Tinggalkan Kebiasaan Buruk Anak Muda Ini

1. Terlalu sering bermain gadget

gadet freak

gadet freak via http://jakartakita.com

Salah satu kebiasaan yang kurang baik adalah terlalu sering bermain gadget, terutama HP. Kebiasaan ini bisa membuat quality time kita bersama seseorang menjadi “menunduk time”. Sangat tidak wangun ketika kita berbicara panjang lebar namun lawan bicara kita malah asyik menunduk menyelami layar gadget. Selain tidak asyique, kebiasaan ini dapat menghasilkan dampak buruk, seperti menurunkan kemampuan berbicara di depan publik, menghambat pola komunikasi efektif, menumbuhkan sifat malas, dan banya lagi lainnya lainnya. Enyahlah, generasi menunduk!

2. Bosen bikit, bagus dikit, upload!

Advertisement

Tidak jauh berbeda dengan kebiasaan pertama di atas, kebiasaan ini bisa mengurangi kualitas momenmu. Hal ini juga bisa menjauhkan kita dari sopan santun dan etika. Contohnya saat makan, seolah-olah memfoto makanan dan mengunggah di media sosial sudah menjadi tradisi baru.

Sedangkan, hal tersebut jika berlebihan akan terkesan tidak sopan. Belajarlah menghayati kehidupan dengan perasaan dan fikiran, bukan dengan kamera. Kurangi kebiasaan ini, kecuali kamu adalah admin OA Line!

3. Terlalu bergantung pada teknologi

Di zaman yang serba-canggih ini kehidupan kita banyak terbantu dengan teknologi. Namun, terlalu bergantung pada teknologi bisa membuat kita menjadi miskin inisiatif. Karena saat kita terbiasa menyelesaikan sesuatu dengan teknologi, kemudian suatu saat teknologi itu tidak lagi bisa membantu kita, kita akan cenderung untuk malas mengerjakannya dan meninggalkan pekerjaan itu. Sedangkan kita dianugerahi teknologi oleh Tuhan yang lebih canggih dari teknologi manusia : otak untuk mencari solusi.

Advertisement

4. Mudah terpancing arus pergaulan

Memiliki pendirian adalah kunci untuk menerjang “kerasnya” kehidupan. Kamu akan tertatih menjalani kehidupan kalau yang kamu jalani adalah sesuatu yang “enggak kamu banget”. Coba fahami karakter dirimu, siapa kamu, bagaimana kamu, lalu kokohkan itu. Anak-anakmu kelak membutuhkan inspirasi tentang bagaimana menghadapi kerasnya kehidupan, bukan seberapa gaulnya dirimu. Atau, jadilah seorang trend-setter, bukan menjadi follower. Do something different!

5. Terlalu larut dalam tulisan galau

Memang tulisan bisa dijadikan sebagai salah satu media untuk mencurhakan perasaan. Membaca tulisan yang sesuai dengan kondisi hati kita juga akan menenangkan, terlebih saat kita galau. Tapi, terlalu larut membaca tulisan galau akan membuat hati kita menjadi lemah.

Daripada sekedar membaca, lebih baik curahkan perasaanmu ke dalam tulisan. Tidak untuk menyelami kegalauan, tapi untuk bangkit dengan menikmati dan mensyukuri salah satu fragmen kehidupan kita yang indah. Karena, sakit hati adalah seni kehidupan.

Advertisement

6. Mudah mengatakan, “Nanti aja, ah.

Salah satu faktor yang mengundang permasalahan adalah kebiasaan menunda. Hal ini sederhana, tapi bisa mengundang permasalahan yang begitu rumit. Lupakan pemikiran seperti, “kasur adalah magnet paling kuat”, ”lima menit lagi masih bisa”, “buka instagram bentar, ah”, “duh, kok mager ya”, dan sejenenisnya. Terapkan sebuah prinsip dalam hidupmu : lakukan sekarang atau menyesal kemudian.

7. Jarang membaca, sering berbicara

Indonesia menjadi salah satu negara dengan minat baca penduduknya yang paling rendah. Namun, di dalam kehidupan kita terutama dalam media sosial, kita akan menjumpai banyak orang-orang yang hobi untuk mendebatkan sesuatu. Sedangkan kalau kita fahami, banyak argumen mereka yang tidak berbobot. Ora masyuk blas! Itu karena jarang membaca namun sering berbicara.

8. Lebih memprioritaskan pacar daripada oran gtua

pacar dan orangtua

pacar dan orangtua via http://papasemar.com

Jika kamu termasuk orang yang suka memanjakan kekasihmu, maka bersyukurlah, karena kamu adalah orang yang berbesar hati. Namun, jika kamu termasuk orang yang lebih memrioritaskan pacar daripada orangtua, maka sepertinya dolanmu kurang adoh.

Maknanya, kamu kurang jauh dalam memahami kehidupan ini. Kamu bisa memanjakan pacarmu karena orangtuamulah yang mendidikmu menjadi orang berbesar hati dan kamu orangtuamulah yang memfasilitasimu sehinga kamu bisa melakukannya. So, think again!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Manusia Setengah Pena

CLOSE