Status ‘Anak Mama’ dan Kejombloan Seseorang Ternyata Nggak Ada Hubungannya. Jangan Suka Mengada-ada!

“Anak mama sih! Pantes awet jomblonya”.

Pernah mendengar celetukan seperti itu terdengar pada gendang telinga kalian?

Masa dewasa atau remaja memang selalu identik dengan yang namanya status jomblo dan berpacaran. Entah sejak kapan, yang pasti ketika tanpa sadar seseorang terlalu asyik dan melupakan hal tersebut, akan ada celetukan-celetukan dari teman atau sahabat, yang akan membuat bingung hendak bereaksi seperti apa untuk menanggapi celetukan mereka.

Bahagia karena merasa diperhatikan? Sedih karena tertinggal berstatus berpacaran? Marah karena sadar bahwa sebenarnya mereka mengejek melalui sindiran? Atau malah membalasnya dengan senyum geli ke arah mereka.

Diakui atau tidak. Celetukan semacam itu selalu sukses menancap dalam memori otak sekaligus membuat jleb hati, kemudian membawa seseorang bernostalgia, lalu berpikir, “Zaman dulu ada memang ada pacaran ya? Memang status jomblo dosa? Terus apa hubungannya dengan anak mama? Atau memang sebenarnya aku tidak menarik ya?”

Nah, banyak orang yang salah paham tentang alasan jomblo yang sebenarnya. Jomblo bukan berarti nggak laku kok. Toh, di dunia ini status berpacaran tidak wajib ‘kan?! Apalagi bagi mereka yang masih berstatus sebagai pelajar, hukum pacaran malah sangat sunnah.

Lalu, apakah jomblo itu karena si pelaku anak mama? Eits, tidak selalu lho! Terus, kenapa ada sebagian orang yang memilih bertahan dengan status jomblo?

 <>1. Mereka lebih memilih fokus belajar dan mempersiapkan masa depan
Fokus Belajar

Fokus Belajar via http://www.pexels.com

Ada beberapa orang yang alasan sebenarnya memilih tetap jomblo karena ingin lebih fokus belajar. Yaps, alasan pertama ini memang selalu pas untuk remaja khususnya para pelajar. Alasan yang sulit diganggu gugat karena memang manfaatnya sangat jelas terlihat.

Terkadang memutuskan memilih satu pilihan memang lebih memiliki hasil yang memuaskan. Mungkin karena dengan memilih satu pilihan, seseorang bisa menjadi fokus dalam segi proses, sehingga membuat hasilnya maksimal.

<>2. Ingin menjaga hati, agar nantinya nggak gampang rapuh dan tersakiti
Mengenggam hati

Mengenggam hati via http://www.pexels.com

Ada peribahasa yang berbunyi "sedia payung sebelum hujan". Nah, mungkin peribahasa itu bisa sedikit  menggambarkan maksud dari menjaga hati di sini. Tidak semua orang siap membuka hatinya alias jatuh cinta. Terkadang ada orang yang harus menunggu sangat lama untuk memastikan apa sebenarnya yang suara hatinya rasakan. Perasaan cinta? Atau hanya perasaan takut kehilangan, ingin memiliki sebentar, dan selebihnya hanya perasaan sesaat saja.

Alasan semacam ini, biasanya memang dimiliki oleh seseorang yang takut menyakiti orang lain, pun menyakiti dirinya sendiri. Dengan begitu, tidak akan ada yang terluka di sini. Tetap menjaga hati sendiri. Tetapi, juga tidak menyakiti orang lain, karena tidak memberi mereka harapan yang bisa membuatnya merasa bahwa kita memiliki rasa yang sama dengannya.

<>3. Lebih nyaman sendiri; bebas tanpa ikatan yang membelenggu diri
Sendiri Itu Indah

Sendiri Itu Indah via http://www.pexels.com

Sendiri itu indah. Iya, manusia termasuk makhluk sosial atau yang berarti tidak bisa hidup tanpa orang lain. Meskipun begitu,banyak juga orang yang lebih nyaman ketika sendiri dibandingkan berkumpul dengan orang lain.

Begitupun dengan menjalin sebuah hubungan seperti pacaran. Jadi, tidak semua orang harus berstatus pacaran, karena menurut sebagian orang, sendiri itu lebih nyaman. Merasa bebas, tanpa aturan, pun tidat terikat dengan orang lain, terutama si pacar yang kadang punya rasa memiliki yang berlebihan. Posesif, dan malah terkesan mengatur serta membatasi semua aktivitas yang akan dilakukan oleh pasangan.

Akan sangat terganggu bukan?!

<>4. Terlau takut jatuh cinta, karena merasa belum siap segalanya
Takut Jatuh Cinta

Takut Jatuh Cinta via http://www.pexels.com

Takut jatuh cinta. Adakalanya seseorang sangat mudah sekali jatuh cinta, dan adakalanya seseorang sangat sulit jatuh cinta. Ada beberapa sebab kenapa orang sangat takut jatuh cinta. Pertama, karena memang takut terluka, Dan yang kedua, karena orang itu punya kejadian buruk atau pernah terluka karena cinta.

Hampir mirip dengan nomer dua. Tetapi sebenarnya hal ini agak sedikit berbeda. Beda dengan menjaga hati, yang bisa saja suatu saat pemilik hati akan membukakanya untuk orang lain ketika merasa sudah menemukan orang yang pas. Takut jatuh cinta lebih serius, karena biasanya seseorang yang takut jatuh cinta, cenderung lebih memilih menyimpan dan mengabaikan rasanya karena takut hal yang sama akan terulang kembali atau yang lebih parah berusaha untuk mengingkari apa yang hatinya rasakan sebenarnya.

<>5. Mengejar karir dan mendedikasikan diri untuk terus belajar. Rasanya, ini sangat wajar :)
Up To Karier

Up To Karier via http://www.pexels.com

Karier merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Setelah proses panjang, akan sangat sayang jika seseorang tidak memiliki karier yang memuaskan bukan?!

Seperti halnya proses. Karier pun kadang juga membutuhkan proses yang panjang. Tidak jarang, seseorang harus rela mengorbankan dan menunda apa yang mereka inginkan termasuk menjalin sebuah hubungan alias pacaran. Kenapa? Karena agar perjalanan untuk mengejar karier tersebut bisa lebih terfokus dan berjalan sesuai rencana, serta tidak melenceng dengan rencana awal.

Tidak ada usaha ringan yang menghasilkan sesuatu yang memuaskan. Kalaupun ada, mungkin hanya ada secuil dari sebuah lingkaran kehidupan. Dunia berjalan seimbang bukan?!

Nah, itulah alasan sebenarnya mengapa seseorang lebih memilih bertahan pada status jomblonya daripada memiliki status berpacaran. So, stop bilang bahwa penyebab jomblo hanya karena si pelaku adalah anak mama!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

8 Comments

  1. Latifah berkata:

    Makasih nanda 🙂

CLOSE