Lagi di Luar Negeri dan Harus Puasa 19 Jam? Asal Tahu Cara Menyiasatinya, Nggak Akan Jadi Masalah.

Di kota tempat saya merantau, Oxford (United Kingdom), puasa bulan Ramadan kali ini berlangsung sekitar 18 – 19 jam, dimulai dari sekitar jam 2-an pagi sampai dengan jam 9-an malam. Ini sampai masuk berita di BBC lho, karena Ramadan kali ini memecahkan rekor sebagai Ramadan dengan lama berpuasa terpanjang di United Kingdom selama 33 tahun terakhir.

Glek.

Pertama kali puasa di musim panas seperti ini (empat tahun yang lalu), saya deg-deg-an bukan main. Puasa 19 jam? Bagaimana mungkin aku bisa bertahan hidup? Gimana caranya biar kuat puasa 19 jamn? Simak tips-tips berikut ini!

1. Tip 1: Jangan ketinggalan sahur!

Sahuuur… Sahuuuur… via https://pixabay.com

Advertisement

Saat puasa 19 jam lamanya, sahur jadi sesuatu yang luar biasa penting.

Kalau takut gak bisa bangun, menurut saya mending begadang sekalian dari Magrib sampai sahur karena waktunya mepet banget! Waktu Isya baru dimulai jam 11 malam lebih… Selesai tarawih bisa jam setengah satu, lalu jam 2 lewat udah Subuh lagi. Berarti waktu tidur antara tarawih-sahur cuma sekitar 1 jam-an. Kalau saya tidur, saya hampir selalu ga bisa bangun… jadi buat saya, paling aman ya nggak usah tidur sebelum sahur.

Terus tidurnya kapan dong? Tergantung jadwal kerja/aktivitasmu.

Advertisement

2. Tip 2: Makan makanan yang kaya serat dan kaya protein

Roti wholemeal via https://pixabay.com

Karbohidrat kompleks yang kaya serat sudah terbukti bisa membuat kita merasa kenyang lebih lama. Menurut panduan puasa sehat dari NHS (Layanan Kesehatan Nasional di UK) , ini karena makanan jenis ini membantu melepaskan energi secara perlahan (mungkin mereka bermotto “alon-alon waton kelakon”)

Kalau saya sudah terlalu malas untuk masak/menghangatkan makanan yang ribet, menu sahur penyelamat saya biasanya: sandwich sederhana yang terdiri dari roti tawar wholemeal (gandum utuh) dan selai kacang tebal. Kaya serat, kaya karbo kompleks, kaya protein, masih jauh lebih sehat dibanding gorengan (hiks), dan super gampil bikinnya sehingga cocok untuk para pemalas seperti saya.

3. Tip 3: Udah gitu, makannya dicicil…

Memamah makanan sedikit demi sedikit via https://pixabay.com

Advertisement

Karena bukan cuma KPR yang bisa dicicil…. Dan berdasarkan pengalaman saya, metode ini lebih nyaman dan sehat dibanding makan besar 2 kali (iftar & sahur).

Lho jadi kalo buka puasa, makan apa dong?

Yaaa… makan seperti mau makan malam, tapi porsinya sedang aja, jangan sampai kenyang-kenyang banget. Lagipula menurut sunnah Rasul kan “berhenti (makan) sebelum kenyang”. Terus dicicil, jadi setelah Isya atau tarawih, mulai cicil makan dikit-dikit sampai sahur.

4. Tip 4: Minumnya juga dicicil…

Mencicil minum via https://pixabay.com

Ini sudah saya buktikan melalui eksperimen sederhana dengan subyek eksperimen: diri saya sendiri (karna saya ga punya budget untuk beli tikus lab).

Jadi kalau saya minum dengan metode langsung glukglukgluk (saya asumsikan kamu mengerti maksud saya), dalam waktu beberapa menit saya harus langsung ngibrit ke kamar kecil.

Tapi kalau saya minum dengan metode tandingan, yaitu minum pelan-pelan (kalau bisa sambil diresapi, disyukuri, sambil zikir sekalian….)… sukses! Airnya bisa bertahan di badan dalam waktu yang secara statistik signifikan.

5. Tip 5: Minum cairan yang bagus fungsi hidrasinya

Susu murni via https://pixabay.com

Tahu nggak kalau susu lebih bagus untuk hidrasi tubuh daripada minuman olahraga/isotonik?

Ini bukan tipu-tipu! Saya pertama kali ngeh tentang hasil riset ilmiah ini dari sebuah film dokumenter BBC. Anda juga bisa baca hasil risetnya di artikel TIME Magazine ini . Kok bisa? Ini karena menurut para peneliti, susu punya komposisi sodium, karbohidrat and protein yang tepat, sehingga bisa membantu tubuh mempertahankan cairan lebih lama. Selain susu murni dan air biasa, saya juga selalu minum air kelapa (coconut water), karena kaya mineral.

Yang penting jangan sampai dehidrasi! Ingat, dehidrasi parah bisa menyebabkan sakit kepala, kelelahan, bahkan kematian.

6. Tip 6: Kalau beraktivitas di luar, lindungi kepala dan matamu

Lindungi kepala via http://www.kuliahdioxford.com

Apa saya aja yang sering sakit kepala kalau beraktivitas di bawah sinar matahari terik? Buat saya, yang bisa membantu adalah payung atau topi. Ditambah kacamata hitam mungkin lebih oke? Ini serius, bukan cuma demi #kekinian kok…

7. Tip 7: Kalau memungkinkan, hindari kegiatan fisik berat di siang hari

Kegiatan fisik via https://pixabay.com

Misalnya: kalau biasanya kamu olahraga lari 20 km setiap pagi, di bulan puasa mungkin bisa ganti jadi angkat beban di malam hari setelah berbuka puasa… seperti mbak ini, keren kaaaaan.

8. Tip 8: Kompres air dingin

Sedingin gunung es Antartika via https://pixabay.com

Teknik ini saya temukan pertama kali sewaktu saya kuliah di Qatar. Waktu itu disana juga musim panas, dan suhunya bisa mencapai 40 derajat lebih. Tenggorokan ini rasanya kering banget segersang padang pasir.

Tapi tiba-tiba saya punya ide brilian! Ambil tisu tebal atau sapu tangan, rendam di air dingin (kalau bisa air es sekalian), peras seperti memeras kompres untuk demam… lalu tempel di leher! Sumpah, dulu saya sambil jalan kemana-mana pakai kompres di leher tapi nggak ada yang ketawa karena nggak ada yang tahu. Soalnya saya pakai jilbab!

Semoga tips-tips di atas bermanfaat, ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswi PhD di University of Oxford, sedang berjuang menulis disertasi... mohon doanya yaaa

CLOSE