Rumah tangga bukan sekedar buaian semata. Suami adalah sosok teman, sahabat, kekasih dan musuh yang sangat aku sayangi
1. Awalnya aku bahkan tak tahu bahwa kau ada
Tahun terakhir masa kuliah adalah saat terberat untukku. Ditambah harus pindah jam kuliah dan masuk ke suasana baru yang sangat berbeda, jauh sekali dari teman-teman yang sudah 3 tahun berjuang bersama. Saat pertama kali masuk ke kelasmu, aku bahkan tak melihatmu. Sama sekali tidak. Bersyukur ada satu teman yang sudah kukenal dekat. Dalam hati aku berkata "Syukurlah".
2. Dan aku mengenalmu, tetapi hanya nama dan rupamu.
Tanpa ada jabat tangan, tanpa ada basa-basi, akhirnya aku tahu bahwa kau ada. Sebelum mengenalmu, aq lebih dahulu kenal sahabatmu. Darinyalah aku tahu bahwa kau ada. Namun sekalipun kita saling mengenal, berbincangpun tidak. Hanya senyum dan tegur sapa yang ada saat aku baru tiba di kampus. Dan selama 6 bulan, terus seperti itu. Hingga suatu saat, ada pesan masuk ke ponselku. Kulihat namanya dan dahiku bekernyit "Dia?"
3. Akhirnya kita mampu bicara, tertawa dan bercanda.
Akhirnya kita berbicara. Terbuka obrolan diantara kita. Kebanyakan pembicaraan yang ngawur. Hanya bullyan dan serangan "ciieee" yang terlontar, karena saat itu aku tahu ada wanita yang selalu dipasangkan denganmu. Dan entah sejak kapan berbincang denganmu menjadi rutinitas ku. Dan tak ada rasa curiga di hatiku. Aku merasa kau teman yang sangat menyenangkan.
4. Tak pernah terduga janji itu terlontar dari mulutmu.
Hari itu semua terasa asing. Aku yang tak pernah ingat tanggal diberi tahu bahwa kau berulang tahun. Dengan semangat aku minta diajak makan malam, tentu sebagai bahan ledekan saja. Tak pernah aku duga kau anggap serius semua itu. Dan malam itu benar-benar kita makan bersama untuk pertama kalinya. Dan mendadak kau melihat ke arahku, dengan tegas kau bilang "Jika, aku serius sama kamu, mau jadi pendamping aku?".
5. Satu tahun saja yang kau perlukan.
Satu tahun sudah berlalu, halal sudah ikatan diantara kita. Awal pernikahan sungguh kejutan bagiku. Akhirnya aku tahu emosimu. Aku tahu amarahmu. Dan aku paham cemburumu. Kau yang terdiam karena kesal. Kau yang menjawab acuh karena emosi. Tapi tak pernah sedikitpun perasaan itu bertahan lama. Karena setiap senyuman yang ada dapat mencairkan emosi diantara kita. Kau adalah teman terbaikku. Sahabat paling setia. Kekasih yang tercinta. Dan kau musuh terindahku. Terima kasih sayang. Aku bahagia karena kau memilihku.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.