Sampah Jadi Berkah Kemudian Rupiah? Tentu Saja Bisa!

Tanggal 22 April kemarin diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Bumi Sedunia. Bumi kita yang kian menua terus mengalami kerusakan akibat gaya hidup kita sehari-hari. Sampah yang kita produksi setiap hari berkontribusi besar merusak lingkungan apalagi sampah plastik, kaleng dsb yang kita hasilkan. Daripada kita buang dan membuat lingkungan menjadi rusak. Kenapa tidak kita daur ulang dengan kreativitas menjadi barang yang ekonomis. Beberapa karya daur ulang berikut akan membuat kalian berpikir dua kali untuk membuang sampah jenis ini sembarangan.

 <>1. Mengapa Sampah Harus di Daur Ulang?
Susah buat di urai tanah = Sampah Non Organik!

Susah buat di urai tanah = Sampah Non Organik! via http://bachtiarlucky.blogspot.co.id

Permasalahan sampah di Indonesia ternyata masih menjadi masalah klasik yang terus di upayakan solusi nya oleh pemerintah dan masyarakat kita. Berbicara mengenai sampah, hampir setiap orang dapat dipastikan menghasilkan sampah setiap hari nya. Jenis nya pun beragam, mulai dari Sampah Plastik, kertas, kaleng dll. Durasi yang di butuhkan agar sampah bisa terurai secara alami berkisar dari beberapa bulan, ratusan bahkan ribuan tahun. Tapi tahukan kamu jika sampah tersebut dapat di jadikan barang berekonomi tinggi jika di olah dengan kreativitas? Di salah satu Bank Sampah Kota Palu, ada hasil daur ulang sampah yang bisa menghasilkan rupiah. Sampah-sampah plastik, kaleng dan sebagainya disulap menjadi barang-barang ekonomi seperti berikut : 

<>2. Gantungan Kunci dari Tutup Galon Bekas

Bekas tutup Galon menjadi salah satu jenis sampah plastik yang paling sering kita produksi. Seringkali sampah jenis ini akan langsung dibuang ke tempat sampah. Inisiatif kemudian muncul dan mengubah sampah plastik ini menjadi gantungan kunci yang biasanya di gunakan sebagai pemanis di ransel kita. Gantungan kunci ini pernah di beli seharga Rp. 15.000 per buah. Lumayan juga kan!

<>3. Lampion dari Kaleng Bekas
Lampion Romantis dari Kaleng Bekas

Lampion Romantis dari Kaleng Bekas via http://bachtiarlucky.blogspot.co.id

Sampah kaleng juga menjadi salah satu jenis sampah yang paling sering kita hasilkan. Habis makan yang pedas memang paling nikmat kalau ditutup dengan air gelembung alias air soda. Nah kalengnya bisa di jadikan hasil daur ulang menjadi lampion kece seperti ini. Harga nya berkisar Rp.7.000. per buah :)

<>4. Keranjang Sampah dari Tutup Botol Air Mineral
Keranjang Sampah yang Keren Maksimal

Keranjang Sampah yang Keren Maksimal via http://bachtiarlucky.blogspot.co.id

Membuat keranjang sampah yang satu ini membutuhkan cukup banyak bahan dan waktu. Tapi jangan khawatir, tutup air mineral sangat mudah untuk didapatkan disekitar kita. Membutuhkan waktu hampir seminggu untuk membuat keranjang sampah ini. Karya daur ulang ini pernah di beli dengan harga Rp.350.000 sebanyak tiga buah. Keuntungannya bisa kalian hitung sendiri dah!

*Bagi yang mau coba buat, bisa di cek disini!

<>5. Sampah + Kreativitas = Money brayy!

Sampah menjadi Berkah kemudian Rupiah dapat dilakukan dengan kreativitas. Ini membuktikan bahwa untuk menjaga kelestarian lingkungan dapat di lakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mengubah sampah menjadi barang yang dapat digunakan kembali serta bermanfaat!

<>6. Ajak orang-orang di Sekitarmu untuk lebih Peduli Terhadap Lingkungan!
Aktivitas Recycle Class di Bank Sampah!

Aktivitas Recycle Class di Bank Sampah! via http://bachtiarlucky.blogspot.co.id

Siapa pun dapat menjaga lingkungannya dengan cara apa pun. Kreativitas hanyalah salah satu bagian dari berbagai macam cara untuk menyelamatkan lingkungan kita. Ayo jadi masyarakat Indonesia yang cinta dan peduli terhadap Lingkungan!

" Jika kau berfikir Ekonomi lebih Penting dari Pada Lingkungan, Cobalah Menahan Nafas sambil Menghitung Uangmu! "
#SalamSadarSampah #SelamatHariBumi

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Travel Blogger. Environmentalist. Asal Kota Palu

6 Comments

CLOSE