Teruntuk Wanita Setengah Dewi yang Kupanggil Ibu

 

Ibu, wajah pertama di Dunia yang ku temui ketika aku dilahirkan. Ibu, orang pertama di Dunia yang menangis untukku, orang pertama yang ku buat menangis pula. 

Ibu, tangan pertama di Dunia yang merangkulku dengan lembut. Ibu, dekapan pertama di Dunia yang mengahangatkanku. Dialah wanita ½ dewi yang kupanggil Ibu. 

 <>1. Wajah Ibu.
Mom and Daughter

Mom and Daughter via http://www.stockroomvintage.com

Ibu, terima kasih karena telah mengandung aku. Dulu, saat aku memberontak dalam setiap ketidak mengertian akan rencanamu akan masa depanku. Aku sempat berfikir kenapa harus lahir dari rahimmu? Kenapa harus dikandung oleh dirimu? Kenapa ?

Dan sekarang aku bertanya kembali pada diriku. Kenapa aku bisa begitu lancang terhadapmu? Siapa aku? Apa karena aku anak yang dilahirkan dari rahimmu sehingga begitu berhak banyak menuntut dalam hidupmu ? maaf ibu.

Kau adalah wajah pertama yang tersenyum di Dunia ini untukku, masih ku ingat dengan begitu jelas masa masa dimana aku adalah putri kecilmu. Berbaring di pangkuanmu dan melihat senyumanmu adalah seluruh Dunia yang ku miliki saat itu. Sampai pada saat semuanya berubah. Aku beranjak dewasa, kata orang orang, aku bukan lagi putri kecil dan aku harus dewasa.

Aku begitu muda, tapi keadaan memaksaku untuk membuat keputusan layaknya orang dewasa. Keluarga dalam gambaran umur belasan tahunku yang sempurna juga berubah.

Ibu, saat itu aku tidak mengerti akan keputusan yang kau ambil dengan embel-embel demi masa depan kami anak anakmu. Perpisahan kita saat itu membuatku menjadi pribadi yang keras dan menyembunyikan segalanya.

Pertemuan kita tak kalah hebatnya mengguncang aku juga, namun aku bahagia karena bisa melihat wajahmu lagi. Begitu banyak pertanyaan yang ingin ku ajukan. Namun harus senantiasa ku pendam. Karena kita berdua mengerti bahwa itu akan menggores perih.

Ibu, aku ingin kau tau bahwa, aku mengerti. Kau tak perlu menjelaskan apa apa padaku, kisahmu simpanlah bersama sahabat kepercayaanmu. Kisah yang tak ingin kau sampaikan pada anak anakmu, kami pun sudah cukup dewasa bahwa kau memiliki kisahmu sendiri yang tak perlu kami ketahui.

Ibu, kau tak perlu membuktikan apa apa pada mereka yang mencibirmu, mereka akan lelah dengan sendirinya. Ibu, senantiasalah untuk bahagia di sana, karena ketika aku memandang langit aku merasa aman. Karena disanalah kini ku pandang wajahmu seperti waktu kecil dulu. 

<>2. Tangisan Ibu.
Seeing your mom cry

Seeing your mom cry via http://mom.me

Ibu, terima kasih karena telah melahirkanku. Ku ingat semua mengatakan aku adalah putri kesayanganmu, dan nyatanya aku memang selalu begitu. Tidak ada 1 hari pun semenjak aku dilahirkan di Dunia aku berada jauh dari dirimu. Sampai pada saat perpisahan itu tiba.

Kau menangis bahagia untukku ketika aku lahir, dan kau juga yang terlambat kusadari kerap menangis dalam tidurmu karena cemas akan masa depan anak anakmu. Sekali, 2 kali, 3 kali, aku pernah memergokimu menangis dalam tidurmu ketika memelukku, begitu beratkah ibu semuanya ? kenapa tak kau tinggalkan saja semua beban itu ? maaf ibu.

Aku belajar banyak dalam diammu ibu, Dunia begitu kejam bukan ? suatu kali kau pernah menatapku begitu lekat dan mengisyaratkan hal tersebut. Tenanglah ibu, aku belajar banyak darimu dan cukup kuat untuk menghadapi Dunia yang kejam ini.

Kepada orang yang pertama kali ku buat menangis dan ku panggil Ibu, aku minta maaf. Aku tau, dalam masa pemberontakanku telah banyak kata dalam sikap diamku yang menyakitimu. Ketahuilah ibu, masa masa tersebut juga membuat air mataku jatuh tiap malam. Aku sama sepertimu di masa itu, selalu bertanya kepada Tuhan mengapa garis kehidupan harus seperti ini.

