dulu. Kalian di kantor klien bukan untuk ngeceng, tapi untuk meeting, presentasi, diskusi, dan pekerjaan lainnya yang mengharuskan kalian berasosiasi dengan klien. Ini kesempatan kalian untuk membangun network profesional, menambah ilmu, dan membuktikan bahwa kalian adalah individu muda yang pantas menjadi seorang konsultan. Psst, banyak lho konsultan yang akhirnya direkrut mantan klien untuk mengisi posisi eksektutif setelah lepas dari profesi konsultannya!

3. Nggak lancar bahasa Inggris? Ayo usaha lebih keras lagi!

Excellent English is the basic!

Excellent English is the basic! via https://www.kaplaninternational.com

Jika kamu pernah bersekolah di luar negeri maka beruntunglah karena umumnya perusahaan konsultasi lebih condong merekrut lulusan universitas yang berbasis Bahasa Inggris karena kemampuan berbahasa Inggris kandidatnya sudah terjamin. Namun jika kamu lulusan universitas dalam negeri, jangan berkecil hati dulu. Belakangan banyak kok perusahaan multi nasional yang membuka peluang bagi lulusan lokal yang bahasa Inggrisnya mencapai tingkat work proficiency.

Hal ini penting banget lho! Bahasa sehari-hari kami saat bekerja adalah Bahasa Inggris, baik itu melakukan analisis, berdiskusi, menyusun proposal atau laporan, dan presentasi. Jadi demi kelancaran karier konsultanmu nanti, tingkatkan kemampuan berbahasa Inggris kamu!

4. Nggak selamanya sering travel itu asyik, lho.

Seringkali beginilah kondisi kami di pesawat

Seringkali beginilah kondisi kami di pesawat via https://www.siteltd.co.uk

Salah satu nilai plus dari bekerja sebagai seorang konsultan adalah kamu akan sering pergi ke luar kota, bahkan luar negeri. Alasannya beragam, entah meeting dengan klien, survei pasar, konferensi, training, dan lain-lain. Teman-teman kamu akan terpukau melihat rangkaian perjalanan kamu. Ditambah lagi umumnya kantor menyediakan fasilitas yang oke punya. Konsultan umumnya diperbolehkan naik maskapai full-service dan menginap di hotel bintang lima (namun ini tetap tergantung budget yang ditentukan kantor kamu).

Namun ini juga menjadi salah satu nilai minusnya. Kamu harus siap menghadapi proyek di manapun. You always have to be light on your feet. Kami bisa menghabiskan pagi di Jakarta, siang di Medan, dan sampai di Surabaya malam harinya. Kami sering diberitahu untuk pergi dan berangkat ke luar kota ataupun luar negeri dalam waktu mendadak. Janji after-hour dinner dengan teman-temanmu? Sudah terlanjur daftar antrian dokter gigi untuk check-up? Mau nonton film pulang kantor bareng pacar? Semua itu bisa batal tiba-tiba. Dan jangan harap kami punya banyak waktu untuk jalan-jalan atau makan-makan, apalagi nyariin oleh-oleh. Sebagian besar waktu traveling kami pun dipakai untuk bekerja. Kamu pernah mengasihani seseorang yang kerja di pesawat sementara kamu enak-enak tidur atau nonton fillm? Ya, itu seringkali adalah kami.

5. Gimana, sudah siapkah kamu?

House of Lies, serial televisi Amerika yang mengisahkan lika-liku kehidupan para konsultan manajemen.

House of Lies, serial televisi Amerika yang mengisahkan lika-liku kehidupan para konsultan manajemen. via http://www.blackfilm.com

Secara garis besar itulah suka-duka kami menjadi konsultan manajemen. Tenang saja, di balik semua penderitaan kami sesungguhnya banyak banget nilai plus yang bisa kami ambil. Knowledge dan skill kamu akan berkembang lebih cepat dibanding teman-teman yang menggeluti profesi lainnya.

Bagaimana, apa kamu masih berminat? Semoga tulisan ini bukannya membuat nyali kamu ciut, tapi malah tertantang untuk melakoni profesi ini, ya! Kami tunggu!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mencari pelampiasan.