Tentang Perjalanan yang Kubutuhkan Hingga Aku Ikhlas Melepasnya Untukmu, Kekasih Baru Priaku

Hariku kini berbeda sekali, aku berjalan bebas tanpa ada tangan lain yang mengisi sela jari. Rasa kosong dalam diri perlahan terusir pergi, ada mimpi lain yang mengisi, bukan tentang dia lagi, pria kecintaan yang sekian lama mengisi hati. Kali ini, padamu sang pengganti kuceritakan terjalnya jalan yang kulalui hingga aku sampai di titik ikhlas ini.

 <>1. Hari pertama dia mengakhiri "kami" putaran duniaku seakan berhenti.
tiba-tiba dia memutuskan untuk pergi

tiba-tiba dia memutuskan untuk pergi via http://google.com

Dia pergi, tidak ada yang bisa menggambarkan kacaunya hati selain kalimat "rasanya seperti mau mati". Aku menangis berhari-hari, memeluk diri sendiri dan mengoreksi salahku di sana sini. Sama sekali tak terlintas di pikiran dia sudah menyiapkan pengganti, aku benar-benar berharap masih bisa kembali. Tetapi dia, priaku, kekasihmu, mengatakan ini harus diakhiri, dan jangan sampai ada orang lain yang tersakiti.

Aneh, kenapa dia menyebut orang lain yang akan tersakiti, bukannya salah satu dari kami.

<>2. Hanya dalam hitungan hari kode di udara untukmu sudah bisa dengan jelas kubaca.
bisa kubaca, priaku sedang jatuh cinta

bisa kubaca, priaku sedang jatuh cinta via http://dylandsara.com

Priaku seketika berubah menjadi orang yang berbeda, perasaanku sama sekali tidak lagi dia jaga. Sudah bisa jelas kubaca, dia sedang jatuh cinta. Tapi aku masih bertanya, perempuan mana yang tiba-tiba memenangkan hatinya.

Perasaanku kacau dengan sendirinya, aku menolak percaya ada cinta lain yang berhasil mencurinya.

<>3. Aku sempat memintanya kembali dan memperbaiki, tapi dia mengatakan sudah tak bisa lagi, rupanya ada kamu yang sedang mendekati.
dia bersikeras untuk pergi

dia bersikeras untuk pergi via http://google.com

Seminggu setelah "kami" diakhiri, aku meminta priaku kembali, aku berjanji versi terbaik diriku yang akan kuberi. Tapi dia, priaku, bersikeras tak mau mencoba lagi. Aku bertanya apa karena ada orang lain yang yang sudah mengisi hati. Tidak, dia tidak mengakui, dia katakan itu murni pertimbangannya sendiri, hanya saja dia mengamini saat itu sudah ada kamu yang datang mendekati.

<>4. Aku manusia, sempat iri, sakit hati, dan merutuki.
rasa sakit sempat meyelinap di hati

rasa sakit sempat meyelinap di hati via http://rewalls.com

Aku masih merasa perpisahanku dengannya adalah mimpi, tapi ternyata di sana aku sudah diganti. Nyeri sekali, ini masih dalam hitungan hari, lebam biru di hati belum sedikit pun terobati, tapi aku dan kamu sudah berganti posisi. Priaku kini sudah kau miliki.

<>5. Aku mengenal keluarga priamu dengan baik, walau akhirnya tetap saling berkabar, tapi rasanya aku harus berpamitan.
di antara mereka tidak akan ada lagi saya

di antara mereka tidak akan ada lagi saya via http://dylandsara.com

Tiba di satu perbincangan, aku mengatakan aku dan priamu sudah tidak lagi ada hubungan. Selama beberapa tahun saling bertukar pesan, ini adalah kali pertama berkomunikasi dengan mereka membutuhkan seluruh ketegaran. Aku minta maaf karena banyak kekurangan, mereka pun sama, meminta maaf padaku karena yang bisa dilakukan hanyalah memberi saran. Sakit, karena dalam kebersamaan mereka, aku tak kan pernah lagi ambil bagian. Setelahnya, ada perasaan lega, walau air mata sempat bercucuran.