Ibu, terlepas dari semuanya. Terima kasih karena telah melahirkan aku dan menjadikan aku pribadi yang kuat. Walau kadang air mata ini tak bisa ku bendung disaat rindu akan hadirmu.

<>3. Tangan Ibu.
Mothers hold their children's hand for a short while, but their heart forever

Mothers hold their children's hand for a short while, but their heart forever via https://www.pinterest.com

Ibu, terima kasih karena telah menggandengku. Dengan tanganmu kau mengajarkan aku arti sopan santun, kejujuran, dan kasih. Alkisah, ada yang pernah berkata padaku bahwa tautan tangan seorang ibu dan anak adalah selamanya, yaa hal tersebut benar adanya. Ibu, tanganmu memang tak lagi bisa menggandengku saat ini, tapi aku selamanya aku merasa aman karena dimanapun aku pergi, aku selalu merasakan kehadiranmu.

Ibu ingatkah hari dimana aku pertama kali mengambil keputusan besar dalam hidupku ? aku merasakan sosokmu tersenyum kepadaku. Seolah berkata aku melakukan hal yang baik. Sebelum kepergianmu, kau pernah berkata padaku bahwa lakukanlah hal benar yang ingin ku lakukan.

Ibu, terima kasih karena telah memberikan aku keberanian untuk melawan arus dalam keluarga besar dimana aku dilahirkan. Terima kasih ibu karena telah mempercayai aku dan menggandeng tanganku. Aku beruntung karena memiliki seorang ibu sepertimu.

<>4. Dekapan Ibu.

Ibu, terima kasih karena telah memelukku. Begitu banyak hal yang terjadi, dan hanya dalam pelukanmu aku merasa aman. Rasanya sangat menyakitkan sampai aku tak bisa mengeluarkan kata ketika melihatmu terbaring tak berdaya, aku seolah kehilangan rumah untuk berpulang ketika dirimu harus kembali ke rumah Tuhan.

Perjuanganmu selama lebih dari sewindu akhirnya selesai. Dan hari itu pula terakhir kali pula aku memelukmu sebelum tubuhmu hilang di tutup oleh tanah. Ibu, semuanya memang berat di awal, kehilanganmu, dan cobaan lain datang bertubi.

Tapi terima kasih ibu karena telah memelukku dan menjagaku selama ini. karena setiap kali hatiku merasa kosong, aku merasakan dekapanmu mengghangatkanku dan aku kembali kuat menatap hari hariku. Aku putri kecilmu yang kini tak pernah lagi merasa kehilangan dirimu.

<>5. Dialah Wanita 1/2 Dewi yang kupanggil Ibu.
A baby asked God

A baby asked God via http://metro.co.uk

Ibu, wanita dengan kekuatan ½ dewi yang selalu ku rindukan. Terima kasih karena telah memilih untuk melahirkan dan membesarkanku dengan tangguh. Aku bersyukur kepada Tuhan karena pelajaran kehidupan ini ku dapatkan sedari awal sehingga aku bisa menjadi kuat seperti sekarang dan semua berkat ibu.

Tapi ibu, dirimu yang wanita ½ dewi tidak pernah sekalipun ku temui berhenti sejenak dalam kehidupanmu untuk mengambil nafas dan mengehalanya. Ibu, kau yang selalu menampakkan wajah kuat penuh kasih itu apakah bahagia menjalani kehidupanmu dulu?

Maaf ibu, karena aku pernah menguji kekuatanmu dengan segala kelakuanku. Bahkan sekarangpun ketika kau tidak bisa ku temui secara fisik, aku mengujimu dengan tangis di malam hari, bersembunyi dalam selimut dan memanggil mu.

Ibu, terima kasih karena memberikan aku kekuatan darimu yang wanita ½ dewi. Kau yang dulu dalam ingatanku selalu tampil di depan membela anak anakmu apapun yang kami lakukan. Aku berterima kasih akan segala pengorbanan yang telah kau lakukan. Maka sekarang, berbahagialah ibu dan izinkahlah aku berhenti sejenak. Peluk aku, dekap aku, dalam diam ini. Terima kasih wanita ½ dewi yang slalu ku rindu dan ku panggil Ibu. 

Putri kecilmu yang bangga akan dirimu. :) 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE