Terima Kasih Sudah Khawatirkan Kami, Ayah dan Ibu. Tapi Kami Pun Perlu Berkembang Bukan?

Saya mulai merantau saat berusia 17 tahun untuk berkuliah di Surabaya. Selanjutnya saya sudah merantau ke 4 tempat lain di luar Pulau Jawa. Adik saya lebih mania lagi, perantauannya lebih banyak di luar Indonesia. Saat ini dia malah tinggal di Strassbourg, Perancis. 

Setiap kali mengetahui kenyataan ini, orang-orang biasanya langsung bertanya-tanya “Kok bisa anak-anak perempuan dibiarkan tinggal di tempat yang jauh-jauh begitu sama orang tuanya?” Iya, harus saya akui, saat melepas kami merantau untuk pertama kalinya, kedua orang tua saya pun mengalami kesulitan mengatur perasaannya. Bahkan sampai sekarang, kelihatannya tetap tidak menjadi lebih mudah bagi ayah saya setiap kali mengantar saya atau adik saya pergi. Tetapi mereka selalu merestui selama saya pergi ke tempat yang bisa membuat saya menjadi lebih baik.

Percaya tidak percaya, setelah bertahun-tahun melepas kami untuk merantau, ibu saya justru menjadi semakin cantik, semakin segar dan semakin sehat. Mungkin karena sudah tidak ada lagi 2 anak perempuan rempong yang mengacaukan hari-harinya. Hehe.

Berangkat dari keresahan yang saya lihat pada orang tua yang melepas rantau anaknya. Berikut saya sampaikan beberapa tips agar para orang tua tidak menghambat upaya pengembangan diri anak dengan menghalang-halangi atau bahkan melarang perantauan.

1. Bangun Pondasi Keimanan Anak Anda

Advertisement

Pastikan sejak kecil Anda telah berusaha membangun dasar keimanan yang kuat dalam diri anak Anda. Saya sebut sebagai pondasi karena keimanan inilah satu-satunya hal yang akan menyelamatkan anak Anda dari pergaulan yang salah atau perilaku yang kurang baik selama di perantauan.

Saat di perantauan, Anda tidak akan bisa lagi memantau anak Anda 24 jam sehari. Anda tidak bisa mengetahui dengan pasti di lingkungan yang seperti apa anak Anda tinggal. Dengan pondasi keimanan yang mantap, tanpa Anda pantau, anak Anda akan tetap berada di jalan yang benar dalam kondisi lingkungan apapun.

2. Latih Kemandirian Sejak Dini

harus mandiri via http://www.lucudanunik.com

Kemandirian bukan berarti anak Anda bisa merapikan kamarnya sendiri atau bisa menggoreng telur sendiri. Kemandirian yang saya maksud adalah anak Anda bisa tetap menjalani hidup dengan baik tanpa bantuan dari Anda sebagai orang tua.

Advertisement

Anak Anda harus terbiasa menemukan solusi dari permasalahannya dengan resource yang ada. Kemampuan beradaptasi, kemampuan komunikasi yang baik dan sikap fleksibel akan sangat membantu anak Anda untuk fit in di perantauannya. Harus saya tegaskan, kemandirian yang lemah seorang anak bukan berarti dia tidak akan bertahan di perantauan, hanya saja akan membuat dia kesulitan di masa-masa awal perantauannya. Ada beberapa rekan perantauan saya yang mengalami hal seperti ini tetapi kemudian semakin berubah dan bahkan sudah menjadi orang-orang yang hebat saat ini.

3. Perbekali Diri dengan Informasi Selengkap Mungkin

Perbanyaklah wawasan Anda dalam bidang apapun. Latihlah kebiasaan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya sebelum Anda mulai khawatir tentang suatu hal.

Kekhawatiran biasanya muncul karena ketidaktahuan orang tua tentang daerah rantau yang akan dituju anaknya. Oleh karena itu, saya biasanya menyarankan bagi anak-anak calon perantau untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya terlebih dahulu dan merangkumnya untuk disampaikan kepada orang tua mereka. Salah satu hal yang biasanya dilakukan oleh orang tua saya adalah mengunjungi saya di tempat rantau, sejauh apapun tempat rantau saya. Hal ini saya anggap sebagai hal yang positif karena selain membuat orang tua saya tenang melihat saya baik-baik saja, mereka juga bisa sambil jalan-jalan melihat hal-hal baru.

4. Ubah Kekhawatiran Anda Menjadi Rangkaian Doa yang Manis

Advertisement

Semakin besar kekhawatiran Anda terhadap anak Anda, berarti Anda harus memperbesar doa Anda. Jangan melampiaskan kekhawatiran Anda dengan menelepon anak setiap waktu, mencecar mereka dengan pertanyaan-pertanyaan atau lebih parah lagi menelepon orang sekeliling anak Anda untuk mengetahui kondisi mereka. Percayalah, meskipun kami memahami kekhawatiran Anda tetapi sangat tidak nyaman bagi kami bila Anda melakukan hal tersebut.

Percayakan anak Anda hanya pada tangan kuasa-Nya.

5. Jangan Isi Hari Anda dengan Gelisah atau Khawatir. Coba Cari Kegiatan Bermanfaat dan Menyenangkan

kegiatan bermanfaat via http://anantbodhyoga.com

Setelah melepas anak-anak untuk merantau, para orang tua seharusnya menjadi lebih "bebas". Tidak perlu terbebani dengan urusan anak-anaknya lagi yang sering memusingkan kepala.

Selain berfokus untuk kerja, orang tua bisa saja memperdalam hidup keagamaan, berolahraga rutin, membuka bisnis, menjadi aktif di kegiatan-kegiatan sosial, dll. Semakin pasif Anda, semakin parah perasaan khawatir dan gelisah Anda pada anak Anda.

Saya yakin tidak mungkin menghilangkan anak Anda dari pikiran Anda. Tetapi jangan biarkan energi-energi negatif bermunculan dan menyelimuti hari-hari Anda. Sebaliknya isilah dengan energi positif. Ini baik bagi kesehatan pribadi Anda juga dan tentunya baik bagi kami di tempat rantau.

Kami ingin orang tua kami baik-baik saja, sehat selalu dan bahagia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Dokter. Perantau. Peduli Perempuan.

8 Comments

  1. Cresentia Ella berkata:

    Sangat menginspirasi ��
    Terimakasih dr. Gabriella Sandranila Suryadana

  2. Terimakasih kembali Tante Ella..semoga bisa menjadi berkat bagi banyak orang.

CLOSE