<>6. Dia mulai memperkenalkanmu pada dunia, membuatku bertanya "apa lebihnya kamu dibanding saya?"
saya bertanya apa lebihnya kamu dibanding saya?

saya bertanya apa lebihnya kamu dibanding saya? via http://dylandsara.com

Aku tidak lagi berkomunikasi dengannya, priamu, dia menutup semua aksesnya. Sampai akhirnya kutemukan foto kalian terpasang di sosial media. Saat itu aku ingin berteriak

"Mama...apa lebihnya dia dibanding saya?"

Kamu berhasil mendapatkan dia dengan mudahnya. Sedangkan aku, yang terseok-seok memperjuangkan dan menunggunya dengan setia tiba-tiba ditinggalkan begitu saja, mudah saja, tanpa ada kesempatan kedua.

<>7. Tentang hubungan kalian sekarang, aku tidak ingin tahu, tapi tentang siapa kamu aku sedikit penasaran.
sejak kapan kamu hadir di antara kami?

sejak kapan kamu hadir di antara kami? via http://google.com

Aku mulai bertanya tentang dirimu, siapa gerangan? Sejak kapan kalian menjalin hubungan? Sejak kapan kalian bersisian? Dimana kalian berkenalan? Hingga aku mengingat-ingat semua percakapan.

Kamu kah dia? yang saat kami masih bersama sering sekali mengirim pesan.

Kamu kah dia? yang dulu diceritakan sering mengajak jalan.

Kamu kah dia? yang aku minta telponnya jangan diabaikan.

Kamu kah dia? yang saat priaku bertanya bolehkah keluar bersama selalu aku ijinkan.

Demi Tuhan  aku percaya padanya, hubungan kami punya tujuan, ada masa depan yang sudah digambarkan,  keluarga pun sudah meminta pertemuan.  Aku percaya saat itu priaku akan bertahan, dia tidak mungkin pindah haluan.

<>8. Aku merapal doa setiap hari, menyatukan kembali pecahan hati, hingga kusetujui hanya bahagianya yang kuingini.
hanya bahagianya yang kuingini

hanya bahagianya yang kuingini via http://dylandsara.com

Berakhirnya kami, dan bersisiannya kalian mencabik hatiku di sana sini, menjadi pecahan berantakan sampai tak ada bentuknya lagi. Sepotong doa kurapal tiap hari, perlahan membuat hatiku utuh lagi. Hari berganti, tidak lama, sebentuk keihlasan sudah kutemui, hanya bahagianya yang kuingini.

Begitulah caraku mencintai, pria kesayangan yang kini kau miliki.

<>9. Dulu kami punya sekotak impian tentang masa depan, semoga denganmu semua akan diwujudkan.
semoga dengamu segala impian akan diwujudkan

semoga dengamu segala impian akan diwujudkan via http://dylandsara.com

Dia pria yang sangat butuh pendampingan, dia punya mimpi besar dan mau bergelut dengan tantangan. Keikhlasanmu untuknya sungguh aku harapkan. Semoga padamu pencariannya tergenapkan. Semoga bersamamu semua mimpinya diwujudkan. Semoga untuk kalian semesta mengaminkan.

Sekali lagi, untukmu penggantiku, pria kesayangan itu kulepaskan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Yang kutulis belum tentu diriku

10 Comments

  1. Edi Nugroho berkata:

    astaga, aku belum memikirkan hal sejauh ini tentang perasaan wanita.
    terimakasih mbak fenti, sangat membantu.

  2. Sama2… Terimakasih sudah membaca 🙂

  3. Mungkin smua mimpinya bukan dnganku dia bisa menggapainya.

CLOSE